Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-06-01 14:34:44    
Menteri Negara Perdagangan dan Industri Singapura Harap Membangun "Jalan Tol " Komuniskasi antara Tiongkok dan Singapura

cri

Rombongan Liputan Bersama " Perjalanan Kerja Sama Tiongkok-ASEAN " Rabu lalu meninggalkan Singapura menuju Indonesia. Sebelumnya, rombongan secara khusus mewawancarai Menteri Negara Perdagangan dan Industri, Lee Yi Shyan. Berikut ini laporan wartawan kami dari Singapura.

Saudara pendengar, satu bulan yang lalu, Lee Yi Shyan baru saja mendampingi Menteri Senior Singapura Goh Chok Tong berkunjung ke Tiongkok. Sebelum itu, Lee Yi Shyan pernah berkali-kali mengunjungi Tiongkok, perkembangan cepat dan perubahan besar Tiongkok selama tahun-tahun terakhir ini telah meninggalkan kesan yang sangat mendalam. Lee Yi Shyan mengatakan,

" Perkembangan Tiongkok dewasa ini boleh dikatakan sangat cepat, dan sangat berbeda dengan yang kami saksikan pada sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu. "

Menyinggung kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-Singapura, Lee Yi Shyan mengatakan, kedua negara mempunyai dapat saling mengisi di bidang ekonomi dan perdagangan, kerja sama antara kedua pihak juga amat erat. Selama beberapa tahun ini, volume perdagangan antara kedua negara rata-rata setiap tahun naik 25%. Tahun lalu, nilai perdagangan kedua negara melebihi 40 miliar dolar AS. Selain itu, kunjungan timbal balik antara pemimpin kedua negara semakin kerap, dan telah didirikan komite kerja sama gabungan tingkat wakil perdana menteri. Lee Yi Shyan mengatakan, 

" Kerja sama antara Tiongkok dan Singapura mempunyai kepentingan ekonomi besar, kedua pihak juga mencapai banyak kesepahaman. Maka saya pikir, dalam proses kerja sama kedua pihak saling belajar keunggulan."

Tentang kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara selanjutnya, Lee Yi Shyan mengatakan, dalam kerja sama yang sudah sangat baik, tetap terdapat potensi besar. Ia berharap membangun sebuah " jalan bebas hambatan " komunikasi antara Tiongkok dan Singapura. Dikatakannya,

" Langkah berikut yang paling penting adalah persetujuan perdagangan bebas Tiongkok-Singapura, kalau perundingan itu diakhiri dengan sukses dan secepatnya, maka persetujuan perdagangan bebas merupakan sebuah jalur luas bagi industri jasa, produk, investasi dan perlindungan HaKI. Misalnya, sama seperti dibangun sebuah ' jalan bebas hambatan ' di antara Tiongkok dan Singapura, lebih banyak kendaraan dan personel dapat saling berkunjung dan saling bertukar dengan kecepatan tinggi melalui jalur itu. "

Sebagai seorang pakar dan sarjana, Lee Yi Shyan tidak saja menyatakan harapannya terhadap kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara di masa selanjutnya, juga mengemukakan pandangan dan usulannya megnenai perkembangan Tiongkok di masa depan. Ia menganggap pertumbuhan ekonomi Tiongkok selanjutnya harus beralih secara perlahan-lahan dari penambahan investasi ke peningkatan pengelolaan. Lee Yi Shyan mengatakan,

" Ditinjau dari struktur industri, Tiongkok kini perlu beralih dari investasi di bidang piranti keras ke investasi di bidang piranti lunak. Misalnya, gedung tinggi sudah dibangun, selanjutnya bagaimana dikelola untuk menjamin nilai industrinya dan mutu pelayanannya, merealisasi target dan taraf semula. Di bidang piranti keras, misalnya bandara, pelabuhan dapat dibeli, namun setelah dibeli, bagaimana dioperasi dan dikelola, diperlukan suatu sistem yang bagaimana, kesemuanya itu perlu dipertimbangkan. Maka dari piranti keras ke piranti lunak adalah sebuah proses, Tiongkok dapat memanfaatkan pengalaman Singapura di bidang itu. "

Ternyata, kemampuan Singapura di bidang pengelolaan dan inovasi sudah diakui umum. Kalau sesuatu negara yang mempunyai sumber kaya akan dikagumi, maka sesuatu negara yang memiliki kemampuan inovasi akan dihormati, Singapura justru adalah negara seperti itu. " Jalan bebas hambatan " untuk komunikasi antara Tiongkok-Singapura diharapkan selesai dibangun secepatnya, dengan demikian kedua negara dapat saling belajar, sementara hubungan ekonomi dan perdagangan antara kedua negara juga akan mengalami kenaikan yang baru.