Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-09-26 13:25:34    
Galeri Seni Kerajinan Beijing (1)

cri

Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, saudara akan kami ajak berkunjung ke Galeri Seni Kerajinan Beijing, sebuah museum yang istimewa di Beijing. Dalam galeri itu tersimpan seribuan berbagai jenis benda seni kerajinan tradisional Tiongkok, antara lain benda sulaman istana, benda dan alat giok, barang lak, dan guntingan kertas. Untuk edisi ini, akan kami perkenalkan benda seni kerajinan istana koleksi galeri itu.

Galeri Seni Kerajinan Beijing terletak di bagian selatan kota Beijing. Dalam ruangan seluas hampir 50.000 m persegi terdapat lebih 30 ruang kerja para ahli seni kerajinan. Benda-benda seni kerajinan tradisional Tiongkok yang dikoleksi dalam ruang-ruang para ahli itu terbagi dua kategori yakni benda seni kerajinan istana dan rakyat. Ketua Organisasi Pariwisata Dunia, Eric Duluc setelah mengunjungi galeri itu memujinya sebagai Museum Louvre-nya Tiongkok. Petugas galeri itu, Tao Ye mengatakan,"Galeri ini sebenarnya merupakan museum alternatif. Benda-benda atau gambarnya tidak saja dipamerkan dan dijelaskan kepada pengunjung oleh pemandu. Tapi lebih dari itu, diadakan demonstrasi oleh ahli atau muridnya sehingga pengunjung bisa berkomunikasi lansung dengan mereka. Sambil mendemonstrasikan cara pembuatannya, mereka sewaktu-waktu menjawab pertanyaan pengunjung."

Benda seni kerajinan istana tradisional yang dipamerkan dalam galeri itu sebanyak belasan macam, di antaranya yang paling representatif adalah sulaman. Sulaman istana hanya digunakan untuk hiasan pakaian para bangsawan dalam istana. Di sebelah kiri galeri itu terdapat sebuah galeri sulam Beijing, ahli di galeri itu Yao Fuying yang berusia 66 tahun sudah mempunyai pengalaman menyulam sepanjang 48 tahun. Ia mengatakan,"Setiap pola atau gambar sulaman Beijing mengandung makna rezeki atau kebaikan sehingga sesuai untuk digunakan dalam istana."

Jenis dan spesifikasi sulaman Beijing sangat beragam, khususnya gambar alur-alur sulaman tidak sembarangan digunakan, ada yang khusus digunakan hanya untuk pakaian kaisar atau untuk titah kaisar. Kaisar pada zaman kuno adalah pemimpin tertinggi, sedang naga sebagai lambang kaisar menunjukkan wibawa dan keagungan, maka untuk membuat pakaian kaisar dibutuhkan bahan, benang dan aksesori yang istimewa, benang yang digunakan untuk menyulam harus sangat halus, bahkan lebih halus daripada sehelai rambut. Yao Fuying mengatakan,"Banyak sulaman, khususnya pakaian untuk kaisar harus menggunakan benang emas yang sangat halus dan dibuat dengan tangan. Pernik-pernik hiasan harus menggunakan batu permata."

Menurut keterangan, untuk membuat sehelai sulaman dibutuhkan belasan proses kerja yang dari awal sampai akhir harus dikerjakan satu orang. Untuk membuat sebuah pakaian kaisar, seorang penyulam yang terampil membutuhkan waktu sedikitnya dua tahun. Sulaman Beijing menjadi benda koleksi para kolektor atau wisatawan mancanegara karena pola atau gambarnya yang halus dan indah, teknik sulamannya yang tinggi dan konotasi budayanya yang kaya.

Setelah menyaksikan sulaman Beijing, marilah kita mengenal ukiran jade atau giok yang merupakan seni kerajinan istana lainnya. Ukiran jade gaya Beijing polos, anggun dan megah.

Batu jade yang bermutu tinggi kalau dibenturkan bisa mengeluarkan denting yang nyaring. Ahli ukiran jade yang sudah 30 tahun lebih menekuni seni ukiran jade Yang Baozhong mengatakan,"Sebuah karya ukiran jade yang bagus membutuhkan adanya bahan yang bermutu, perancangan yang bagus dan pembuatan yang cermat."

Yang Baozhong menunjukkan sebuah batu jade yang masih belum diukir.

Batu jade itu berwarna putih metah, sebagian berwarna merah dan hijau di permukaannya. Menurut Yang Baozhong, batu jade itu cocok untuk diukir menjadi gantungan berbentuk sawi putih berdasarkan warna dan besarnya batu itu. Sawi putih dalam bahasa Tionghoa dilafalkan sebagai "baicai" yang mirip bunyinya dengan "baicai" atau kakayaan melimpah. Dengan mengenakan gantungan tersebut mengandung makna dapat dikaruniai rezeki dan keberuntungan.

Selain sulaman dan ukiran jade, barang lak adalah benda seni kerajinan yang bersejarah lama di Beijing. Untuk membuat barang lak, terlebih dulu harus dibuat bentuk awalnya, lalu dicat puluhan bahkan ratusan kali sampai setebal antara 15 dan 25 mm, kemudian diukir dengan pisau ukir, maka dinamakan pula ukiran lak. Barang-barang ukiran lak zaman kuno terutama berwarna merah dan hijau.

Cat yang digunakan untuk membuat barang lak harus alamiah dan tidak beracun, bahkan bisa digunakan sebagai bahan obat atau dimakan. Jenis cat itu tahan asam dan basa, tahan korosi, tahan panas dan tahan kutu, maka dapat disimpan untuk waktu panjang. Wang Xiaofei, seorang manajer ruang barang lak di galeri itu mengatakan,"Dulu ada sebuah kapal dagang karam ketika melintasi Selat Inggris. Ketika barang-barang dalam kapal itu diangkat 30 tahun kemudian, terdapat sepasang vas dari lak yang tampak masih sangat baru meski terendam dalam air laut selama puluhan tahun."

Barang lak sangat digemari kaum bangsawan istana karena nilai kegunaan dan apresiasinya. Banyak negara menjadikan barang lak sebagai benda koleksi yang berharga atau suvenir untuk tamu terhormat. Wang Xiaofei menunjukkan sebuah barang lak berupa butir-butir lak Buddhis berjumlah 108 butir yang masing-masing bergaris tengah 3 cm, bentuk dasarnya terbuat dari tembaga. Dikatakan oleh Wang Xiaofei,"Butir-butir Buddhis sebanyak 108 seperti ini tidak ada duanya di dunia. Teknik pembuatannya sulit ditiru bahkan pada zaman sekarang ini, maka benda ini tak terbilang nilainya."