Fuwa atau Boneka Ria Gembira yang merupakan maskot Olimpiade Beijing tahun depan, kini sangat populer di Tiongkok dan di manca negara. Mulai Agustus, stasiun-stasiun televisi Tiongkok mulai menayangkan film animasi seratus episode yang bertajuk Boneka Ria Gembira, yaitu Film Animasi Fuwa's Olimpic Stories atau Fuwa dan Olimpiade. Film animasi itu tidak hanya digemari anak-anak, tapi juga populer di antara orang dewasa. Ahli berpendapat, bahwa isi dan manifestasi baru dalam film animasi Fuwa telah mencerminkan pembuatan film animasi domestik.
Film animasi Fuwa dan Olimpiade adalah produksi Stasiun Televisi Beijing (BTV) dengan modal sebesar 50 juta yuan atau kira-kira 7 juta dolar Amerika. Film animasi ini terdiri dari seratus episode, dengan durasi waktu tiap episode adalah 11 menit. Ini adalah film animasi pertama dan terpanjang buatan Tiongkok yang mengambil tema maskot Olimpiade. Alur cerita film animasi ini adalah sebagai berikut: menjelang pembukaan Olimpiade Ke-29 Beijing tahun 2008, ada seorang anak laki-laki berusia 8 tahun yang bernama Dayou. Di hari ulang tahunnya, ia mendapatkan hadiah satu set Fuwa atau Boneka Ria Gembira dari orangtuanya. Kisah dimulai dengan persahabatan antara Dayou dengan lima boneka ria gembira yang diwarnai serangkaian cerita lucu. Kisah antara mereka menceritakan permulaan dan perkembangan cabang olahraga Olimpiade, serta penetapan dan penyempurnaan peraturan pertandingan.
Sejak ditayangkan dari tanggal 8 Agustus lalu, yaitu tepat satu tahun menjelang pembukaan Olimpiade tahun 2008, film animasi itu selalu menempati rating tertinggi dibandingkan acara-acara lainnya. Bahkan, tingkat penayangannya melampaui sejumlah sinetron yang ditayangkan pada jam yang sama. Film Fuwa tidak hanya digemari anak-anak, tapi juga dinilai positif oleh pemirsa dewasa. Ding Yiming, seorang pemirsa di Beijing dalam wawancaranya dengan wartawan mengatakan:"Film animasi ini menyajikan banyak pengetahuan tentang Olimpiade, termasuk pengetahuan yang tidak banyak diketahui orang sebelumnya, dan sekarang dikisahkan melalui cerita yang terjadi pada lima boneka ria gembira. Saya menilai film animasi ini penuh rasa humor dan lucu sekali."
Banyak pula penonton menilai tinggi nuansa kesenian tradisional yang tercermin dalam film itu. Nyonya Lin Lu memuji unsur khas Tiongkok itu, yang dinilainya menambah unsur komedi dalam film Fuwa.
"Saya sudah menonton film animasi Fuwa's Olimpic Stories. Film ini enak ditonton, karena film ini bukan disajikan untuk anak-anak saja, tapi juga buat orang dewasa seperti saya. Gambarnya beraneka ragam dan indah sekali. Apalagi juga terdapat nuansa khas gambar tradisional Tiongkok, sehingga gambar animasinya berbeda dari film-film animasi negeri lainnya. Saya merasa film ini sungguh menarik."
Film animasi tradisional Tiongkok pada masa lampau dibuat berdasarkan seni lukisan "air dan cat" dengan cara tradisional, dan biasanya dilukis oleh seorang seni rupa yang menggambarkan satu goretan demi satu goretan. Setelah itu baru dilakukan montage, sehingga setiap film animasi biasanya akan memakan waktu beberapa tahun. Sedangkan tema yang diambil untuk film animasi tradisional juga kebanyakan berasal dari dongeng dan cerita rakyat. Sejumlah film animasi seperti Nazha Mengguncang Samudera, dan Sun Go Kong Sang Kera Sakti Pembuat Onar di Nirwana pernah meraih hadiah kaliber dunia di masa lampau. Pada belasan tahun ini, film-film animasi Jepang, Eropa dan Amerika menjadi sangat populer di tengah masyarakat Tiongkok. Dengan ikhtiar teknologi canggih yang diterapkan, film-film itu menyuguhkan gambar yang trendi dan hidup kepada para penonton, sehingga memberikan pengaruh besar pada kaum remaja Tiongkok. Namun para tokoh film animasi Tiongkok juga semakin menyadari betapa pentingnya membuat film animasi Tiongkok dengan memadukan keaslian dan ciri khas bangsa Tionghoa.
1 2
|