Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-12-11 13:30:24    
ASEAN Usahakan Pembangkitan

cri

 Tahun ini adalah genap 40 tahun berdirinya Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Dalam KTT ke-13 ASEAN pada tanggal 20 bulan Nomveber lalu, pemimpin 10 negara anggota ASEAN menandatangani Piagam ASEAN yang mempunyai arti merintis zaman, itu merupakan dokumen pertama yang mempunyai daya mengikat hukum merata bagi semua anggota ASEAN, menandakan ASEAN memasuki tahap yang baru dalam perjalanan integrasi, sekaligus meletakkan dasar kukuh demi perkembangan masa depan ASEAN. Berikut laporan wartawan kami.

Lagu yang Anda dengar sekarang berjudul "Rise", sebuah lagu yang diciptakan untuk memperingati HUT ke-40 berdirinya ASEAN. Sejak berdirinya pada bulan Agustus 1967, ASEAN telah berkembang menjadi satu organisasi regional yang mempunyai populasi 500 juta jiwa, dengan volume perdagangannya melampaui 1,4 triliun dolar Amerika, dan status internasionalnya terus meningkat. Selain itu, kerja sama ASEAN dengan luar diintensifkan terus, mekanisme dialog kerja sama ASEAN dengan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan kian sempurna, mekanisme kerja sama 10 plus 3 dan 10 plus 1 telah menjadi jalur penting dalam kerja sama Asia Timur. Dalam KTT Asia Timur, ASEAN mengajukan target jangka panjang untuk membentuk Masyrakat Asia Timur, agar berupaya menyempurnakan mekanisme kerja sama regional dengan ASEAN sebagai pusatnya. Justru seperti apa yang dikatakan mantan Sekretaris Jenderal ASEAN Rodolfo Severino, ASEAN menghadapi banyak masalah dalam proses mengupayakan persamaan dan mendorong perkembangan. Dikatakannya:

"Pertama, berbagai anggota takut pada persaingan regional, kedua, mengkhawatirkan keputusan dan ketetapan hati negara tetangga dipaksakan kepada negara sendiri. Selain itu, rakyat berbagai negara anggota, termasuk murid sekolah dasar tidak kekurangan pengetahuan tentang ASEAN dan keadaan kawasan ini."

Untuk menghadapi tantangan dalam perjalanan perkembangan, serta untuk lebih lanjut menyempurnakan mekanisme kerja sama ASEAN dan meningkatkan kerja sama saling menguntungkan antar anggota, pemimpin negara-negara anggota ASEAN menandatangani Piagam ASEAN dalam KTT tahun ini, intinya adalah mengubah ASEAN dari "perhimpunan politik" menjadi substansi hukum yang mempunyai dasar peraturan. Juru bicara KTT ASEAN Andrew Tan mengatakan:

"Dengan penandatanganan Piagam ASEAN, ASEAN akan berkembang menjadi satu organisasi yang mempunyai daya kohesi lebih tinggi dan lebih efektif. Itu merupakan tonggak sejarah dalam perkembangan ASEAN selama 40 tahun ini, dan menandakan kerja sama ASEAN, yang semula hanya di bidang politik, akan berkembang ke berbagai bidang dengan keamanan politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan sebagai dasarnya.

Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Singapura sebagai negara ketua bergilir ASEAN, dalam KTT tahun ini menekankan, demi mewujudkan cita-cita ASEAN, berbagai negara hendaknya meningkatkan kerja sama dan bersama-sama menghadapi tantangan di kawasan ini, sedangkan penyusunan piagam itu adalah satu "sinyal keras" untuk memperlihatkan minat politik itu, sekaligus menggambarkan prospek perkembangan ASEAN. Dikatakannya:

"Target kami untuk meningkatkan integrasi ASEAN menjadi lebih pragmatis, hal ini sesuai pula dengan kerangka kerja sama kawasan seluruh Asia. Dalam KTT itu kami telah mengayunkan satu langkah yang penting, antara lain menandatangani Piagam ASEAN, meluluskan Cetak Biru Masyarakat ASEAN yang bertujuan mewujudkan masyarakat ekonomi sebelum tahun 2015, dan Deklarasi Lingkungan Berkelanjutan ASEAN, dalam rangka menangani perubahaan iklim dan masalah keamanan energi. KTT tersebut sempat meningkatkan lebih lanut kemitraan antara satu sama yang lain."

ASEAN ke masa depan seharusnya memikili target yang tunggal, idensitas yang tunggal dan suara yang tunggul, dengan kuat menguasai hak dominasi kerja sama regional, tapi ini bukanlah satu hal yang mudah terwujud bagi negara-negara ASEAN yang berbeda di bidang politik, sosial, kebudayaan, taraf perkembangan ekonomi, sistem yudikatif dan kepercayaan agama. Mantan Sekretaris Jenderal ASEAN Rodolfo Severino menunjukkan, sebagai salah satu kawasan dunia dengan paling banyak jumlah negara berkembang, untuk mewujudkan integrasi regional dan cetak biru Masyarakat ASEAN, pemimpin berbagai negara ASEAN hendaknya menghilangkan ketakutan dan kekhawatiran akan persaingan antara satu sama lain. Dikatakannya:

"Setiap negara hendaknya melakukan kerja sama demi meningkatkan daya persaingan perusahaan masing-masing. Selain itu, rakyat berbagai negara ASEAN harus pula mengukuhkan lebih lanjut idensitasnya sebagai salah satu anggota ASEAN, dan yakin bahwa hal yang menguntungkan kawasan ini, berarti menguntungkan mereka diri sendiri. Kesemua itu hanya dapat diwujudkan melalui upaya."