Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-09-19 14:54:37    
Jalan Barkhor di Lhasa

cri

Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, saudara akan kami ajak berkunjung ke Jalan Barkhor yang bersejarah lama di Lhasa, ibukota Daerah Otonom Tibet untuk melihat toko-toko yang berciri khas di sana.

Jalan Barkhor terletak di distrik kota lama, dinamakan pula Jalan Bajiao, panjang seluruhnya lebih satu km, berbentuk bundar dan sudah bersejarah lebih 1.300 tahun. Jalan berubin batu itu meski tidak lebar, tapi merupakan tempat yang paling besar lalu lintas pejalannya di kota Lhasa.

Di Jalan Barkhor ini, berbagai macam toko berderet-deret dan ramai dengan pejalan yang lalu lalang, selain toko terdapat pula banyak sekali asongan atau yang menjual dagangannya di pinggir jalan. Toko-toko di sini menjual berbagai barang seperti pakaian dan pisau ala Tibet, alat-alat ritual dan berbagai barang yang didatangkan dari India dan Nepal. Ada beberapa toko adalah milik warga Muslim dan warga Nepal yang sudah lama menetap di Lhasa, misalnya sebuah toko bernama Syamu Kapu yang bersejarah seratusan tahun. Di meja dekat pintu toko itu terdapat sebuah foto hitam putih seorang pria yang mengenakan pakaian etnis Asia Barat dengan kupiah putih di kepala. Pemilik toko itu, Ratna mengatakan, pria dalam foto itu adalah kakeknya, seorang Nepal yang berdagang di Tibet awal abad lalu. Dikatakannya,"Dialah Syamu Kapu kakek saya. Ketika ia datang ke Tibet, masyarakat di sini sulit menyebut namanya, maka dipanggilah ia Syamu Kapu yang artinya kupiah putih karena ia selalu mengenakan kupiah putih Nepal. Dan tokonyapun dinamakan Syamu Kapu."

Syamu Kapu adalah toko representatif yang diselenggarakan warga Nepal, sudah bersejarah lebih 70 tahun, terutama menjual patung metal dari berbagai zaman serta benda seni kerajinan antik tiruan. Semua barang-barang itu dipesan dari Nepal. Toko ini pada masa jayanya cukup luas bidang usahanya, speda motor pertama di Tibet didatangkan oleh Syamu Kapu ke Tibet melalui lintasan gunung Himalaya di perbatasan Tiongkok-Nepal.

Di Jalan Barkhor ini ada sebuah tempat yang tak boleh dilewatkan bagi wisatawan yakni kedai arak Makeye Ame yang terkenal. Kedai arak yang terletak di sudut tenggara Jalan Barkhor ini adalah sebuah bangunan dua lantai berwarna kuning. Makeye Ame dalam bahasa Tibet berarti ibu atau gadis yang suci. Pemilik kedai ini Tsering Wangqing mengatakan, nama kedai arak ini ada kaitannya dengan sebuah cerita rakyat. Konon 300 tahun yang lalu, biksu luhur Tibet, Dalai Lama ke-6 Tsangyang Gyatso pernah berkali-kali mondar-mandir di jalan-jalan atau kedai arak di Lhasa. Tsering Wangqing mengatakan,"Ketika Tsangyang Gyatso datang ke kedai arak ala Tibet pada waktu itu, seorang gadis yang sangat cantik juga datang ke tempat itu dan melongok ke dalam dengan menyingkap gorden pintu. Tsangyang Gyatsu belum pernah melihat gadis secantik itu, namun gadis itu segera meninggalkan tempat tersebut. Tsangyang Gyatsu menduga gadis itu tak lain adalah Dewi Dumu. Kemudian Tsangyang Gyatsu mendatangi lagi kedai arak itu untuk kedua kali dan ketiga kalinya, namun gadis itu tidak pernah muncul lagi."

Kedai arak Makeye Ame yang sekarang ini sangat berselera artistik. Pada dinding ruangan tergantug karya-karya lukisan, fotografi dan seni kerajinan, di rak buku terpampang buku-buku dalam bahasa Inggris dan Tionghoa. Di sini, tamu bisa membaca sambil menikmati musik rakyat Tibet dan hidangan ala Barat yang lezat. Makeye Ame adalah tempat yang hampir tak pernah absen dari daftar kunjungan wisatawan mancanegara di Jalan Barkhor.

Jalan Barkhor adalah jalan perdagangan rakyat yang paling ramai di kota Lhasa, sudah tentu di sini terdapat banyak toko yang menjual benda-benda kesenian Tibet yang terkenal, antara lain lukisan Tangkar dan permadani buatan tangan khas Tibet. Lukisan Tangkar adalah lukisan gulungan agama yang digantung untuk disembahyangi, merupakan bentuk seni lukis berciri khas Tibet. Toko-toko penjual lukisan Tangkar yang terkenal di sini banyak dikunjungi tamu-tamu dari Amerika, Jepang, Singapura, Jerman, Nepal dan negara-negara lain. Di sini, Anda bisa pula belajar melukis Tangkar dengan cuma-cuma, dan melukis sendiri untuk disimpan atau digunakan sebagai suvenir. An Meihua, mahasiswi dari Selandia Baru yang kuliah di Universitas Peking fasih berbahasa Tionghoa dan Tibet. Ia mengatakan,"Semua budaya sangat menarik dan berbeda. Meski budaya-budaya itu tampaknya berbeda, tapi kita sendiri adalah sama."

Setiap pagi sekitar pukul 09:00, wisatawan dari mancanegara mengalir dari segala penjuru ke Jalan Barkhor. Benda-benda seni kerajinan yang beraneka ragam, permadani buatan tangan yang cerah warnanya, topi kembang Sigazi yang berciri khas, cawan kayu yang polos, gelang dan kalung dari berbagai jenis bahan memenuhi rak toko di jalan ini. Jalan Barkhor di waktu malam lebih menarik lagi suasananya, tetap ramai seperti di siang hari dengan penerangan lampu-lampu, alunan musik berkumandang ditingkah teriakan penjual menawarkan dagangannya, dan bau harum berbagai macam makanan menggelitik selera pengunjung. Pemilik kedai arak Makeye Ame, Tsering Wangqing mengatakan,"Di Jalan Barkhor ini, Anda bisa melihat berbagai macam manusia yang datang dari segala pelosok dunia. Di sini mereka bisa merasakan suasana budaya etnis Tibet tanpa merasa berada di tempat yang asing."