Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-06-07 12:15:29    
Masa Keemasan Hubungan Tiongkok-Filipina di Mata Diplomat Tiongkok

cri

Saudara pendengar, kegiatan liputan bersama radio dan televisi dengan tema Perjalanan Kerja Sama Tiongkok-ASEAN segera akan berakhir. Rombongan liputan tersebut kini sedang mengadakan liputan di Filipina yang merupakan pos terakhir dalam perjalanan ke sepuluh negara ASEAN. Kemarin, rombongan liputan sempat mengadakan wawancaran dengan Kuasa Usaha Sementara Kedutaan Besar Tiongkok untuk Filipina Deng Xijun. Berikut ini laporan wartawan kami dari Manila.

Dalam tahun-tahun belakangan ini, pemimpin kedua negara sering menggunakan kata "masa keemasan" ketika berbicara tentang hubungan persahabatan Tiongkok-Filipina. Deng Xijun mengatakan bahwa masa keemasan hubungan Tiongkok-Filipina adalah kesepahaman yang dicapai pemimpin kedua negara. Dikatakannya:

" Dalam kunjungan Presiden Tiongkok Hu Jintao ke Filipina pada bulan April 2005, Presiden Filipina Gloria Arroyo menyatakan kepada Presiden Hu Jintao bahwa hubungan Tiongkok-Filipina telah memasuki masa keemasan kemiteraan. Sejak itu, kata "masa keemasan" kerap kali digunakan oleh pemimpin kedua negara. " Masa keemasan" adalah gambaran terbaik bagi keadaan hubungan antara kedua negara dewasa ini, terutama tercermin dalam tiga aspek: ditinjau dari bidang politik, pemimpin kedua negara telah mencapai kesepahaman mengenai target perkembangan hubungan kedua Negara; di bidang ekonomi, hubungan ekonomi dan dagang antara kedua negara telah mencapai kemajuan relatif besar dan mengalami perkembangan kualitatif; Selain itu kerja sama kedua negara di Laut Tiongkok Selatan menjadikan kerjasama di bidang ini suatu kenyataan. Melalui upaya kedua negara, Laut Tiongkok Selatan telah berubah dari laut sengketa menjadi laut kerjasama."

Sebagai diplomat, Deng Xijun mempunyai pengalaman dan pengertian tersendiri mengenai makna "masa keemasan" hubungan Tiongkok-Filipina. Dikatakannya,

"Saya ditempatkan di Filipina untuk kedua kali. Yang pertama pada tahun 1992, nilai perdagangan kedua negara pada waktu itu tercatat 350 juta dolar Amerika. Tapi tahun 2006 angka tersebut naik sampai 23,4 miliar dolar Amerika. Bulan Juli tahun lalu, Forum Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Tiongkok-Filipina yang diselenggarakan pemerintah kedua negara telah sangat mendorong kemajuan hubungan ekonomi dan perdagangan antara kedua Negara. Kedua pihak telah menetapkan bidang titik berat kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua pihak untuk masa lima sampai sepuluh tahun ke depan. Sejauh ini, kedua negara telah mengadakan kerja sama substansial dan mencapai kemajuan besar di bidang pertanian, perikanan, infrastruktur, perumahan dan informasi.

Deng Xijun khusus memperkenalkan kerja sama Tiongkok-Filipina di bidang pertanian yang merupakan contoh kerjasama bersahabat antara kedua negara. Dikatakannya:

"Kerja sama di bidang pertanian merupakan bagian penting dari kerja sama ekonomi dan dagang yang saling menguntungkan antara kedua negara. Selama dua tahun ini, dengan dorongan pemimpin kedua negara dan upaya bersama pemerintah kedua negara, kerjasama kedua di bidang pertanian telah mencapai banyak hasil. Yuan Longping yang disebut sebagai Bapak Padi Hibrida Tiongkok sudah 37 kali berkunjung ke Filipina untuk mendorong pembibitan padi hibrida di Filipina, dan sempat beberapa kali diterima Presiden Arroyo. Kini padi hibrida segera akan ditanam dalam areal luas di Filipina."

Presiden Filipina Arroyo kebetulan sedang mengadakan kunjungan di Tiongkok ketika rombongan liputan bersama tiba di Filipina. Deng Xijun mengatakan:

"Kini Presiden Arroyo berkunjung ke Tiongkok seperti bertandang ke rumah kerabat. Dalam waktu 8 bulan, ia tiga kali berkunjung ke Tiongkok. Presiden Arroyo pernah mengatakan, perkembangan Tiongkok mempunyai arti pembanding yang besar bagi Filipina. Presiden Arroyo berharap dapat berkunjung ke Tiongkok satu sampai dua kali setiap tahun dan setiap kali bisa ke kota yang berbeda. Ia ingin menyaksikan dari dekat perkembangan di berbagai daerah Tiongkok. Selain kerjasama antara pemerintah pusat kedua negara, ia mengharapkan pula peningkatan pertukaran antara provinsi dan kota kedua Negara untuk mendorong maju hubungan bilateral."

Menyinggung "Perjalanan Kerja Sama Tiongkok-ASEAN", Deng Xijun mengatakan:

"Kegiatan liputan ini sangat berarti. Di satu pihak, memperkenalkan Tiongkok kepada dunia, di pihak lain, dapat mendorong hubungan antara Tiongkok dan ASEAN, menambah saling pengertian antara rakyat Tiongkok dan negara-negara ASEAN. Saya yakin, dengan liputan dan pemberitaan tersebut, saling pengertian antara rakyat Tiongkok dan Filipina akan dipermaju sekaligus merupakan sumbangan bagi persahabatan antara kedua negara."