Menurut laporan Xinhua dari Chengdu kemarin, di depan Sidang Tahunan Ke-18 Komite Teknik Pembudidayaan Panda Besar yang digelar kemarin, para pakar menunjukkan bahwa penyakit menular merupakan salah satu ancaman terpenting yang dihadapkan pada keamanan populasi Panda Besar dewasa ini , sehingga penggalakan antisipasi, pengobatan dan penelitian atas penyakit menular Panda Besar adalah sangat urgen.
Direktur Komite Teknik Pembudidayaan Panda Besar Zhang Zhihe mengatakan, tahun lalu 9 ekor Panda Besar di basis penelitian pembudidayaan Panda Besar Chengdu terinfeksi bersamaan dalam waktu yang sama, walaupun akhirnya terkendalikan tepat pada waktunya , tapi telah membunyikan lonceng peringatan bagi keamanan populasi Panda Besar.
" Banyak penyakit menular karnivora atau binatang pemakan daging dapat menyebar di kalangan Panda Besar, misalnya wabah demam anjing, sejauh ini masih belum ditemukan cara efektif untuk mencegah terjadinya wabah tersebut pada Panda Besar, dan bahaya tersebut tidak boleh diabaikan ." Demikian dikatakan oleh Zhang Zhihe.
Menurut keterangan Wakil Kepala Kantor Perlindungan Satwa liar Dinas Kehutanan Propinsi Sichuan , Yang Xuyu, populasi Panda Besar di Propinai Sichuan bertambah pesat selama beberapa tahun ini, tapi kontradiksi antara keadaan tersebut dan relatif kurang memadainya pembangunan cagar alam serta perkembangan wisata dengan Panda Besar sebagai obyek utamanya telah memperbesar risiko terinfeksinya Panda Besar dan terpicunya wabah di kalangan mereka.
Menurut keterangannya, sejauh ini di Propinsi Sichuan terdapat 176 ekor Panda Besar dalam pengandangan , jumlah ini merupakan 85% dari total satwa tersebut dalam pengandangan di seluruh dunia.
Direktur Komite Teknik Pembudidayaan Panda Besar Zhang Zhihe mengatakan, untuk menghindar terjadinya penyakit menular keras sejenis SARS dan flu burung pada populasi Panda Besar, sudah seharusnya mengintensifkan dengan segera penelitian atas pengawasan, pengontrolan, pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit menular yang sudah diketahui atau belum diketahui pada populasi Panda Besar, sementara membina tenaga , perlengkapan dan sistem tanggap darurat yang relevan.
Para pakar menyatakan pula, kini situasi kesehatan Panda Besar liar maupun pembudidayaan cukup serius, dan keaneka ragaman dari genetik populasi Panda Besar perlu ditingkatkan.
Zhang Zhihe mengatakan, pembudidayaan Panda Besar bukannya semakin banyak semakin baik, tapi harus pula mementingkan mutu anak Panda yang dilahirkan dan pemeliharaannya, sedang keaneka ragaman genetik merupakan target penting dari kesehatan populasi satwa tersebut.
Dikatakannya, pada awal mula dilaksanakannya pengelolaan genetik populasi untuk perlindungan Panda Besar peliharaan, pernah dikemukakan pembinaan populasi dengan mencapai jumlah 300 ekor yang keaneka ragaman genetiknya rasional dan dapat menjaga diri. Kini populasi Panda Besar yang dikandangkan di seluruh dunia sudah mencapai 240 ekor, tapi pekerjaan pengetesan keturunan Panda Besar masih sangat kurang, sehingga hubungan darah dari sejumlah besar Panda masih tidak jelas.
Zhang Zhihe mengatakan pula, karena sangat sedikitnya jumlah Panda Besar, pandangan pembudidayaan yang lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas pada batas-batas tertentu masih berada di atas angin, sehingga individu yang kuat daya pembiakannya akan berulang-ulang dijadikan sebagai bibit, untuk mendapatkan lebih banyak keturunan.
Zhang Zhihe mengusulkan bagian pengelolaan hendaknya membina mekanisme antar berbagai unit perlindungan yang dapat banyak menguntungkan dalam jangka panjang, guna meningkatkan kerja sama dalam pertukaran sumber populasi dan gen , sementara mengupayakan sumber populasi baru dari alam melalui penyelamatan Panda Besar liar atau pengambilan cairan maninya.
Pakar Balai Penelitian Binatang Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Wei Fuwen, mengusulkan agar dilakukan interfensi atas populasi kecil Panda Besar liar maupun dalam pengandangan dengan cara pemindahan tempat perlindungan dan pelepasan kembali ke alam raya , untuk melindungi kesehatan populasinya dari ancaman.
|