Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-12-29 14:44:14    
Makam Jengiz Khan

cri

Berbicara tentang Jengiskhan, Anda barangkali tidak asing dengan nama ini. Awal abad ke-13, Jengiz Khan mendirikan Negeri Khan Mongolia setelah berhasil menyatukan marga-marga di padang rumput utara daratan Asia. Dalam waktu puluhan tahun sejak itu, Jengiz Khan dan penerusnya terus menerus memperluas pengaruh dominasi Negara Khan dan terbentuk imperium raksasa yang merentang di benua Eropa-Asia. Masa jaya Negara Khan Mongolia pada waktu itu kini telah menjadi sejarah sejalan dengan peredaran waktu, sedang Makam Jengiz Khan yang terletak di padang rumput Erdos, Mongolia Dalam Tiongkok telah menjadi sebuah monumen nasional yang mencatat perjalanan sejarah dan budaya bangsa Mongol.

Irdenibolet adalah keturunan generasi ke-34 Jengiz Khan, juga pangeran terakhir di padang rumput. Ia mengatakan bahwa Jengiz Khan adalah kebanggaan orang Mongol. Dikatakannya,"Khan Mongol berbagai zaman dapat mewarisi takhta hanya setelah berziarah ke Makam Jengiz Khan menjelang penobatannya. Sedang masyarakat umumnya harus menyumbangkan nasi dan arak terlebih dulu kepada Jengiz Khan sebelum mereka makan dan minum."

Jengiz Khan adalah negarawan dan ahli militer brilian etnis Mongol yang telah memberikan sumbangan menonjol bagi penyatuan marga-marga di Mongolia. Jengiz Khan pada akhir abad ke-12 memimpin bala tentara melancarkan ekspedisi ke selatan dan utara, menyatukan dataran tinggi Mongolia di Tiongkok utara dan mendirikan imperium yang perkasa. Jengiz Khan meninggal dalam perjalanan perang pada tahun 1227. Berdasarkan catatan sejarah, ia dimakamkan secara rahasia di sebelah selatan Gunung Altai sekarang ini, dan tempat ia dimakamkan diinjak-injak rata oleh puluhan ribu kuda. Kini, di mana kerangka jenazah Jengiz Khan dimakamkan, masih merupakan rahasia.

Setelah Jengiz Khan meninggal, keturunannya meletakkan pelana kuda, bendera perang, lecut kuda dan lain-lain peninggalannya ke dalam 8 tenda putih untuk disembahyangi. Benda-benda peninggalan Jengiz Khan itu pada pertengahan abad ke-15 dipindahkan ke Erdos dan tersimpan sampai sekarang. Kemudian Makam Jengiz Khan beberapa kali dipindahkan karena pergantian dinasti dan kekacauan perang. Setelah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, pemerintah pusat mengirim delegasi penyambutan makam memenuhi permintaan masyarakat Mongol untuk memindahkan Makam Jengiz Khan yang berpindah-pindah ke tempat asalnya yakni Erdos.

Melalui dua kali perluasan dan pemugaran, Makam Jengiz Khan sekarang ini terletak di tengah padang rumput. Tiga istana berbentuk tenda Mongol berjajar lurus dengan sangat megah. Di istana utama makam itu terdapat sebuah patung jade putih Jengiz Khan setinggi 5 meter, di belakang patung itu adalah peta raksasa. Di depan patung terdapat tempat pembakaran dupa dan lampu minyak domba yang menyala sepanjang waktu. Di belakang istana serta istana timur dan barat disemayamkan peti jenazah Jengiz Khan dan tiga isterinya serta pelana emas dan tong susu alat sembahyang yang pernah digunakan Jengiz Khan.

Wisatawan yang berkunjung ke Makam Jengiz Khan dapat pula menyaksikan kegiatan sembahyang yang berciri khas etnis Mongol. Menyembahyangi Jengiz Khan adalah bentuk tertinggi budaya sembahyang etnis Mongol. Kegiatan sembahyang dipimpin oleh penjaga makam Jengiz Khan. Inspektur upacara sembahyang, Kurzabu mengatakan,"Saya adalah keturunan ke-38 Bohursu, seorang jendral Jengiz Khan. Sejak masa nenek moyang kami Bohursu, keluarga kami selalu setia menjalankan tugas dan kewajibannya menjaga Makam Jengiz Khan, memimpin upacara sembahyang, menyalakan lampu suci dan membaca kitab ajarannya, dan meneruskan semua itu turun temurun."

Kurzabu mengatakan, Makam Jengiz Khan menyelenggarakan upacara sembahyang yang meriah pada musim-musim semi, panas, gugur dan dingin setiap tahun. Upacara sembahyang berlangsung sampai larut malam. Pemujaan kepada langit, leluhur dan tokoh pahlawan merefleksikan upacara kurban, sembahyang api, sembahyang susu dan sembahyang nyanyi etnis Mongol yang bersejarah lama.

Selain upacara sembahyang yang meriah pada empat musim, Makam Jengiz Khan menyelenggarakan pula acara-acara sembahyang yang rutin dengan mempertahankan tradisi sembahyang Mongol sejak abad ke-13. Ketua Institut Pengkajian Erdos, Chaolu mengatakan,"Makam Jengiz Khan sebagai tempat sembahyang segenap orang Mongol, upacaranya dijaga turun temurun oleh orang Mongol Erdos sejak masa Negara Khan Mongol, isi upacara sembahyang berlanjut dari waktu ke waktu selama lebih 700 tahun."

Di atas dasar menghormati dan melindungi budaya tradisional, Makam Jengiz Khan juga membuka sejumlah obyek wisata baru. Di daerah wisata yang dibangun di dekat Makam Jengiz Khan, wisatawan dapat mengetahui lebih banyak dan lebih mendalam tentang budaya khas etnis Mongol dengan mengunjungi obyek-obyek wisata itu.

Di daerah wisata Makam Jengiz Khan, ada sebuah museum sejarah dan budaya Mongol yang merupakan satu-satunya museum besar terpadu yang khusus mengoleksi, meneliti dan memamerkan sejarah dan budaya etnis Mongol. Dalam museum itu terdapat banyak benda budaya sejarah Mongol dan alat-alat etnis yang khas dan indah. Sebuah lukisan cat minyak sepanjang 206 meter menggambarkan sejarah etnis Mongol dari asal usul etnis Mongol, kelahiran Jengiz Khan sampai jatuhnya Dinasti Yuan, merupakan lukisan sejarah etnis Mongol.

Selain itu, wisatawan bisa bertamu di rumah orang Mongol di daerah wisata Jengiz Khan untuk menyaksikan penggembala memintal wol dengan cara tradisional di dalam rumah tenda, atau mencoba makanan Mongol sambil menyaksikan pertunjukan tari dan nyanyi Mongol di kemah besar.

Setiap tahun tamu-tamu dalam dan luar negeri berdatangan ke Makam Jengiz Khan untuk berziarah atau berwisata.

Wisatawan dari Tiongkok timur laut, Zhang Ren mengatakan,"Bangunan di Makam Jengiz Khan sangat megah, begitu pula patung-patungnya. Saya sudah berkali-kali datang berkunjung di Mongolia Dalam, tapi baru pertama kali ini melihat kemah Mongol yang begitu besar. Museum ini memperagakan benda-benda budaya yang menceritakan sejarah dan budaya etnis Mongol."