Tahun 1989, Wan Jiyuan datang ke Beijing dan mulai bekerja di Pusat Pameran Luar Negeri Tiongkok. Pada suatu peristiwa ia bertugas ke Timur Laut Tiongkok. Ketika tugasnya selesai dan menjelang keberangkatannya kembali ke Beijing, Wan Jiyuan merasa seolah terdesak oleh suatu dorongan untuk melukis satu gambar sebelum meninggalkan Timur Laut. Keesokan harinya, sebelum mata hari terbit, ia sudah bangun. Dengan membawa kotak lukis ia langsung menuju tepi sebuah sungai. Waktu itu bagian utara Tiongkok sedang berada di musim dingin, dan suhu udara di tepi sungai itu adalah minus 20 derajat Celsius. Dengan suhu udara yang begitu rendah, bahan pewarna sudah beku tak bisa dipakai. Pada saat itu secara mendadak satu akal muncul dalam otak Wan Jiyuan. Ia memegang sebuah pisau kecil untuk mengikis bahan pewarna yang membeku ke atas papan lukis. Mengenang kembali keadaan waktu itu, Wan Jiyuan dengan terharu mengatakan:
"Dengan pisau kecil saya mengikis bahan pewarna dan melumatkannya ke atas papan lukis. Alangkah indahnya gambar! Maka saya melukis satu gambar tentang pohon khas setempat. Sejak itu semua karya tentang pemandangan saya lukis dengan melengser bahan pewarna dengan pisau."
Dan justru sejak saat itulah, ke manapun ia pergi, Wan Jiyuan selalu membawa kotak lukis. Selama belasan tahun, sebagai misi kesenian negara, ia telah berkunjung ke puluhan negara dan daerah. Ia selalu mencatat jejak kakinya dengan kuas lukis.
Tahun 2001, pameran gambar cat sketsa global Wan Jiyuan diadakan di Galeri Seni Rupa Tiongkok di Beijing. Lebih 60 gambar yang dipamerkan adalah karya yang diseleksi oleh Wan Jiyuan dari ratusan karyanya. Tahun 2006, masih di Galeri Seni Rupa Tiongkok, ia menyelenggarakan pameran karya sendiri dengan tema perdamaian, dan pameran itu pun diberikan nama "Pameran Wan Jiyuan?Burung Dara yang Terbang di Udara Yerusalem". Sebagai pelukis Tiongkok pertama yang melakukan sketsa ke Israel seorang diri, karya pameran Wan Jiyuan itu mencatat kesannya terhadap kawasan Timur Tengah.
Sebagai penanggung jawab sebuah lembaga pertukaran kebudayaan luar negeri, Wan Jiyuan sibuknya bukan main. Akan tetapi ia tak pernah menghentikan penciptaan karya. Ia mengatakan: "Ratusan karya saya semuanya adalah hasil jerih payah pada waktu senggang, dan dilukis pada saat orang lain sedang istirahat." Ia percaya bahwa manifestasi nilainya adalah pada melukis. Ia bermimpi bisa membangun sebuah gedung di pedesaan untuk memamerkan semua karyanya. Satu dinding di gedung itu akan disimpannya untuk memamerkan karya yang bertema paling penting. Ia mengatakan: "Saya berambisi melukis sejumlah gambar yang memanifestasikan semangat Tiongkok. Saya harus cepat-cepat supaya bisa mewujudkan ide saya sebelum saya terlalu tua untuk melukis." 1 2
|