Akhir bulan lalu Pekan Film Sri Lanka digelar di Beijing. Berbeda dengan film-film keluaran Eropa dan Amerika Serikat, film Sri Lanka menghidangkan nuansa agama dan pemandangan khas Sri Lanka kepada para penonton. Melalui penyelenggaraan Pekan Film Sri Lanka, pengetahuan para penonton Tiongkok tentang Sri Lanka yang sering dijuluki sebagai "negeri mutiara" dan "negeri singa" pun semakin bertambah.
Yang Anda dengarkan sekarang ialah kuplikan film Uppalawanna yang ditayangkan pada upacara pembukaan Pekan Film Sri Lanka. Uppalawanna menceritakan sebuah cerita asmara tragedis yang mengisahkan seorang suster muda nan cantik bernama Uppalawanna yang jatuh cinta pada seorang guru tari, namun hubungan sepasang kekasih itu ditentang oleh orangtua Uppalawanna yang disusul kemudian oleh serentetan peristiwa tragedi. Irama film itu mengalun-alun, dan penuh dengan nuansa agama.
Tahun ini adalah ulang tahun penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok-Sri Lanka yang ke-50. Berkenaan dengan itu, kedua negara melakukan serangkaian pertukaran kebudayaan. Dan untuk pertama kalinya, kedua negara menandatangani persetujuan kerja sama usaha perfilman. Penyelenggaraan Pekan Film Sri Lanka adalah sebagian dari isi persetujuan kerja sama tersebut. Duta Besar Sri Lanka untuk Tiongkok, Amunugama dalam wawancaranya dengan wartawan mengatakan, untuk Pekan Film itu, mereka dengan ketat menyeleksi film-film Sri Lanka yang akan diputar di Tiongkok. Mereka berharap, melalui penyelenggaraan pekan film seperti ini, pengetahuan para penonton Tiongkok tentang Sri Lanka dapat bertambah.
"Kami menghabiskan banyak waktu dalam menyeleksi film-film yang akan disuguhkan kepada para penonton Tiongkok. Film perdana yang diputar adalah film terbaru hasil garapan Sri Lanka. Para penonton Tiongkok mempunyai pengetahuan tertentu soal film-film Sri Lanka. Akan tetapi kami berharap dapat menyuguhkan sejumlah film yang lebih istimewa, untuk menampilkan Sri Lanka dari sudut pandang yang berbeda. Film-film yang ditampilkan dalam Pekan Film Srilanka mengekspresikan perasaan dan tradisi rakyat Sri Lanka. Kami yakin para penonton Tiongkok akan menggemari film-film itu."
Pekan Film Sri Lanka hanyalah satu dari seratus lebih kegiatan pertukaran kebudayaan Tiongkok dengan negara lain di tahun ini. Tahun 2007, kegiatan pertukaran kebudayaan Tiongkok dengan negara lain terhitung aktif sekali. Tidak sedikit jumlah negara yang mengadakan tahun kebudayaan di Tiongkok melalui pameran seni, penyelenggaraan pekan film, dan pertunjukan konser untuk meningkatkan pengenalan antar budaya. Pada bulan April, Musim Semi Pertukaran Kebudayaan Tiongkok-Perancis diadakan di 14 kota, antara lain di Beijing dan Shanghai. Menyusul kemudian adalah Jepang dan Korea Selatan yang juga mengadakan serangkaian kegiatan kebudayaan di Tiongkok. Antara lain melalui pameran film, pameran seni dan penyelenggaraan forum. Tidak ketinggalan pula adalah Kegiatan Tahun Kebudayaan Spanyol yang semarak dengan nuansa Spanyol. Lalu pada tanggal 17 Oktober, Tahun Kebudayaan Tiongkok-Yunani selama satu tahun resmi digelar. Sebagai pembuka, pameran kesenian yang diberi judul "Kenangan Kesenian Yunani Modern" digelar di Museum Ibu Kota Beijing, dengan memamerkan berbagai karya lukisan dan patung Yunani. Yang Ce, mahasiswa pasca sarjana dari Universitas Pertanian Tiongkok usai mengunjungi pameran tersebut mengatakan:"Walaupun melukis bukanlah bidang jurusan saya, namun saya tetap merasa terkesima melihat lukisan dan patung yang dipamerkan. Melihat karya-karya seni membuat orang merasa takjub. Seni memang sebuah keajaiban."
Pemerintah Yunani khusus mendirikan Rumah Kebudayaan Yunani di Jalan Nanheyan dekat Istana Kuno Beijing untuk memamerkan foto-foto tentang kebudayaan Yunani, agar rakyat Tiongkok dapat menikmati kebudayaan Yunani dari dekat.
