Sekretaris Jendral ASEAN, Ong Keng Yong sempat diwawancarai wartawan kantor berita Xinhua dan harian Renminribao Tiongkok bertepatan dengan genap 15 tahun pembangunan kemiteraan dialog antara Tiongkok dan ASEAN. Dalam wawancara itu, Ong Keng Yong menyatakan, bagi ASEAN, kemiteraan dialog dengan Tiongkok adalah peluang, bukan ancaman. Penyerapan modal asing dalam jumlah besar oleh Tiongkok dapat mendorong ASEAN meningkatkan taraf kerjasama dengan investor.
Dikatakan oleh Ong Keng Yong, pada kenyataannya, sejak ASEAN dan Tiongkok menandatangani persetujuan daerah perdagangan bebas, modal asing yang diserap ASEAN maupun Tiongkok telah bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama menguntungkan kedua belah pihak. Sudah tentu, ada sejumlah sektor tertentu di dalam ASEAN yang khawatir akan persaingan dari pihak Tiongkok, misalnya industri mainan, pakaian dan tekstil, produk Tiongkok memiliki daya saing yang kuat, namun ini juga merupakan suatu peluang bagi ASEAN untuk merestrukturisasi ekonominya. Bagi ASEAN, yang penting adalah menemukan keunggulan komparatifnya sendiri terhadap Tiongkok untuk saling mengisi dengan keunggulan masing-masisng. Selama beberapa tahun sejak Daerah Perdagangan Bebas ASEAN ?Tiongkok (CAFTA) dihidupkan, pengenalan masing-masing pihak terhadap pihak lain telah bertambah.
Ong Keng Yong menyatakan yakin, sejalan dengan perkembangan pesat ekonomi Tiongkok secara kontinu, minat Tiongkok terhadap ASEAN akan bertambah. ASEAN memiliki sumber daya alam yang melimpah, banyak kebutuhan Tiongkok dalam pembangunan ekonomi dapat terpenuhi dari ASEAN. Kedua pihak seyogianya dapat menemukan cara untuk mencapai kemenangan bersama. ASEAN ingin menyerap lebih banyak investasi dari Tiongkok dan mengharapkan Tiongkok lebih banyak dan lebih dalam ambil bagian dalam industri dan perdagangan ASEAN, dengan demikian, hubungan ekonomi antara Tiongkok dan ASEAN akan lebih plural. Ia mengusulkan ASEAN membangun "jaringan produksi regional" untuk mengekspor suku cadang ke Tiongkok.
Ong Keng Yong berpendapat, ASEAN perlu melakukan dengan baik satu hal yakni tidak hanya mengekspor produk ke Tiongkok, melainkan perlu lebih banyak mengenal Tiongkok. Partisipasi Tiongkok dalam Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama Asia Tenggara sangat penting bagi hubungan antara Tiongkok dan ASEAN, karena ini berarti Tiongkok mengupayakan keamanan dan kestabilan di kawasan ini. Antara kedua pihak terdapat sejumlah perselisihan, namun tidak perlu harus bertentangan. Tiongkok dapat mendorong kemakmuran lebih lanjut ASEAN, dan sebaliknya ASEAN dapat mendorong hubungan persahabatan Tiongkok dengan negara-negara lain di dunia.
Dikatakan oleh Ong Keng Yong, sudah genap 15 tahun ASEAN dan Tiongkok membangun kemiteraan, namun masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan kedua pihak untuk memperluas jalan terbaik guna berbagi hasil kemiteraan.
Dikatakan oleh Sekjen ASEAN tersebut, ASEAN dan Tiongkok bekerjasama di bidang-bidang pertanian, pariwisata, energi dan lain-lain, dan dialog antara pemimpin Tiongkok dan ASEAN di bidang keamanan, perdagangan dan antiterorisme terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa negara-negara berkembang seperti Tiongkok dan anggota-anggota ASEAN dapat melakukan kerjasama yang lebih erat dan harmonis untuk mencapai perkembangan bersama. Daerah Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN (CAFTA) dapat dijadikan dasar bagi ASEAN untuk mengembangkan daerah perdagangan bebas yang lebih luas. Maka, kerjasama dengan Tiongkok merupakan dasar bagi ASEAN untuk melangkah ke dunia.
Menyinggung perkembangan ASEAN sendiri, Ong Keng Yong mengatakan, ASEAN tahun lalu telah menyerap sejumlah besar modal asing, terutama karena kawasan ini mengembangkan ekonomi berorientasi global. Iklim investasi yang menguntungkan termasuk konsep pengintegrasian ekonomi telah mendorong bertambahnya investasi asing. ASEAN akan terus menyempurnakan undang-undang dan peraturan investasi dan memperbaiki lebih lanjut iklim investasi.
Ong Keng Yong khusus menyinggung keputusan ASEAN untuk mempercepat realisasi pengintegrasian ekonomi, yakni dipercepat dari tahun 2020 menjadi 2015. Ini adalah satu langkah lebar ASEAN dalam proses pengintegrasian ekonomi. Pengambilan keputusan itu didasarkan pada dua alasan penting, yakni pertama, sampai tahun 2014, perundingan antara ASEAN dengan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan , Asustralia dan Selandia Baru tentang daerah perdagangan bebas akan berakhir. Ini berarti pasar ASEAN sudah memenuhi tuntutan daerah perdagangan bebas. Kedua, percepatan proses pengintegrasian dimaksudkan untuk mendorong negara-negara ASEAN lebih aktif melakukan reformasi intern.
Berbicara tentang kesenjangan yang ada di antara anggota ASEAN, Ong Keng Yong mengatakan, di antara anggota-anggota ASEAN, ada yang ekonominya lebih berkembang, dan ada pula yang relatif tertinggal. Negara-negara yang relatif berkembang akan membantu negara-negara yang kurang berkembang seperti Vitnam, Kamboja, Laos dan Myanmar. Tugas urgen dewasa ini ialah mempebaiki transportasi dan infrastruktur negara-negara tersebut dan membantu mereka memupuk pejabat pemerintah yang mempunyai pengertian mendalam terhadap ekonomi pasar dan aturan internasional.
Ong Keng Yong menyangkal isu tentang ASEAN sedang maju menyusuri jalan Uni Eropa. Dikatakannya, ASEAN bisa masuk ke pasar tunggal melalui pengintegrasian ekonomi, namun tidak bersedia mencontoh cara Uni Eropa. Negara-negara ASEAN cenderung melaksanakan pengintegrasian ekonomi secara bertahap.
|