Pada masa awal berkuasanya, Kangxi menghadapi situasi politik yang sangat serius. Dinasti Qing adalah dinasti yang didirikan oleh etnis Manchu, salah satu etnis minoritas di Tiongkok. Sebelumnya dalam sejarah Tiongkok hanya ada satu dinasti yang didirikan oleh etnis minoritas, yakni Dinasti Yuan yang didirikan oleh etnis Mongol. Oleh karena tentangan rakyat etnis Han, etnis utama di Tiongkok, pemerintah Dinasti Yuan tercerai-berai setelah berkuasa selama seratus tahun. Pada masa berkuasanya Kangxi pada usia 16 tahun, kekuasaan Dinasti Qing baru berlangsung selama 25 tahun, dan menghadapi banyak krisis baik dari dalam maupun dari luar. Akan tetapi semua tantangan itu ditangani Kangxi dengan kalem dan taktis.
Waktu itu dalam pemerintah Dinasti Qing terdapat sejumlah mantan jenderal Dinasti Ming yang dianugerahi gelar kepangeranan di berbagai daerah, antara lain Jenderal Wu Sangui di Yunnan. Mereka semuanya memiliki tentara yang berjumlah cukup banyak, dan selalu adalah ancaman laten bagi pemerintah Dinasti Qing. Kaisar Kangxi bertekad mengurangi kekuasaan yang mereka pegang untuk memperkokoh kekuasaan pemerintah pusat. Tindakan itu sangat dibenci oleh Wu Sangui, yang kemudian melancarkan pemberontakan. Dengan taktik keras dan lunak, Kangxi berhasil menaklukkan pangeran-pangeran lainnya sebelum memusatkan kekuatan untuk membasmi tentara pemberontakan pimpinan Wu Sangui. Setelah mengadakan perlawanan selama 8 tahun, Wu Sangui yang sudah lama terkenal sebagai jenderal kawakan yang penuh taktik, akhirnya kalah juga biarpun lawannya Kangxi hanya berusia 20 tahun.
Setelah membasmi pasukan Wu Sangui, Kangxi mengalihkan targetnya pada Pulau Taiwan, yang berhadapan dengan daratan meski terpisahkan oleh laut. Ketika itu Taiwan diduduki oleh tentara Marga Zheng, mantan jenderal Dinasti Ming. Melalui pertempuran sengit, tentara Zheng akhirnya menyerahkan diri kepada Dinasti Qing. Setelah itu, pemerintah Dinasti Qing mendirikan kantor pemerintah di Taiwan.
Saat itu di bagian timur laut Tiongkok, tentara ekspedisi Rusia Tsar sudah menginvasi wilayah Tiongkok selama puluhan tahun, sehingga rakyat Tiongkok yang hidup di daerah itu amat menderita. Karena kontak serius dengan Rusia tidak mencapai hasil apapun, Kaisar Kangxi dengan tegas mengambil keputusan untuk mengirim tentara untuk melawan invasi tentara Rusia. Melalui pertempuran selama 4 tahun, tentara Dinasti Qing mencapai keunggulan mutlak di medan perang, sehingga Tsar Rusia terpaksa mengirim duta ke Tiongkok untuk berunding tentang perdamaian. Akhirnya kedua pihak menandatangani Perjanjian Nibuchu. Perjanjian itu dinilai sebagai satu-satunya perjanjian sama derajat yang ditandatangani Tiongkok dengan negeri asing dalam keadaan sama derajat pada zaman itu.
Kangxi juga tiga kali memimpin tentara untuk memberantas pemberontakan separatis di daerah perbatasan barat laut Tiongkok. Dengan kecerdasan dan keberanian yang luar biasa, Kaisar Kangxi berhasil memelihara kedaulatan dan keutuhan wilayah Tiongkok. Ia tidak hanya meletakkan dasar wilayah Tiongkok selama masa berkuasanya pemerintah Dinasti Qing, tetapi juga pada pokoknya mewujudkan ketenteraman dan kesatuan negara yang berwilayah luas dan berpenduduk multi-etnis itu.
Kangxi menaruh perhatian besar pada penyelenggaraan pemerintah, khususnya pengembangan ekonomi. Ia melaksanakan serangkaian kebijakan preferensial yang menganjurkan petani melakukan reklamasi dan penggarapan, sementara dengan aktif melakukan pembangunan irigasi untuk mengembangkan pertanian secara besar-besaan. Melalui upaya selama puluhan tahun, keadaan sosial dan ekonomi Tiongkok pada waktu itu mengalami pertumbuhan pesat. Selama 60 tahun berkuasanya Kangxi, areal tanah garapan di seluruh negeri bertambah hampir dua kali lipat, jumlah penduduk juga bertambah dari 10 juta jiwa menjadi 20 juta jiwa. Cadangan uang di perbendaharaan negara pun bertambah banyak. Masa kemakmuran ekonomi dan sosial itu terus berlangsung selama 130 tahun sampai berkuasanya Kaisar Qianlong, cucu dari Kaisar Kangxi. Masa emas perkembangan itu disebut sejarawan sebagai "masa kemakmuran Kaisar Kangxi dan Kaisar Qianlong".
Dari keberhasilan Kaisar Kangxi menyelenggarakan pemerintah, dapat kita tarik kesimpulan bahwa ia adalah kaisar yang bijaksana dan rajin bekerja. Kangxi sejak usia 5 tahun mulai membaca buku, seumur hidupnya ia terus rajin belajar sehingga pengetahuannya sangat kaya. Bidang-bidangnya mencakup ilmu sejarah, hukum, matematika, agama dan kesusastraan. Sebab ia rajin belajar, sejak kecil ia menyerap pengalaman penyelenggaraan pemerintahan dari kaisar-kaisar sebelumnya. Sampai ia lanjut usia, Kangxi tetap rajin belajar dan membaca buku. Setelah memangku kekuasaan, Kangxi dengan rajin menangani urusan negara, dan sering kali memeriksa dokumen sampai larut malam, sehingga negara semakin berkembang ke arah kemakmuran.
. 1 2
|