|

qSaudara pendengar, selamat berjumpa kembali dalam acara tetap, Ruangan Etnis Minoritas Tiongkok edisi minggu ini, masih bersama saya, Jinghua. Di padang rumput Khorchin yang luas di bagian utara Tiongkok, bermukimlah sekelompok orang etnis Mongol. Mereka disebut Hugurci. Mereka pandai menyajikan sejenis pertunjukan populer yang terdiri dari percakapan dan nyanyian. Pertunjukan ini berisi cerita-cerita kuno dengan sentuhan alat-alat musik tradisional. Dalam acara kali ini marilah kita bersama-sama memasuki padang rumput Khorchin yang luas, dan mengunjungi kaum Hugurci yang tinggal di sana.
Saudara pendengar, Khorcin sudah ada jauh pada abad ke-12. Pada awal abad ke-19, industri penggembalaan di daerah Khorchin mulai berkembang menjadi separuh pertanian dan separo penggembalaan. Etnis-etnis Mongol dan Han saling belajar dan bertukar ide. Mereka sering berkumpul bersama dan mengadakan kegiatan hobinya. Selain nyanyian lagu-lagu etnis minorirtas, mendengarkan lagu Khorchin tentang Uri Gur dan Haolaibao telah menjadi suatu hobi utama masyarakat setempat. Ada suatu kalimat yang amat populer di sana. Yakni, kalau 3 orang jalan bersama, pasti ada seorang Hugurci di antara mereka.
Kabupaten Zalute adalah suatu distrik khusus setingkat kabupaten di padang rumput Khorchin. Kabupaten Zalute adalah tempat asal Hugurci. Menurut perkenalan, Zalute adalah nama dari bahasa Mongol yang artinya pengumuman. Pada zaman Genghis Khan, etnis Mongol belum mempunyai huruf sendiri. Perintah-perintah militer dalam perang semuanya disusun menjadi puisi lisan untuk saling bertukar informasi. Itulah bentuk awal Haolaibao. Justru karena tradisi tersebut, banyak seniman sangat mahir menciptakan Haolaibao dan Uri Gur.
Saudara pendengar, yang anda dengar sekarang adalah sebagian Uri Gur yang berjudul 'Pertandingan Jenderal' yang dinyanyikan oleh Laosier, keturunan ke-6 Khorchin. Pertunjukan Uri Gur yang lengkap memerlukan sekurang-kurangnya puluhan jam, kadang-kadang sampai setengah bulan lebih. Akan tetapi para Hugurci semua menyanyi dengan senang hati. Pada permulaan nyanyian, biasanya para pemain akan memperkenalkan dan menyanyi dengan improvisasi tanpa persiapan, itulah Haolaibao.
Pada pertengahan abad yang lalu, orang setempat akan mengundang seniman Hugurci untuk menyanyi di rumahnya. Seorang lansia yang berumur 62 tahun, Deli Ger mengatakan,
'Waktu saya baru berumur 7 atau 8 tahun, kalau ada penyanyi Hugurci yang datang ke desa kami, ini adalah hal yang sangat luar biasa. Kadang-kadang kami akan mengundang Hugurci dari tempat sejauh seratus kilometer dengan dokar. Waktu itu, orang-orang di daerah penggembalaan di sini satu sama lain amat berjauhan tempat tinggalnya. Yang terjauh bisa sampai puluhan kilometer. Kalau ada Hugurci yang datang, para gembala akan menyebarkan kabar ini dan keluarga demi keluarga akan datang berkumpul dengan dokarnya untuk mendengar nyanyian Hugurci.'
Bahasa tulisan etnis Mongol yang nomad tidak bersejarah lama. Banyak data sejarah yang berharga diwariskan dari generasi demi generasi dengan bahasa lisan. Banyak hal tidak terlupakan sampai sekarang. Sayang sekali, kini Hugurci semakain tidak populer. Seiring dengan semakin tersebarnya televisi, acara-acara hiburan bagi warga setempat tambah bervariasi. Karena itu, jumlah Hugurci di padang rumput Khorchin menurun tajam. Hingga tahun 2004, hanya puluhan orang saja yang masih bisa memainkan Hugurci. Hugurci semakin jauh dari kehidupan masyarakat sekarang. Pakar terkait, Sanbula Nuoribu mengatakan,
'Sejak tahun 1990, ruang bagi Hugurci yang dulu kini telah menjadi sekedar ruang untuk hobi saja. Jumlah seniman Hugurci semakin berkurang. Yang suka mendengarkan Hugurci juga semakin berkurang. Yang mau mendengarkan Hugurci hanya mereka yang lanjut usia saja, yang muda tidak ada yang mau dengar.'
Pada tahun 2001, Tiongkok memasuki Konvensi Warisan Budaya Non Material Lisan Manusia UNESCO PBB sebagai negara penandatangan konvensi. Setelah itu, pemerintah pusat melaksanakan serangkaian perlindungan terhadap warisan budaya non-materi lisan.
Pada tahun 2004, Institut Sosial Dan Ilmu Pengetahuan Tiongkok memulai proyek penelitian lapangan Uri Gur. Penanggungjawab projek tersebut, Siqin Batu memperkenalkan,
'Kini, yang paling kurang adalah data rekaman suara di lapangan. Pada tahun 2004 dan 2005, survey di lapangan telah memenuhi kekosongan bidang tersebut.'
Menurut Ketua Pusat Kesenian Radio Kota Tongliao Daerah Otonom Mongolia Dalam Tiongkok, Xu Changhe, selama 30 tahun ini, radionya telah merekam hampir 4 ribu jam acara Uri Gur. Kebanyakan mereka mengundang seniman untuk datang ke radionya.
Akan tetapi, apakah kesenian yang primitif itu masih tetap dipelihara keasliannya setelah memasuki kota besar? Pakar terkait, Zhu Zhizhong mengatakan,
'Saya berpendapat bahwa kesenian primitif harus memasuki platform penyebaran yang maju di zaman modern. Pada saat ini, kesenian serupa akan berkurang bila dibandingkan dengan dulu. Walaupun demikian, ia tetap merupakan warisan semangat bangsa. Kami berusaha memelihara kesenian primitif, sebenarnya untuk memelihara budaya bangsa Tionghoa.'
Tahun 2006 adalah suatu tahun yang sangat istimewa bagi Hugurci dan Uri Gur. Pada tahun itulah, pemerintah Zalute mengadakan Pekan Seni Uri Gur yang pertama. Uri Gur telah dicantumkan dalam Daftar Nama Warisan Budaya Non-Materi Tingkat Negara Kelompok Pertama oleh pemerintah Tiongkok. Akhirnya para seniman Hugurci yang telah berupaya melestarikan kesenian tersebut bisa merasa lega.
Nah, saudara pendengar, demikian tadi acara tetap Ruangan Etnis Minoritas Tiongkok edisi minggu ini. Penyiar anda Jinghua mengucapkan terima kasih atas perhatian anda. Sampai jumpa!
|