Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-12-13 17:09:24    
Indonesia : Proposal AS Dapat Sebabkan Pembicaraan Deboisasi Keluar Jalur

cri

Tuntutan Amerika Serikat (AS) yang menginginkan agar perubahan penggunaan lahan dalam rencana pengurangan emisi dari deboisasi di negara-negara berkembang ikut disertakan ke dalam REDD. Tuntutan AS itu dapat menimbulkan ancaman serius terhadap negosiasi Konferensi Iklim PBB mengenai REDD yang sedang berlangsung.

Pada hari ini harian The Jakarta Post dengan mengutip pernyataan perunding Indonesia, Wahjudi Wardojo melaporkan, "Semua negara berkembang menolak proposal AS karena nampaknya AS ingin mengatur kita."

"Mereka ingin agar negara-negara pemilik hutan melaporkan perubahan penggunaan lahan untuk menerima insentif dari REDD," kata Wahjudi, selaku kepala departemen penelitian dan pengembangan Kementerian Kehutanan Indonesia. "Semua negara-negara berkembang setuju untuk hanya fokus kepada isu penebangan hutan, degradasi, dan konservasi." Ujar Wahjudi.

Konferensi perubahan iklim PBB yang akan ditutup pada hari Jumat, diharapkan dapat menetapkan peta jalan untuk komitmen jangka panjang setelah tahun 2012, saat implementasi tahap pertama Protokol Kyoto berakhir.

Banyak delegasi dari Konferensi Perubahan Iklim PBB, khususnya dari negara-negara berkembang menuntut negara-negara industri untuk berkomitmen mengurangi lebih banyak lagi gas emisi rumah kaca antara 25 hingga 40 persen pada tahun 2020. Protokol Kyoto sebelumnya meminta negara-negara kaya mengurangi emisinya hanya sebesar 5 persen dibawah level 1990.

Proposal REDD pertama kali diperkenalkan dalam pembicaraan perubahan iklim di Montreal pada tahun 2005 oleh Papua Nugini dan Kosta Rika. Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan prakarsa untuk mengumpulkan seluruh negara-negara pemilik hutan untuk bersatu mempromosikan REDD dalam pembicaraan perubahan iklim yang saat ini sedang berlangsung.

Negara-negara yang terlibat dalam proposal REDD adalah Indonesia, Brasil, Cameroon, Kosta Rika, Kolumbia, Kongo, Demokratik Republik Kongo, Gabon, Malaysia, Papua Nugini, dan Peru. Mereka pertama kali bertemu di New York pada bulan November untuk mendiskusikan isu kehutanan termasuk konsep REDD.

Saat ini Indonesia memiliki 120 juta hektar hutan, dan merupakan negara hutan terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Republik Demokrasi Kongo. Dengan harga karbon sebesar 10 dolar AS per ton, Indonesia diperkirakan dapat memperoleh sekitar 2 juta dolar AS per tahun dari REDD.

http://news.xinhuanet.com/english/2007-12/13/content_7241588.htm