|
Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN (ADMM) kemarin berlangsung di Singapura. Menteri pertahanan sepuluh anggota ASEAN seusai diskusi dengan bulat menekankan perlunya bagi negara-negara ASEAN meningkatkan kerja sama di bidang perdamaian dan keamanan regional untuk mewujudkan target pembentukan "Masyarakat Keamanan ASEAN" pada tahun 2015.
ASEAN yang didirikan pada tahun 1967 memiliki kekuatan yang terus meningkat di bidang-bidang politik, ekonomi dan kebudayaan setelah mengalami perkembangan selama bertahun-tahun, dan sedang mengambil peran semakin penting dalam urusan regional. Namun, perkembangan berbagai usaha ASEAN terus menerus menghadapi tantangan masalah keamanan.
Seperti diketahui, Selat Malaka sebagai jalur penting yang menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia terletak di kawasan Asia Tenggara, namun dalam waktu bertahun-tahun ini, kegiatan bajak laut yang marak di daerah itu sangat mengganggu angkutan laut dan perkembangan kawasan tersebut. Setelah terjadinya peristiwa serangan teroris "11 September", ancaman keamanan non-tradisional yang dihadapi Asia Tenggara seperti terorisme, penyelundupan narkoba dan perdagangan manusia juga sangat meningkat. Selain itu, negara-negara ASEAN menghadapi pula bencana alam, penyebaran penyakit menular dan masalah-masalah keamanan lainnya, khususnya bencana akibat tsunami Samudera Hindia terhadap negara-negara pantai ASEAN pada tahun 2004 serta merebaknya flu burung di berbagai negara. Kesemua itu semakin menyadarkan negara-negara ASEAN bahwa kurangnya konsultasi dan kerja sama di bidang kepentingan keamanan bersama tidak menguntungkan perkembangan kepentingan keseluruhan ASEAN.
Pada tahun 2003, para anggota ASEAN mencapai kesepahaman untuk membentuk sebuah "Masyarakat ASEAN" dengan masyarakat ekonomi, masyarakat keamanan serta masyarakat sosial dan budaya sebagai tiga pilarnya. Bulan Mei tahun lalu, Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN yang pertama diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Ini merupakan kemajuan penting mekanisme dialog masalah keamanan ASEAN. Para menteri peserta pertemuan sepakat akan berupaya bersama membentuk masyarakat keamanan ASEAN sebelum tahun 2020, dalam rangka meningkatkan kemampuan negara-negara ASEAN untuk memberantas kejahtan lintas negara dan terorisme, meningkatkan keamanan maritin, serta melakukan pertolongan bencana. Pertemuan Puncak Cebu ASEAN bulan Januari tahun ini memutuskan untuk memajukan waktu realisasi Masyarakat ASEAN pada tahun 2015.
Dalam Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN ke-2 di Singapura kali ini, menteri pertahanan 10 anggota ASEAN telah memaparkan keadaan keamanan di negara masing-masing, membahas situasi keamanan internasional dan regional dewasa ini serta perkembangan di masa depan, dan menandatangani "Deklarasi Bersama Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN" serta tiga dokumen untuk meningkatkan saling pengertian dan saling percaya, dan meningkatkan kerja sama keamanan di kawasan ini.
Deklarasi bersama telah menganalisa perkembangan kerja sama pertahanan negara-negara ASEAN di masa lalu, dan merumuskan kerangka bagi kerja sama pertahanan dan keamanan ASEAN di masa depan. Ketiga dokumen itu adalah "Protokol Konsep ADMM", "Program Kerja Tiga Tahun ADMM" dan "Dokumen Konsep ADMM-Plus". Di antaranya, "Protokol Konsep ADMM" membangun kerangka mekansime dialog, konsultasi dan pengambilan keputusan keamanan dan pertahanan ADMM. "Program Kerja Tiga Tahun ADMM" mengajukan proyek-proyek kerja sama prioritas negara-negara ASEAN di bidang pertahanan. Sedang "Dokumen Konsep ADMM-Plus" memaparkan prinsip dan bentuk kontak dan hubungan antara lembaga pertahanan negara-negara ASEAN dan negara-negara di luar kawasan Asia Tenggara.
Analis berpendapat, hasil-hasil yang dicapai Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN kedua menunjukkan bahwa negara-negara ASEAN sedang meningkatkan kerja sama antara satu sama lain untuk menghadapi ancaman keamanan tradisional dan non-tradisional.
|