Di Zhengzhou, ibukota Provinsi Henan, Tiongkok tengah ada sebuah museum yang istimewa, di sana pengunjung dapat menyaksikan sebuah konser yang lain daripada yang lain. Istimewa karena instrumen musik yang digunakan dalam konser itu adalah instrumen yang digunakan orang zaman kuno ribuan tahun yang lalu. Museum yang menyelenggarakan konser itu adalah Museum Henan. Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, marilah kita berkunjung ke Museum Henan.
Para pemain dari Orkes Kuno Huaxia menyambut wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Museum Henan dengan memainkan lagu menyambut tamu yang sudah berusia lebih 3.000 tahun.. Museum Henan adalah sebuah museum besar terpadu jenis sejarah dan kesenian dengan mengambil tempat seluas lebih 100.000 m persegi. Museum yang diresmikan pada tahun 1998 itu setiap tahun dikunjungi sekitar 300.000 wisatawan mancanegara. Museum itu memiliki koleksi benda budaya sebanyak 130.000, atau seperdelapan jumlah benda budaya koleksi museum di Tiongkok. Sejumlah instrumen musik kuno yang tergali bukan saja unik bentuk dan bahannya, tapi juga memiliki irama yang harmonis, mewakili taraf musik kuno Tiongkok yang sangat tinggi. Misalnya seruling tulang ayam adalah instrumen berbentuk pipa yang paling tua yang pernah ditemukan di Tiongkok sejauh ini. Instruktor Musik Orkes Kuno Huaxia, Wang Xue mengatakan,"Seruling 8.000 tahun yang lalu sudah bisa mengeluarkan 7 nada yang lengkap."
Rangkaian bel adalah perangkat alat musik yang terbesar dari orkes kuno tersebut, merupakan duplikat rangkaian bel yang tergali di Provinsi Henan. Instrumen musik kuno itu sudah bersejarah lebih 2.500 tahun, terdiri dari 26 buah. Sebagai alat musik yang khusus digunakan oleh keluarga raja di Tiongkok zaman kuno, instrumen itu sangat halus buatannya dan lebar diapasonnya. Marilah kita dengarkan bunyi instrumen tersebut:
Dari instrumen musik kuno dari Orkes Musik Kuno Huaxia, yang paling tua sudah bersejarah 8.000 tahun, dan yang paling akhir juga sudah bersejarah 2.300 tahun. Musik yang diperdengarkan dengan instrumen kuno itu sangat merdu iramanya, tapi tidak mudah untuk memainkannya. Instrumen yang dimainkan oleh Chang Yi dari orkes itu dinamakan Xin. Kata Chang Yi, yang terpenting untuk memainkan instrumen kuno adalah keterampilan yang luwes. Dikatakannya,"Kunci untuk memainkan instrumen ini adalah seberapa besar kekuatan yang digunakan untuk memukulnya. Kalau terlalu berat memukulnya, bunyi instrumen itu terdengar mati, dan kalau terlalu ringan, bunyinya kedengaran kosong. Dan tempat-tempat yang dipukul harus tepat betul."
Pagelaran musik dengan Guqin, semacam instrumen musik petik telah dimulai. Pemainnya menyanyi sambil memetik alat musik itu.
Setiap kali mengadakan pertunjukan, para pemain dari Orkes Musik Kuno Huaxia mengenakan pakaian orang zaman kuno dan memainkan instrumen zaman kuno. Semua pertunjukan mereka didasarkan pada data arkeologi. Kesemua itu membuat wisatawan yang menyaksikan seolah berada di zaman yang silam. Periset Museum Henan, Li Hong mengatakan, Orkes Musik Kuno Huaxia telah menghidupkan warisan budaya musik zaman kuno, sekaligus merupakan suatu pameran benda budaya instrumen musik kuno. Ia mengatakan,"Dalam pentas musik ini, anak-anak muda yang mengenakan pakaian zaman kuno memainkan lagu zaman kuno dengan menciptakan suasana sejarah pada masa itu sebagai suatu bentuk komunikasi antara budaya zaman kuno dengan manusia zaman sekarang."
Untuk menghadirkan kembali musik ribuan tahun yang lalu, Museum Henan telah membuat duplikat lebih 20 macam instrumen musik zaman kuno dan mendirikan Orkes Musik Kuno Huaxia pada tahun 2000, khusus mengadakan pertunjukan musik kuno bangsa Tionghoa. Kini, orkes itu sudah bisa memainkan hampir 200 lagu zaman kuno. Diapason dan intonasi sejumlat instrumen kuno tiruan sudah sangat mendekati musik modern dan zaman sekarang.
Berkunjung ke Museum Henan untuk menyaksikan pameran benda budaya yang kaya dan mendengarkan pagelaran musik zaman kuno, digemari bukan saja oleh wisatawan mancanegara, tapi juga oleh pemimpin dan banyak negera seperti Korea Selatan, Tanzania dan Thailand. Mereka berdecak kagum akan benda budaya dan pagelaran musik itu. Wu Hong dari Taiwan mengatakan,"Saya senang sekali berkunjung ke museum ini, menyaksikan begitu banyak benda budaya dan mendengarkan musik yang dimainkan dengan instrumen zaman kuno."
Setiap kali pertunjukan berakhir, orkes akan mengundang tamu untuk ikut memainkan alat musik mereka. Beberapa wisatawan dari Perancis ikut memainkan lagu kampung halamannya.
Museum Henan memperagakan sejarah bangsa Tionghoa, dan musik kuno yang dimainkan Orkes Huaxia menunjukkan pesona musik Tiongkok zaman kuno.
|