Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-12-28 16:41:42    
Pu Songling

cri

Akan tetapi, suatu hari ketika Yuan Feng sedang mandi dalam ember kayu besar, ia ditenggelamkan oleh istrinya Xiao Cui dalam air mandi sehingga tak terselamatkan lagi. Ayah dan ibu Yuan Feng amat terkejut atas kematian anaknya Yuan Feng. Siapa yang mengira bahwa Xiao Cui malah dengan nada seolah-olah tidak ada yang terjadi mengatakan: "Yuan Feng orang yang tolol. Ia lebih baik mati daripada hidup." Di luar dugaan, Yuan Feng yang mati kemudian hidup kembali, dan berubah dari seorang idiot menjadi orang yang normal.

Dua tahun kemudian, sebuah botol giok halus yang disiapkan Wang Taichang untuk melakukan penyuapan dipecahkan oleh Xiao Cui secara tidak sengaja. Wang Taichang dan ibu Yuan Feng membentak Xiao Cui dengan suara keras biarpun Xiao Cui berbudi amat besar kepada keluarganya. Xiao Cui yang dimaki mati-matian lalu bunuh diri dengan menjatuhkan diri dalam sebuah sumur.

Cerita ini alurnya berliku-liku dan sangat menarik. Sebelum cerita itu ditutup, si pengarang menerangkan kepada pembacanya bahwa ternyata Xiao Cui adalah seorang gadis siluman rubah, yang rela menikah dengan Yuan Feng untuk membalas Keluarga Wang karena ibu Xiao Cui, yaitu seekor rubah yang lain pernah mengungsi di rumah itu.

Selain rubah yang cantik, Pu Songling melukis banyak pula rubah yang berwajah jelek tapi berhati baik budi. Misalnya dalam cerita Rubah Berupa Jelek, seekor rubah yang jelek rupanya berjumpa dengan seorang pemuda yang sering kelaparan karena terlalu miskin. Sang rubah yang baik budi itu dengan sukarela membantu pemuda itu untuk mendapat penghidupan yang lumayan. Akan tetapi, si pemuda setelah cukup sandang pangan, bahkan memiliki rumah yang bagus, malah secara diam-diam mencari seorang dukun untuk mengusir rubah dari rumahnya. Rubah yang berwajah jelek itu sangat marah kepada pemuda yang membalas air susu dengan air tuba. Si rubah tidak hanya mengambil alih kembali segala sesuatu yang diberikannya kepada si pemuda, bahkan juga menghukumnya. Dengan cerita ini pengarang menyampaikan kecaman keras terhadap mereka yang tidak tahu membalas budi.

Pendek kata, dalam kumpulan cerita pendek itu Pu Songling melukiskan banyak figur yang merupakan siluman rubah. Gadis-gadis siluman rubah itu merupakan representasi watak-watak mulia manusia.

Kumpulan cerita pendek Liaozhai Zhiyi adalah karya ulung dalam sejarah kesusastraan Tiongkok. Sama dengan novel lainnya yang berjudul Impian Wisma Merah merupakan dua "puncak" yang tak tertaklukan dalam sejarah novel zaman kuno Tiongkok. Selama dua ratus tahun lebih ini, karya itu diterjemahkan dalam 20 bahasa lebih untuk diedarkan di seluruh dunia. Tidak sedikit karyanya sudah dipentaskan dalam film dan sinetron yang telah ditayangkan di layar sinema dan televisi.


1  2