Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-02-20 16:45:39    
Mesjid Ashab Qingjing Yang Bersejarah Seribu Tahun

cri

Di pertengahan Jalan Tumen, pusat perbelanjaan paling ramai di Kota Quanzhou, Fujian Selatan terdapat sebuah mesjid yang bersejarah seribu tahun. Mesjid yang dinamakan Qingjing itu menyaksikan dan menguraikan sejarah pertukaran persahabatan Tiongkok dengan dunia Arab selama sekitar seribu tahun. Pada bulan Desember tahun 2007, Raja Oman menyumbangkan 500 ribu dolar AS untuk membangun sebuah tempat solat baru di sebelah timur mesjid itu. Tempat solat itu menempati areal 800 meter persegi dengan mencontoh gaya bangunan budaya Islam dan diperkirakan akan dirampungkan pembangunnya dalam satu tahun.

Sejak Dinasti Tang, transportasi Kota Quanzhou ke luar negeri semakin maju dan pada zaman Dinasti Song dan Yuan sudah berkembang menjadi "Pelabuhan Terbesar Timur" yang tak kalah dari Pelabuhan Alexander Mesir ketika itu. Di Kota Quanzhou muncul pemandangan makmur dengan berkumpulnya pedagang mancanegara. Pedagang dari berbagai pelosok dunia lebih-lebih pedagang Arab dari kawasan Timur Tengah memusat di Quanzhou. Mereka hidup berdampingan secara rukun dengan penduduk asli Quanzhou dan membentuk Kota Quanzhou yang paling terbuka, bertoleransi dan berkembang dalam sejarah.

Di sepanjang ratusan meter Jalan Tumen dalam Kota Quanzhou pernah dibangun tempat sembahyang agama Islam, Buddha, Hindu, Katolik dan Tao. Keadaan itu dapat dilihat kemakmuran ekonomi dan sosial serta toleransi kebudayaan di Quanzhou.

Mesjid Qingjing menempati areal 2.184 meter persegi, mulai dibangun pada tahun 1009 Dinasti Song Utara dan merupakan salahsatu mesjid yang paling awal dibangun di Daratan Tiongkok. Sampai tahun 1309, mesjid itu dibangun kembali oleh orang Iran.

Mesjid itu dibangun dengan mencontoh bentuk tempat solat Agama Islam Damaskus Suriah. Gerbang mesjid mempunyai gaya bangunan agama Islam Arab yang tradisional, dan terdiri dari 3 lapisan. Bangunannya berbentuk empat segi dan ukiran di sebelah kiri dan kanan tembok utara yang menghadap bulan dapat menetapkan hari mulainya puasa. Bentuk seluruh bangunan itu sangat megah.

Di altar sembahyang kini hanya tinggal tembok batu dan di atasnya terdapat ukiran batu Al Kuran dalam bahasa Arab yang dilestari dengan baik. Atap altar itu pernah roboh akibat gempa bumi pada zaman Dinasti Ming dan kini hanya tinggal puingnya.

Balai Mingshan di sudut baratlaut mesjid itu dibangun pada tahun 1567 Dinasti Ming. Setelah atlar sembahyang itu roboh, para penganut mengadakan solat di sana. Batu prasasti di sebelah timur gerbang yang dibangun pada tahun 1350 dan diperbaiki pada tahun 1609 Dinasti Ming merupakan bukti penting untuk meneliti agama Islam di Quanzhou. Ukiran batu yang berisi titah Kaisar Chengzhu Dinasti Ming untuk melindungi Mesjid Qingjing dan Agama Islam itu sangat berharga.

Jauh pada awal tahun 1960-an, Mesjid Qingjing ditetapkan sebagai benda budaya tingkat nasional gelombang pertama yang dilindungi negara dan Asosiasi Agama Islam Quanzhou juga didirikan di sana. Mesjid itu tak pernah sepi karena sering dikunjungi sarjana, pejabat dan wisatawan dari negara-negara Arab.

Mesjid kuno yang bersejarah seribu tahun itu memungkinkan persahabatan antara rakyat Tiongkok dan dunia Arab diteruskan dari generasi ke generasi.