Saat berbicara soal hubungan antara dua negara, biasanya orang-orang cenderung mengkaitkannya dengan hubungan politik dan ekonomi. Namun hubungan kebudayaan juga mengandung unsur komunikasi dan pengertian, dan sebuah pameran seni kontemporer yang sedang berlangsung di Beijing telah menggambarkan persahabatan Tiongkok dan Australia.
Delapan seniman Tiongkok yang terlibat dalam acara ini sudah tinggal dan bekerja di Australia selama hampir dua dekade. Mereka sudah memiliki pengertian mendalam terhadap kebudayaan Tiongkok sebelum meninggalkan negerinya dan di kemudian hari para seniman ini mendapat pengaruh dari kebudayaan Australia. Karya mereka merefleksikan kombinasi dan integrasi dua budaya dan pandangan baru para seniman mengenai dunia.
Pengatur acara Madeleine O'Dea menyebut seniman "Cakrawala Selatan" sebagai "duta budaya." "Pameran ini adalah perayaan hubungan antara seniman kontemporer Tiongkok dan Australia yang sudah hampir mencapai 20 tahun."
Pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, kelompok seniman Tiongkok ini memutuskan keluar negeri agar dapat berkembang menjadi seniman sesungguhnya. Mereka pergi ke Australia tempat mereka berjuang, dan sekarang mereka menjadi seniman sukses yang menghasilkan karya-karya indah.
Karya mereka juga menarik perhatian Perdana Menteri Australia Kevin Rudd. Ia membuka pameran di Kedubes Australia dan melihat-lihat lukisan karya seniman terkenal Guan Wei.
"Sebagai contoh, sebuah lukisan seperti karya Guan Wei yang dalam tradisional Tiongkok adalah lukisan pemandangan. Bila Anda amati dengan seksama, dan saya menyarankannya kepada warga Australia yang sedang hadir dan berkunjung, Anda akan melihat Ned Kelly sedang dianiaya di bawah air terjun. Jadi ini semacan Ned Kelly lewat Sidney Nolan melalui Guan Wei masuk ke pemandangan Tiongkok zaman Dinasti Ming ? Coba Anda pikirkan. Tapi saya katakan kepada Anda, itu sangat menyenangkan."
Lukisan yang disebut-sebut Rudd adalah lukisan akrilik milik Guan Wei di atas gulungan kertas yang diberi judul "Menelusuri Kembali Jatuhnya Ned Kelly, No 2." Diselesaikan pada tahun 2004, lukisan itu menggambarkan cerita antiterorisme modern di zaman Dinasti Ming.
Ned Kelly adalah seorang pencuri sekaligus pahlawan asal Australia. Namun dalam karya Guan Wei, Ned Kelly menjadi sasaran para tentara modern. Untuk mengkritik kekejaman perang, Guan Wei menggunakan garis merah dan titik darah untuk mengungkapkan maknanya. Konflik budaya dan panggilan para pelukis untuk perdamaian menjadi bukti dalam pameran ini.
Guan Wei prihatin terhadap perdamaian dunia dan pemanasan global, sementara itu Hu Ming, seorang seniman perempuan sekaligus mantan tentara dalam angkatan perang Tiongkok lebih fokus kepada hak-hak kaum perempuan. Lukisan minyaknya di atas kanvas yang berjudul "Barang Peninggalan dari 87 Keabadian Baru ? Mengikuti Mentari" dapat mengilustrasikan perubahan dalam kehidupan perempuan. Hu Ming mendapat inspirasi dari karya seni terkenal Tiongkok "Barang Peninggalan 87 Keabadian". Karyanya sangat unik karena ia menggantikan pria abadi dengan perempuan dari era dan kelas sosial berbeda.
Perempuan mulia di zaman TIongkok kuno dan perempuan molek berbaju qipao di Shanghai zaman dulu dilukiskan berpadu dengan wanita karir dan gadis modern yang berseliweran dengan pakaian bikini. Hu Ming mengatakan karyanya dibuat dalam waktu 10 tahun. Ia ingin menunjukkan kepada dunia sejarah liberal perempuan Tiongkok dan trend busana di Tiongkok.
"Ini adalah perempuan cantik dan modern di pertengahan tahun 1980-an. Ia sedang memegang gula-gula bundar besar di tangannya untuk menandakan bahwa kehidupan saat itu sangat nyaman."
Gambar terakhir karya Hu Ming adalah seorang perempuan penyendiri dengan sarang burung di atas kepalanya dan sebilah pisau tajam di tangannya. Hu Ming menggunakan gambar ini untuk menunjukkan permulaan baru bagi kehidupan perempuan Tiongkok dalam masyarakat modern.
Seniman Tiongkok terkenal lainnya adalah Lin Chunyan, Tan Yifeng, Guo Jian, dan Ah Xian juga membawa karya-karya mereka ke pameran tersebut. Mereka pergi ke Australia saat perubahan besar terjadi di Tiongkok. Di Australia, mereka mengalami kesempatan, tantangan, frustasi, sekaligus upah kehidupan sebagai imigran. Karya, kehidupan pribadi, dan pengalaman hidup mereka menyediakan garis penghubung antara dunia lama Tiongkok dan dunia baru Australia.
http://news.xinhuanet.com/english/2008-04/15/content_7978519.htm
|