Selain kegiatan kebudayaan negara lain diadakan di Tiongkok, kegiatan kebudayaan Tiongkok juga diadakan di luar negeri. Pada bulan September, Tiongkok dan Rusia bersama-sama mengadakan kegiatan "Festival Kebudayaan Volga." Dalam kegiatan itu, para seniman Tiongkok bertolak dari Moskow dan mengunjungi 11 kota Rusia dengan menyusuri Sungai Volga dan Sungai Don. Selama perjalanan itu, para seniman Tiongkok memperagakan kepada rakyat Rusia inti sari kesenian Tiongkok, seperti opera Peking, akrobatik, musik, tarian, dan kerajinan tangan rakyat. Pada bulan Oktober, Tiongkok sebagai negara tamu istimewa diundang mengikuti Festival Cervantino Internasional Ke-35. Dan untuk pertama kalinya tema budaya Tiongkok diangkat dalam Festival Houston Internasional AS.
Wakil Direktur Utama Perusahaan Pertunjukan Luarnegeri Tiongkok, Song Lihong mengatakan, alasan utama diadakannya festival bertajuk Tiongkok adalah untuk mengundang perhatian penduduk luar negeri. Ia mengatakan:"Kegiatan kebudayaan Tiongkok di luar negeri banyak sekali, seperti pertukaran unilateral dan multilateral. Orang asing menaruh perhatian besar pada Tiongkok. Melalui kegiatan-kegiatan itu, pengetahuan mereka tentang Tiongkok lama-lama bertambah. Mereka memiliki minat terhadap sejarah dan kesenian Tiongkok."
Menurut keterangan Song Lihong, di Jepang dan Korea Selatan yang sangat dipengaruhi kebudayaan Tiongkok, tiap tahun ada rombongan Opera Peking yang mengadakan pertunjukan di sana. Di negara-negara Barat, Opera Peking dan Opera Kunqu Tiongkok juga digemari para penonton."
Yang memberikan kesan mendalam kepada para penonton asing bukan hanya opera tradisional, tapi juga film Tiongkok. Tahun 2007, Tiongkok menayangkan 600 lebih judul film Tiongkok di 30 lebih negara dan daerah. 20 lebih film karya sutradara angkatan muda Tiongkok seluruhnya memperoleh 50 lebih penghargaan internasional. Direktur Pertukaran Internasional Biro Film Negara, Luan Guozhi memperkenalkan, bahwa film-film Tiongkok tidak hanya mengalami peningkatan nyata dalam hal penayangan dan jumlah penghargaan yang diraih, tapi film Tiongkok juga terus mencapai kemajuan baru dalam hal pendanaan, kerja sama dan distribusi di luar negeri.
"Bekerja sama dengan rekan di luar negeri dalam pembuatan film dan distribusi film, adalah hal-hal yang kami dukung. Tahun ini, terhitung sampai sekarang, kami telah selesai membuat 35 film karya koperasi dan 9 judul film atas bantuan rekan luar negeri. Film-film itu tidak hanya menempati pangsa yang cukup besar di pasar domestik, tapi juga mempunyai kekuatan induk dalam mewujudkan target film Tiongkok untuk 'melangkah keluar'."
Menurut keterangan, sampai sekarang omset penjualan 27 film Tiongkok di luar negeri tercatat sebesar 2 milyar renminbi. Ini adalah sebuah rekor dalam sejarah.
Berbagai lukisan dan patung hasil karya seniman angkatan muda Tiongkok juga terus mencapai hasil memuaskan di pasar seni luar negeri. Belum lama berselang, dalam kegiatan lelang karya seni modern Asia yang digelar di Hong Kong, empat belas Lukisan Nashkah Pertunjukan Kembang Api APEC karya Cai Guoqing berhasil dilelang dengan harga 74,24 juta dolar Hong Kong. Ini adalah sebuah rekor karya seni modern Tiongkok. Ketua Eksekutif Ekspo Galeri Internasional Tiongkok, Dong Mengyang berpendapat, sejak memasuki tahun ini, karya-karya seniman modern Tiongkok sangat digemari para kolektor luar negeri. Ia mengatakan: "Pada kegiatan lelang yang diadakan di New York, salah satu karya seorang seniman Tiongkok akhirnya dilelang dengan harga 4 juta dolar Amerika. Mereka adalah wakil representatif seniman modern Tiongkok. Tindak tanduknya sudah lama diperhatikan pihak terkait di luar negeri. Para kolektor luar negeri menganggap mereka dapat mewakili pemikiran orang Tiongkok zaman modern."
Menjelang pembukaan Olimpiade tahun 2008, Beijing dan kota lain di Tiongkok akan mengadakan semakin banyak kegiatan pertukaran kebudayaan. Sampai saatnya, semakin banyak seniman luar negeri yang akan berkunjung ke Tiongkok. Sementara itu, akan semakin banyak pula kesenian kebudayaan Tiongkok yang melangkah ke luar negeri.
|