Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-02-14 12:36:33    
Jinli

cri

Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, saudara akan kami ajak mengunjungi Jinli, sebuah jalan adat yang berciri khas di Chengdu, ibukota Provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya.

Jalan Jinli sepanjang lebih 350 m yang terletak di bagian selatan kota Chengdu adalah sebuah jalan santai bergaya kota kuno di kota itu. Begitu melangkah masuk melewati gapura yang dihias dua lampion besar warna merah, sebuah jalan yang antik terhampar di depan mata: di kedua sisi jalan batu berderet bangunan-bangunan gaya kuno berupa toko dan kedai teh berlantai dua atau tiga, tembok bata warna abu-abu hitam dan tiang-tiang warna merah tua menciptakan suasana antik. Sebagian besar toko menjual barang-barang antik, keramik dan benda-benda kerajinan rakyat. Yang Ming dari Taiwan mengatakan,"Suasana di sini terasa antik dan cukup menarik. Di sini banyak dijual barang-barang antik dan makanan yang enak."

Jinli kental bernuansa budaya setempat. Wisatawan paling gemar membeli mainan tradisional buatan pengrajin seperti patung kecil dari lempung, guntingan kertas dan lain-lain yang membuat orang terkenang pada masa anak-anak dan remaja. Brokat Sichuan yang termasyur adalah kain sutera khas setempat. Di sini, wisatawan dapat membeli brokat Sichuan yang terkenal dan dapat pula menyaksikan gadis-gadis Sichuan yang mengenakan pakaian batik tradisional memperagakan kepandaian menenun kain sutera.

Di bagian tengah Jinli terdapat sebuah lapangan cukup luas dengan sebuah panggung pertunjukan model kuno. Acara-acara pertunjukan klasik Opera Sichuan sering dipanggungkan di sini secara berkala, namun wisatawan lebih tertarik pada pertunjukan wayang kulitnya. Pertunjukan wayang kulit sebagai seni tradisional di Tiongkok sudah bersejarah lebih dari 1.000 tahun. Di depan kios-kios penjual wayang kulit setiap hari dikerumuni banyak tamu, khususnya tamu asing yang sangat tertarik pada wayang kulit. Catherin Jones dan Roy Jackson dari Australia mengatakan,

"Kami bedua datang dari Australia. Baru sepuluh menit kami datang kemari dan sangat menikmati suasana di sini. Lampion-lampion merah di jalan ini begitu bagus, membuat kami merasa hangat. Kami lebih-lebih menyukai pertunjukan wayang kulit, sungguh menarik."

1 2