|
Saudara pendengar, selama tahun-tahun belakangan ini, restoran-restoran asing menjamur di Beijing, sehingga warga Beijing dapat menikmati masakan khas berbagai negara di depan rumahnya dan tak perlu ke luar negeri. Dalam acara Masakan Asia Tenggara Di Beijing edisi pekan ini, akan kami perkenalkan restoran cita rasa Thailand.
Thailand adalah sebuah negara tropis yang berhadapan dengan laut, produk sayur-mayur hijau, sea food, buah-buahannya sangat melimpah, maka masakan Thailand berwarna cerah ceria, merah dan hijau berselang-seling, kelihatannya sangat indah. Baik sayur-mayur dan buah-buahan yang bersih dan segar, maupun cumi-cumi dan sea food lainnya yang sangat menggiurkan, dapat dikatakan mengkonsumsi masakan Thailand seolah-olah berada dalam keadaan menghayati pesona tropis yang kental di Thailand.
Kini, di Beijing terdapat lebih dari 20 restoran Thailand, terutama dibagi dalam dua macam, yaitu masakan Thailand yang asli dan masakan Thailand yang telah disesuaikan dengan selera orang Tiongkok. Restoran "Phrik Thai" yang terletak di Jalan Yabao komples kedutaan besar Distrik Chaoyang Beijing adalah sebuah restoran yang menghidangkan masakan Thailand asli.
Memasuki restoran "Phrik Thai", yang tampak dahulu adalah dinding dan lantai dari bambu, para pelayan mengenakan busana tradisional Thailand dan bermacam-macam perhiasan Thailand yang menawan hati, sehingga segera memperlihatkan pesona Thailand yang kental. Akan tetapi, berbeda dengan gaya dekorasi konsisten di restoran Thailand lainnya, "Phrik Thai" dapat dikatakan tidak begitu mewah. Kalau datang ke resto ini, justru seperti bertamu ke keluarga biasa di Thailand, oleh karena itu, restoran ini menjadi restoran yang paling unik dalam restoran-restoran Thailand di Beijing.
Pemilik Phrik Thai, Wiwat Phetgert adalah seorang Thailand. Pada tahun 1999, dia bertamasya ke Beijing atas undangan temannya. Karena berasal dari keluarga tukang masak, maka dia sangat memperhatikan restoran Thailand di Beijing. Setelah mengadakan penyelidikan, ia menemukan bahwa di Beijing hanya terdapat 2 restoran Thailand ketika itu, maka dia berembuk dengan keluarganya dan segera mengadakan persiapan untuk membuka sebuah restoran di Beijing. Dikatakannya,
"Restoran Thailand 'Phrik Thai' pertama dibuka di Beijing pada akhir tahun 1999. Pada tahap awal restoran itu dibuka di dekat Jembatan Jingguang, lalu pindah ke tempat sekarang pada tahun 2000. Karena telah mendapat pujian umum di mana-mana, maka pada tahun 2003 dan 2005 berturut-turut membuka dua cabangnya masing-masing terletak di Cosmopolitan Hotel di timur dan Hotel Holiday Inn Chang An West Beijing di barat."
Wiwat Phetgert tidak saja adalah pengelola "Phrik Thai" tapi juga koki utama di sana. Dia memperkenalkan masakan Thailand kepada kami,
"Ciri Khas masakan Thailand adalah asam, pedas dan manis, dapat menimbulkan nafsu makan dan membuat orang ketagihan. Masakan terkenal di restoran kami adalah sop Tomyankoong, Kari Hijau Ayam, Kari Kuning Kepiting dan lain sebagainya."
Sop Tomyankoong adalah salah satu masakan Thailand yang paling terkenal dan pasti dipesan serta pilihan pertama pada musim dingin karena dapat menghangatkan badan dan lambung. Bahan Sop Tomyankoong terdiri dari udang, daun salam dan sereh yang diimpor langsung dari Thailand, lalu ditambah sambal dan saus udang tradisional khusus, dan rasanya agak asam, pedas dan sedikit manis.
"Phrik Thai" dengan teliti memilih bahan masakan. Semua bahan, bumbu dan rempah-rempah diimpor dari Thailand, dan telah ditetapkan siklus penggunaan ilmiah untuk menjamin kualitasnya supaya seleranya tetap asli. Selain itu, karinya juga sangat berciri khas. Istri Wiwat Phetgert, Shi Lei yang selalu bekerja di sini memperkenalkan kepada kami,
"Biasanya kami merekomendasi serial masakan kari hijau dan kari merah, karena semua bumbu kari dibuat sendiri, bukan dibeli dari Thailand yang telah dikemas, maka sangat segar, ini adalah salah satu perbedaan antara restoran kami dengan restoran Thailand lainnya di Beijing."
Karena "Phrik Thai" terletak di dekat kompleks kedutaan besar, maka tamu-tamu yang datang pada hari siang terutama adalah staf kedutaan besar berbagai negara, dan tamu-tamu yang datang makan malam kebanyakan adalah orang Tiongkok.
Zhang Yin yang bekerja di kedutaan besar mempunyai banyak kesempatan untuk mencicipi masakan dari berbagai negara. Zhang Yin menyukai luar biasa masakan Thailand. Dikatakannya,
"Kini makan sudah bukan soal menyelesaikan masalah pangan, sebenarnya ada lebih banyak permintaan terhadap masakan, termasuk selera dan kesan visualnya, serta semacam suasana yang dapat dihayati ketika makan. Saya suka makan masakan Thailand justru karena saya suka suasana yang asing di restoran."
Yang suka makan di "Phrik Thai" ternyata termasuk orang Thailand di Tiongkok. Areewan Boonyagaad adalah mahasiswa Thailand yang sedang kuliah di Beijing dan sering datang ke restoran ini. Dikatakannya,
"Saya merasa harga makanan di sini lebih mahal dibandingkan dengan di Thailand, mungkin karena bahan dan bumbunya diimpor dari Thailand, tapi seleranya hampir sama dengan masakan di Thailand, dan pelayanannya juga baik sekali. Saya merasa seperti pulang ke kampung, maka saya suka datang ke sini."
Meskipun sebab tamu-tamu memilih "Phrik Thai" sangat berbeda, tapi semuanya mempunyai kesan mendalam terhadap ciri khas masakan Thailand. Duduk makan di restoran "Phrik Thai", sambil menikmati masakan enak luar negeri, sambil mendengarkan musik tradisional Thailand, justru seperti sedang berada di Thailand.
Sampai sekarang sudah 8 tahun sejak dibukanya restoran "Phrik Thai", sedangkan Wiwat Phetgert juga telah tinggal di Beijing selama 8 tahun. Meskipun telah tinggal lama di Beijing, tapi selalu merindukan kampung halamannya. Wiwat Phetgert mengatakan, ia memandang "Phrik Thai" sebagai rumahnya di Beijing, ia mengharapkan dapat melalui radio CRI mengundang semakin banyak teman bertamu ke rumahnya.
Demikian tadi saudara pendengar Ruangan Tiongkok-ASEAN untuk pekan ini. Kalau Anda mempunyai kesempatan, silakan datang ke rumah Wiwat Phetgert untuk mengecap masakan asli Thailand. Kita berjumpa pula pada acara yang sama minggu depan.
|