Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-03-14 15:29:10    
Jalan Budaya Liulichang

cri

Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini akan kami perkenalkan Jalan Budaya Liulichang, sebuah jalan bergaya sejarah di Beijing.

Jalan Budaya Liulichang terletak di sebelah barat daya Lapangan Tian An Men, sekitar belasan menit perjalanan dengan mobil dari lapangan tersebut, merupakan sebuah jalan budaya terkenal yang terutama menjual karya-karya lukisan, kaligrafi dan barang antik. Zhen Wen, seorang guru sekolah menengah yang sudah puluhan tahun tinggal di jalan ini mengatakan, jalan ini dinamakan Liulichang karena daerah ini dulu adalah tempat dapur pembakar genting glasir. Dikatakannya,"Beberapa generasi keluarga kami tinggal di jalan ini. Menurut orang-orang angkatan tua, daerah ini dulu adalah tempat dapur pembakar genting glasir. Sampai awal Dinasti Qing, dapur pembakar genting glasir dipindahkan ke Beijing barat. Sedang jalan ini berangsur-angsur berubah menjadi jalan budaya yang terutama menjual buku, karya-karya lukisan dan kaligrafi."

Padahal?Liulichang semula adalah sebuah desa kecil yang dinamakan Desa Haiwangcun. Sampai abad ke-13, di sini dibangun dapur khusus untuk membuat genting gasir berwarna, maka dinamakan Jalan Liulichang. Genting glasir panca warna buatan daerah ini digunakan untuk dekorasi bangunan istana kaisar, kuil dan rumah mewah pejabat dan bangsawan, maka bisnisnya sangat berkembang. Sampai abad ke-17, bisnis genting glasir semakin lesu, pemerintah Dinasti Qing pada waktu itu lalau memindahkan festival lampion rakyat ke daerah ini sehingga daerah ini kembali ramai dan makmur, apalagi di waktu hari raya, jalan ini ramai bukan main.

Selain itu, berhubung jalan ini tidak jauh dari istana kaisar, maka menarik minat banyak orang yang datang mengikuti ujian negeri di ibukota. Dan mereka yang mengikuti ujian itu mempunyai kebiasaan berkunjung ke pasar buku. Para pengusaha buku yang pintar lalu membuka usaha di sini. Lambat laun barang-barang antik, mainan, alat-alat tulis dan karya-karya lukisan dan kaligrafi juga ikut dijual di jalan ini sehingga jalan ini menjadi pusat buku, barang antik, alat-alat tulis serta karya-karya kligrafi.

Tata ruang Liulichang sekarang ini terbentuk setelah pemugaran yang dilakukan pada awal tahun 1980-an, dan luas jalan diperlebar menjadi hampir 200 persen. Jalan Budaya Liulichang terbagi Jalan Timur dan Jalan Barat, panjang kedua jalan itu 750 m, rumah-rumah di kedua samping jalan adalah bangunan gaya tradisional Tiongkok satu lantai atau

dua lantai yang dibangun dengan menggunakan bata dan genting model lama, dekorasi di dalam dan luar ruangan berupa ukiran bata dan kayu serta lukisan cat minyak yang indah dan halus, mengekspresikan gaya tradisional masa akhir Dinasti Qing. Jalan Timur terutama menjual batu jade, keramik, perhiasan permata dan alat-alat dari kayu, sedang Jalan Barat terutama menjual karya lukisan dan kaligrafi serta benda-benda budaya. Dengan melihat etalase kaca toko-toko di jalan ini, koleksi toko-toko itu akan jelas tampak di depan kita. Barang-barang dari berbagai masa sejarah di Tiongkok bisa ditemukan di sini, termasuk benda budaya asli yang nilainya tak terkirakan, juga terdapat benda-benda replika yang sangat halus buatannya.

1 2