|
Saudara Pendengar, selamat bertemu lagi dalam ruangan Tiongkok-ASEAN. Hari ini akan saya perkenalkan renovasi Angkor Wat Kamboja di bawah bantuan Tiongkok.
Melalui upaya selama 10 tahun, proyek perlindungan dan pemugaran Kuil Wihara Chau Say Tevoda di Angkor Wat Kamboja akan segera dirampungkan. Proyek itu merupakan sebuah proyek besar pertama yang mendapat bantuan pemerintah Tiongkok. Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB ( UNESCO ) dan pemerintah Kerajaan Kamboja menilai tinggi pekerjaan pembugaran itu.
Angkor Wat yang merupakan warisan budaya dunia adalah salah satu situs peninggalan sejarah yang paling penting di Kamboja. Pada tahun 1990-an, atas permintaan UNESCO, pemerintah Tiongkok mengalokasi dana khusus dan mengirim pakar benda budaya untuk berpartisipasi dalam pekerjaan perlindungan dan pemugaran Angkor Wat, sementara menetapkan Kuil Wihara Chau Say Tevoda yang mengalami kerusakan serius dalam Angkor Wat sebagai proyek bantuan pemugaran.
Kuil Wihara Chau Say Tevoda dibangun pada awal abad ke-12, melalui penyelidikan dan persiapan awal selama 1 tahun, pakar perlindungan benda budaya Tiongkok secara resmi memulai proyek pemugaran Kuil Wihara Chau Say Tevoda. Direktur Pusat Bangunan Kuno di bawah Balai Riset Benda Budaya Tiongkok, Shen Yang yang ambil bagian dalam proyek pemugaran berpendapat, pelaksanaan proyek itu menunjukkan bahwa Tiongkok memikul kewajiban internasional, hal itu mempunyai arti penting bagi pertukaran teknologi perlindungan benda budaya Tiongkok dengan luar negeri. Dikatakannya,
" Melalui perlindungan Kuil Wihara Chau Say Tevoda, ide dan teknologi perlindungan benda budaya Tiongkok serta pembangunan praktis dan konkret telah mengalami ujian lapisan internasional. Melalui proyek itu, Tiongkok dapat meningkatkan pertukaran terkait dengan berbagai negara maju di bidang perlindungan benda budaya di seluruh dunia."
Shen Yang mengatakan, tim kerja dari 10 negara, antara lain, Prancis, India, Jepang, Jerman dan Italia dengan bentuk yang berbeda ambil bagian dalam pekerjaan perlindungan Angkor Wat. Tim kerja Tiongkok dari semula memperlakukan proyek renovasi itu sebagai sebuah proyek riset sintetis, mentargetkan peningkatan kadar iptek pekerjaan perlindungan benda budaya dan pembangunan proyek yang berkualitas.
Pakar Perlindungan Benda Budaya, Jiang Huaiying adalah kepala tim kerja Tiongkok. Selama hampir 10 tahun ini, ia selalu berada di tempat pembugaran Kuil Wihara Chau Say Tevoda. Dijelaskannya, bangunan kuno Tiongkok kebanyakan bersturuktur kayu, namun Kuil Wihara Chau Say Tevoda dibangun dengan batu-batu besar, karena mengalami kerusakan serius, maka sangat sulit pemugarannya. Jiang Huaiying mengatakan,
" Kami mengalami banyak kesulitan pada penghidupan, lingkungan dan teknologi. Bangunan Tiongkok terutama berkonstruksi kayu, tapi Kuil Wihara Chau Sya Tevoda malah berkonstruksi batu-batu besar, maka gaya dan konstruksi bangunannya tidak sama dengan bangunan kuno Tiongkok. Melalui upaya selama beberapa tahun, kami telah menemukan hukum pembangunannya, lalu, berdasarkan ide tradisional Tiongkok, kami menetapkan seperangkat cara dengan mendapat pengakuan pihak terkait Kamboja, hasil renovasi mendapat penilaian baik."
Jiang Huaiying mengatakan, tim kerja Tiongkok menggunakan " cara rehabilitasi benda asli ", sedapat mungkin menggunakan komponen asli, meletakkan lembali hampir 5000 komponen yang bertebaran di sekitar bangunan runtuh ke tempat aslinya, hasilnya sangat memuaskan.
Pekerjaan pakar perlindungan benda budaya Tiongkok mendapat penilaian tinggi UNESCO, pemerintah Kerajaan Kamboja menganugrahkan bintang tanda jasa tinggi nasional kepada Kepala Tim Kerja, Jiang Huaiying dan Wakil Kepala, Liu Jiang. Untuk pertama kali pemerintah Kerajaan Kamboja menganugrahkan bintang serupa kepada pakar asing. Wakil Direktur Jawatan Benda Budaya Negara Tiongkok, Dong Baohua berpendapat, hal itu merupakan pengakuan terhadap pekerjaan bantuan pemerintah Tiongkok. Dikatakannya,
"Proyek perlindungan benda budaya itu adalah bantuan pertama pemerintah Tiongkok di luar negeri atas permintaan UNESCO, proyek itu telah berlangsung 10 tahun. Baik ditinjau dari hasil pemeriksaan pakar Tiongkok maupun pakar terkait UNESCO, mutu proyek itu mencapai tingkat yang memuaskan dan mendapat pujian para pakar dalam dan luar negeri."
Pejabat Tiongkok tersebut mengatakan pula, selama tahun-tahun belakangan ini, kegiatan pertukaran internasional di kalangan benda budaya Tiongkok semakin aktif. Tiongkok telah mengadakan kerja sama UNESCO dan sejumlah negara lainnya di bidang perlindungan warisan budaya dan mencapai hasil yang positif.
Demikian tadi, saudara pendengar Ruangan Tiongkok-ASEAN untuk edisi minggu ini, penyiar Anda Nining menyatakan terima kasih atas perhatian Anda, sampai jumpa minggu depan.
|