|
Saudara pendengar, selamat berjumpa kembali dalam ruangan Tiongkok-ASEAN edisi ini, saya Nining. Menjelang Tahun Baru Imlek- hari raya tradisional yang paling ramai dirayakan di Tiongkok, kami tetap mengajak Anda mengunjungi restoran-restoran Asia Tenggara di Beijing. Dalam acara pekan ini, marilah kita bersama-sama mencicipi masakan Myanmar dan Indonesia di Restoran Jawa Dan Yangon.
"Jawa & Yangon", adalah nama sebuah restoran yang menjadi kenang-kenangan memenuhi pikiran kami. Bagian depan restoran ini tidak begitu megah, di luarnya ada sebuah halaman terbuka untuk para tamu yang suka duduk sambil makan di ruang terbuka pada musim panas. Karena sekarang di Beijing sedang berada pada musim dingin, maka hanya tampak sejumlah bonsai diletakkan di sana. Restoran kecil mungil ini tampaknya kurang menarik perhatian umum, tapi adalah satu-satunya restoran yang menyediakan masakan-masakan Indonesia dan Myanmar di seluruh Kota Beijing.
Begitu memasuki restoran, segera merasakan suasana kental Asia Tenggara. Banyak gambar hiasan keping emas tradisional Myanmar tampak tergantung di dinding, topeng Indonesia dan ukiran kayu dipajang di atas meja bar, dan alat musik tradisional Myanmar diletakkan di atas ambang jendela. Saudara pendengar, dengan mendengarkan alunan musik Myanmar yang merdu, apakah Anda juga terpesona seperti saya oleh suasana "Jawa dan Yangon" yang diciptakan oleh pemilik restoran ini?
Saudara pendengar pasti ingin menanyakan, mengapa restoran ini menyediakan baik hidangan Indonesia maupun masakan Myanmar kepada tamu-tamu? Apakah citra rasa kedua jenis masakan itu hampir sama atau sebab lainnya? Menurut perkenalan pelayan di sini, pemilik restoran adalah seorang wanita Myanmar dan pernah berwisata ke Indonesia dan langsung menyukai masakan Indonesia yang lezat dan enak, maka, ia memutuskan untuk membuka sebuah restoran yang menghidangkan masakan Indonesia dan Myanmar di Tiongkok. Apakah hal itu benar, marilah kita mendengarkan sendiri kisah pemilik restoran ini, Ibu Daw Di. Dikatakannya,
"Sebelum saya membuka restoran ini, di Beijing masih belum terdapat sebuah restoran yang bersamaan menyediakan masakan Indonesia dan Myanmar, maka saya memikirkan untuk membuka sebuah restoran sejenis. Kebetulan suami saya datang bekerja ke Beijing, maka keinginannya saya dapat terkabul. Kini, restoran saya menjadi satu-satunya restoran yang menyediakan masakan Myanmar dan Indonesia di Beijing. Sudah tentu, saya sendiri juga sangat suka makan masakan tersebut."
Daw Di benar-benar adalah seorang pengusaha yang mempunyai imajinasi. Berikut Daw Di memperkenalkan masakan khas di restorannya,
"Masakan khas restoran adalah masakan Myanmar dan masakan Indonesia. Biasanya tamu-tamu datang memesan Salad Pepaya. Sedangkan gado-gado adalah favorit masakan yang kerap dipesan mahasiswa Indonesia di Beijing. Selain itu, juga ada mi ayam dengan kuah santan dari Myanmar, hidangan ini digemari banyak orang yang pernah berkunjung ke Myanmar dan Indonesia."
Setiap menu masakan sangat menggiurkan. Dengan bantuan Daw Di, wartawan memesan misoa kuah ikan dan kari ayam tambah santan dari Myanmar serta gado-gado dan soto ayam dari Indonesia. Tak lama kemudian, hidangan disajikan di meja wartawan, pemilik restoran memberikan gratis teh susu Myanmar. Aroma masakan yang enak itu segera menggugah selera wartawan.
Berbeda dengan masakan Barat yang "tak dapat merasa kenyang", porsi masakan di restoran ini memang cukup besar. Misoa kuah ikan yang rasanya agak asin dan asam, kari ayam tambah santan yang rasanya agak asin dan manis, gado-gado yang dicampuri saus daging dengan resep khusus, dan soto ayam yang harum dan lezat, semuanya itu membuat lidah menari liar. Sambal manis Asia Tenggara dan perasa pada lidah saling berbentur, sambil minum teh susu yang harum semerbak, sambil mendengarkan alunan musik yang merdu, Anda pasti dapat merindukan sinar matahari, pantai berpasir dan candi di negara-negara yang jauh di mata itu.
Bagaimanakah keaslian masakannya, hanya koki yang mempunyai hak bicara? Koki warga Myanmar, Kyaw Lwin Oo yang kini bekerja di restoran adalah koki yang terkenal di negaranya sebelum datang ke Beijing. Setelah datang ke Tiongkok, ia kerap dipanggil oleh Kedutaan Besar Myanmar untuk membantu memasak pada tahun baru tradisional Myanmar dan Festival Simbur Air. Dikatakannya,
"Sejumlah bumbu dan rempah-rempah pada masakan Myanmar yang sulit ditemukan di Tiongkok, kami dapat meminta bantuan teman-teman membawakan dari Myanmar. Kadang-kadang juga dapat dibeli di restoran-restoran Thailand. Restoran kami sedapat mungkin menghidangkan makanan asli."
Ketika wartawan sedang makan, datanglah seorang tamu khusus. Ia bukan datang untuk makan melainkan untuk mengundang koki. Dikatakannya,
"Saya berasal dari sebuah perusahaan hubungan masyarakat. Kami akan mengadakan kegiatan penyebaran kebudayaan Indonesia, dan memerlukan koki Indonesia. Di Beijing kini hanya tinggal satu restoran Indonesia. Saya menemukan restoran ini dari internet, lalu menghubungi bosnya untuk mengundang koki Indonesia."
Menurut penjelasan pelayan di sini. Perusahaan dan hotel mengundang koki ke sini seperti Manajer Lin Peng itu sangat banyak. Sejumlah besar tamu datang ke sini karena restoran "Jawa & Yangon" adalah satu-satunya yang menyediakan masakan Myanmar dan Indonesia. Dikabarkan, yang sering makan di sini bukan orang Myanmar, juga bukan orang Indonesia, melainkan orang Prancis dan Jerman! Masakan Asia Tenggara yang enak benar-benar menarik sahabat-sahabat berbagai negara yang tinggal di Beijing. Daw Di mengatakan kepada kami, mereka telah menerima order selama hari raya Tahun Baru Imlek, mungkin orang Tiongkok mengharapkan mencicipi masakan Myanmar atau Indonesia pada hari raya tradisional Tiongkok.
Saudara pendengar, demikian tadi perkenalan tentang restoran Jawa dan Yangon, penyiar anda Nining mengucapkan terima kasih atas perhatian anda, kita berjumpa lagi pada acara tetap minggu depan.
|