|
JAKARTA, 20 Mei (Xinhuanet). Setelah kemerdekaan East Timor, beberapa pembuat kebijakan Indonesia percaya bahwa Indonesia dan East Timor harus membangun hubungan bilateral untuk masa depan.
Panda Nababan, seorang anggota Komisi Dua DPR mengatakan bahwa kunjungan Presiden Megawati Soekarnoputri, yang telah membangun hubungan persahabatan antara kedua negara, merupakan tanda yang baik untuk terus berkembangnya pembangunan dan hubungan baik antara kedua negara.
"Kami berharap hubungan baik akan mempermudah masalah penampungan pengungsi, transisi pemindahtanganan aset, dan masalah-masalah perbatasan antara kedua negara," kata Nababan kepada Xinhua di Gedung Parlemen hari Senin lalu.
Menurut Nababan, parlemen pada umumnya menyambut kemerdekaan East Timor.
Sesuai dengan fakta bahwa negar a yang baru berdiri ini masih lemah dalam ekonomi dan politik, Nababan mendesak PBB untuk tidak mengakhiri keterlibatannya dalam negara ini terlalu dini.
"PBB harus tetap memberi bantuan kepada mereka di East Timor yang mengalami kesulitan," tekannya.
Ia mengatakan bahwa kini Indonesia juga mengalami krisis ekonomi yang membatasi bantuan yang dapat mereka berikan untuk negara tetangga yang baru saja berdiri tersebut.
Sementara itu, Haryanto Taslam, anggota Komisi II DPR mengatakan bahwa Indonesia harus mengerti pilihan orang-orang East Timor untuk memiliki negara sendiri.
"Indonesia pernah dijajah oleh negara-negara lain untuk waktu yang lama, jadi kita bisa mengerti pilihan orang-orang East Timor untuk kemerdekaan," katanya.
"Kedaulatan ada di tangan rakyat, jadi kita harus menghormatinya," katanya.
Menurut Tatang Kurniadi, seorang anggota Komisi II DPR dari faksi militer dan polisi, Indonesia harus menjaga hubungan baik dengan East Timor. Ia berharap hubungan ini akan membantu terlaksananya kepentingan nasional di masa depan.
http://news.xinhuanet.com/english/2002-05/20/content_401328.htm
|