|
Saudara pendengar, data statistik Pabean Tiongkok menunjukkan, laju pertumbuhan volume perdagangan Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi dengan ASEAN tahun lalu telah melampaui 54,6 %, ASEAN telah berturut-turut 7 tahun menjadi mitra dagang besar pertama bagi Guangxi, sementara merupakan sumber modal asing kedua besar untuk Guangxi.
Pertama, Guangxi memiliki keunggulan geografi yaitu pesisir dan perbatasannya.
Sebagai satu-satunya daerah Tiongkok yang memiliki keunggulan geografi dengan ASEAN, Guangxi seiring dengan mengandalkan dan mengembangkan keunggulan geografi untuk mengembangkan daerahnya, berupaya pula memainkan peranan sebagai platform pertukaran, jalur utama dan jembatan Tiongkok-ASEAN.
Kota Chongzuo, Guangxi yang hanya bersejarah 3 tahun itu memiliki garis perbatasan sepanjang lebih dari 500 kilometer dengan Vietnam. Daerah sepi, terpencil dan tertutup pada masa dahulu di Guangxi itu sedang berangsur-angsur digantikan oleh kerja sama ekonomi dan perdagangan internasional yang semakin besar. Di dalam taman industri yang baru dibangun dalam kota itu, investasi pedagang Thailand terhadap industri gula dan industri kertas memperpanjang rantai industri gula setempat dan sangat menguntungkan kedua pihak. Investor baterai tipe baru Prancis akhirnya merintis usaha di Kota Chongzuo setelah mengadakan peninjauan di seluruh Tiongkok, ini mencerminkan iklim investasi yang kondusif kota baru itu. Pejabat senior Chongzuo, Luo Dianlong mengatakan, Chongzuo dengan mengandalkan keunggulan perbatasan dengan ASEAN, tidak saja aktif mengadakan pertukaran ekonomi dan perdagangan dengan ASEAN, juga mengadakan kegiatan pertukaran bilateral di bidang-bidang kebudayaan dan olahraga yang beraneka ragam. Pertukaran dan perpaduan di banyak lapisan dan bidang yang luas memungkinkan kedua pihak merasakan banyak manfaat yang didatangkan oleh keterbukaan dan kerja sama yang mendalam.
Kedua, ekonomi Guangxi dan ASEAN saling mengisi dan masa depannya sangat optimistik.
Menurut bahan dari Biro Perdagangan Guangxi, komoditas utama yang diekspor dari Guangxi ke ASEAN adalah produk permesinan dan elektronik, produk tekstil, hasil pertanian, industri kimia dan tenaga listrik. Komoditas utama yang diimpor Guangxi dari ASEAN adalah hasil pertanian, batu bara, karet dan hasil tambang. Produk Guangxi dan ASEAN memiliki sifat saling mengisi yang kuat, kecenderungan perdagangan bilateral sangat baik dan masa depan perkembangannya cukup luas.
Dikabarkan, negara-negara ASEAN sejauh ini telah membangun 404 perusahaan modal murni atau modal patungan di Guangxi. Ekspo Tiongkok-ASEAN telah berturut-turut 3 kali diadakan di Nanning, ibukota Guangxi. Pedagang-pedagang Vietnam, Malaysia, Singapura Filipina dan negara-negara ASEAN lainnya aktif menggunakan platform penting ekspo dalam rangka menemukan dan menciptakan peluang bisnis kerja sama dengan Tiongkok.
Ketiga, pertukaran Guangxi dengan ASEAN semakin erat.
Seorang pejabat senior Guangxi memperkenalkan, justru melihat keunggulan geografi dan peranan strategisnya yang tak dapat diganti, di antara ASEAN dan Guangxi telah digalang 14 pasang propinsi atau kota sahabat. Guangxi telah membangun jalur penghubung kerja yang erat dengan badan yang bertanggung jawab berbagai pemerintah, asosiasi dan organisasi perdagangan utama serta berbagai kalangan masyarakat anggota-anggota ASEAN. Vietnam, Kamboja dan Thailand berturut-turut membangun badan konsulat di Nanning. Di dalam Zona Bisnis Tiongkok-ASEAN dan Taman Industri Tiongkok-ASEAN yang baru dibangun di Nanning, tampak pejabat-pejabat dari badan perdagangan yang bertanggung jawab serta tokoh perusahaan investasi terkait dari berbagai negara ASEAN sibuk bekerja.
Peningkatan kontak lapisan tinggi dan kerja sama mekanisme mendorong pertukaran Guangxi-ASEAN menuju ke arah mendalam. Tahun lalu, Guangxi pada pokoknya menerima lebih dari 400 ribu wisatawan dari 10 negara ASEAN. Menurut data statistik Pos Pemeriksaan Perbatasan Kota Dongxing, jumlah orang yang keluar masuk Bandar Dongxing tahun lalu telah melampaui 2,9 juta orang, angka itu merupakan 20 kali lipat dari penduduk kota itu.
Tahun-tahun belakangan ini, Guangxi setiap tahun mengirim rombongan kesenian ke negara-negara ASEAN untuk mengadakan pertunjukan. Mahasiswa ASEAN yang belajar di berbagai perguruan tinggi Guangxi juga semakin bertambah.
Keempat, negara-negara ASEAN aktif menanggapi gagasan baru kerja sama.
Justru karena kemajuan kerja sama Tiongkok-ASEAN yang menyeluruh dan kedudukan strategis Guangxi dalam kerja sama yang semakin menonjol, gagasan pola baru kerangka kerja sama ekonomi regional "Satu Poros Dua Sayap" berbentuk huruf "M" yang terdiri dari dua sayap " Lingkaran Ekonomi Pan Teluk Beibu" dan " Lingkaran Ekonomi Subregional Sungai Lancang-Meikong Raya" serta satu poros tengah "Koridor Ekonomi Nanning-Singapura" yang dikemukakan oleh Sekretaris Komite PKT Guangxi, Liu Qibao bulan Juli tahun lalu berturut-turut mendapat tanggapan positif dari pemimpin-pemimpin Singapura, Filipina, Indonesia, Kamboja, Vietnam dan negara-negara ASEAN lainnya.
Perubahan yang tiada taranya itu memungkinkan Guangxi sebagai daerah perbatasan berubah menjadi tempat penting terminal kerja sama Tiongkok-ASEAN. Kini, Guangxi telah secara menyeluruh mengembangkan pembangunan instalasi transportasi modern, membangun jalan bebas hambatan dan lin penerbangan laut dan udara ke negara-negara ASEAN. Sementara itu, Guangxi juga sedang membangun dan memperluas jalan bebas hambatan yang menghubungkan Guangxi dengan provinsi-provinsi Guangdong, Yunnan, Guizhou dan Hunan.
Analis berpendapat, daerah pesisir Guangxi akan bertumbuh menjadi titik puncak baru pertumbuhan ekonomi Tiongkok, dan akan membuka lembaran serba baru yang menuju kemakmuran dan pengadaan kerja sama Tiongkok-ASEAN.
Demikian tadi, saudara pendengar Ruangan Tiongkok-ASEAN untuk edisi minggu ini, penyiar Anda Nining menyatakan terima kasih atas perhatian Anda, sampai jumpa minggu depan.
|