Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-04-18 13:32:28    
Jingdezhen

cri

Jingdezhen yang terletak di Provinsi Jiangxi, Tiongkok tengah dikenal sebagai sebuah kota yang didandani dengan keramik. Di mana-mana di kota ini dapat kita jumpai tembok jalan yang terbuat dari bata keramik, jalan yang terbuat dari pecahan keramik, lampu jalan dari keramik, patung keramik dan lukisan dinding dari keramik. "Alat keramik untuk Mao Zedong", alat keramik untuk APEC dan alat keramik untuk wisma tamu negara yang dihasilkan Jingdezhen sangat dihargai orang. Keramik Jingdezhen dikenal "seputih batu jade dan setipis kertas". Dalam suatu kegiatan yang diselenggarakan 31 surat kabar kota Tiongkok tahun 2006 untuk memilih 50 tempat di Tiongkok yang paling patut dikunjungi wisatawan asing, Jingdezhen berada di urutan ke-19.

Ciri keramik Jingdezhen tampak di mana saja, khususnya di gang atau lorong kota itu yang simpang-siur. Dalam sejarah, banyak rumah di gang atau lorong itu, bagian depan digunakan sebagai tempat tinggal, dan bagian belakang digunakan sebagai pabrik pembuat alat keramik. Beberapa abad telah berlalu, di bawah rumah-rumah itu terpendam banyak sekali keramik yang dibuang dan pecahannya. Maka ada juga orang yang merenovasi rumah beruntung menggali sejumlah keramik antik yang mempunyai nilai tinggi.

Jalan Keramik adalah wakil representatif dari ciri kota ini. Jalan Keramik yang terletak di pusat kota lama merupakan miniatur budaya keramik kota Jingdezhen. Di jalan ini terdapat banyak toko penjual keramik dan pembuat keramik. Profesor Jupp Kappell dari sekolah kesenian negeri Belanda yang berusia 60 tahun sudah 40 tahun melakukan penelitian seni keramik. Belum lama berselang, Profesor Jupp Kappell datang lagi ke Jingdezhen untuk melakukan penelitian keramik. Ia menyatakan senang berjalan-jalan di kota ini untuk meresapi seni keramik yang sejati. Ia mengatakan,"Berjalan-jalan di kota Jingdezhen terasa setiap jalan dan lorong memiliki ciri khasnya sendiri, serta hiasan dan keramik yang berbeda, bahkan jalan di sini terbuat dari keramik."

Di sekitar Jalan Keramik terdapat bangunan-bangunan yang diberi nama kota seperti Gedung Perkumpulan Huizhou, Gedung Perkumpunan Nanchang, Gedung Perkumpulan Suhu dan lain-lain. Gedung-gedung itu adalah untuk menerima pengusaha keramik dari daerah-daerah lain di Tiongkok.

Tidak jauh dari Jalan Keramik adalah Lorong Longgang atau Lorong Belanga Naga. Belanga Naga adalah belanga besar tempat air buatan pabrik keramik kerajaan di kota Jingdezhen pada zaman kuno. Belanga itu digunakan istana untuk pemadam kebakaran. Karena belanga itu dihias dengan gambar naga, maka dinamakan belanga naga.

Belanga naga mengeluarkan bunyi nyaring keramik ketika ditabuh. Alat keramik ini sulit pembuatannya karena terlalu besar, mudah retak dan berubah bentuk ketika dibakar di dapur. Untuk membuat belanga naga umumnya dibutuhkan waktu 19 hari, dan tingkat keberhasilan tidak sampai 5 persen. Maka kecualai menerima tugas pesanan dari kaisar dan pejabat, tidak ada yang mau menerima pesanan membuat keramik seperti itu.

Pada tahun 1436, kaisar memerintahkan Jingdezhen membuat sebuah belanga naga besar yang mulutnya bergaris tengah hampir 1 meter. Dapur-dapur pembakar yang ada tidak bisa membuat keramik sebesar itu, maka dibuat sebuah dapur pembakar darurat dan kaisar khusus mengutus kasim untuk mengawasi pembuatannya. Menurut catatan dokumen sejarah, belanga naga gagal dibuat, namun banyak sekali cerita di kalangan rakyat tentang itu. Ada yang mengatakan bahwa belanga naga berhasil dibuat berkat naga sejati menampakkan diri; ada pula yang mengatakan bahwa belanga berhasil dibuat karena buruh keramik terjun ke dalam dapur dan berubah menjadi kobaran api yang sangat panas.......

Tak peduli belanga naga berhasil atau gagal dibuat, tapi sejak itu semakin banyak buruh keramik tinggal di jalan ini, maka jalan ini dinamakan Lorong Longgang atau Lorong Belanga Naga.

Di ruang pameran Institut Arkeologi Keramik Kota Jingdezhen dipamerkan sebuah belanga naga yang besar. Pemimpin ruang pameran itu Xiao Peng mengatakan,"Ini adalah belanga besar berpola naga warna biru buatan zaman Kaisar Zheng Tong Dinasti Ming antara tahun 1436 dan 1449. Di bagian tengah belanga itu terdapat gambar dua ekor naga yang mempermainkan bola api, mengandung arti menaklukkan kebakaran."

Di pinggir Jalan Zhonghua kota ini terdapat sebuah gang sepanjang 150 meter dan luas tidak sampai 2 meter, dinamakan Gang Perahu Naga, karena bentuk gang ini seperti sebuah perahu naga. Konon seribu tahun yang lalu sudah ada buruh keramik tinggal di sini. Di ujung timur gang ini ada sebuah kelenteng Guan Im, di seberangnya ada sebuah kelenteng kecil dinamakan Kelentang Naga Sakti. Dulu setiap Festival Lampion atau Cap Go Meh, warga setempat mengadakan pawai dengan mempertunjukkan lampion kepala naga dan tari lampu naga untuk mendoakan kebahagiaan dan kedamaian.

Di kota Jingdezhen, banyak tembok dan jalan terbuat dari keramik. Deputi kurator Museum Keramik Jingdezhen Bai Guanghua mengatakan,

"Di kota Jingdezhen terdapat banyak bengkel dan dapur keramik kuno serta bangunan di gang yang terbuat dari keramik. Kesemua itu merupakan bagian penting dari warisan budaya Jingdezhen yang memiliki konotasi budaya keramik yang kaya."