Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-04-17 16:37:11    
Mark Tedder, Warga Amerika Peserta Lomba Lagu Olimpiade

cri

Olimpiade membawa dunia semakin dekat ke Beijing, dan Beijing semakin dekat bagi dunia. Salah satunya adalah melalui lagu.

Di antara ribuan lagu yang diikutsertakan dalam Kontes Lagu Olimpiade Beijing 2008, dua lagu ditulis oleh seorang pemusik non-komersil Mark Tedder. Mark Tedder, seorang warga negara Amerika menciptakan lagu Sing Sing Sing Beijing atau Bernyanyilah Beijing dan Beijing Will Shine atau Beijing kan Bersinar.

"Olimpiade adalah sebuah acara dunia yang membawa semua negara menjadi satu. Itu membuat saya tertarik karena saya tertarik pada dunia, jadi saya mulai menulis lagu. Lagu Sing sing Beijing ditulis karena dalam gambaran saya ribuan orang yang memenuhi Stadium Nasional bisa menyanyikan suatu lagu bersama. Karena itu lagu itu harus amat sederhana dan mudah dinyanyikan," demikian komentar Mark mengenai lagunya Sing Sing Beijing. Ia menargetkan lagu ini sebagai lagu pembukaan Olimpiade.

"Lagu ini amat mudah, kan? Ini bahasa Inggris tapi mudah dinyanyikan oleh orang Tiongkok dan siapa saja dari negara mana saja," kata Mark Tedder. Lagu ini memang nada dan kata-katanya sederhana. Mark Tedder pernah diberi kesempatan untuk membawakan lagu-lagu ini di hadapan para finalis Miss World 2007 di malam final kontes kecantikan yang diadakan di Tiongkok. "Wanita-wanita cantik dari berbagai negara di dunia ini ternyata bisa menyanyikan lagu ini," kata Mark dengan bangga.

Bersama istri dan dua anak laki-lakinya, Mark Tedder datang ke Beijing mempertunjukkan musiknya kepada warga Beijing. Konser-konsernya kebanyakan gratis, atau dananya disumbangkan bagi kegiatan amal di Tiongkok. Salah satu konser amalnya adalah konser untuk pengumpulan dana China Disability Federation untuk membantu orang-orang cacat Tiongkok. Ia juga pernah bekerja sama dengan Deng Yaping, atlet tenis meja kenamaan Tiongkok dalam sebuah konser amal.

Tentang Olimpiade Beijing, sendiri, Mark merasa bahwa Olimpiade ini amat istimewa bagi Tiongkok. Baginya, ini adalah kesempatan yang luar biasa bagi Tiongkok untuk menjamu dunia dan bagi Tiongkok untuk mempertunjukkan dirinya kepada dunia.

"Semua mata akan menuju ke Beijing selama dua minggu di bulan Agustus dan ini akan menjadi perayaan besar, baik bagi mereka yang berkunjung ke Beijing maupun bagi Tiuongkok sendiri untuk mencerminkan gambaran akan harapan, sukses, dan kemenangan. Saya kira artinya amat penting bagi Tiongkok dan bagi saya sendiri. Saya amat merasa terhormat bisa tinggal di Beijing pada masa ini.," papar Mark.

Keluarga Mark Tedder adalah keluarga yang amat unik. Mereka sekeluarga adalah pemusik dan telah berkeliling ke lebih dari 40 negara untuk bermain musik. Mereka sendiri telah beberapa kali datang ke Tiongkok untuk mengadakan konser. Setelah itu mereka memutuskan untuk tinggal di Tiongkok selama dua tahun sampai Olimpiade tiba. Mereka semua bisa berbagai macam bahasa, dan sedang belajar bahasa Mandarin.

"Kami datang ke sini dan kami mulai belajar bahasa Mandarin. Bahasa ini susah, tapi ini suatu tantangan dan amat menyenangkan. Saya selalu membuat kesalahan. Tetapi orang Tiongkok amat mudah memaafkan saya dan amat sabar kepada kami. Mungkin mereka tidak mengerti apa yang kami katakana atau tertawa dalam hati, tetapi mereka tidak menunjukkannya dengan wajah mereka. Pokoknya asyik deh," kata Mark ketika ditanya tentang kemampuan bahasa Mandarinnya.

Tentang kemungkinannya masuk ke dalam album lagu-lagu Olimpiade, Mark Tedder mengaku tidak tahu apakah lagunya akan masuk kualifikasi. Tetapi sejauh ini respon dari pendengar dan juri lumayan baik.

"Kami dapat kesempatan masuk ke film dokumenter buatan CCTV, juga ada artikel tentang kami di China Daily, dan ada berbagai interview radio dengan Beijing Radio, dengan 97,4 FM dan juga dengan berbagai radio AM. Selain itu, pada pemilihan Miss World, saya juga diundang lho untuk memainkan lagu saya di malam finalnya," jelas Mark.

Lagu "Beijing Will Shine" yang ia ciptakan cenderung lembut dan agak sedih. Menurut Mark sendiri alasan mengapa lagu ini agak sedih ialah karena ia menargetkan lagu ini sebagai lagu penutup Olimpiade.

"Dalam gambaran saya, semua orang di Stadion Nasional Beijing sadar bahwa hari ini adalah hari terakhir olimpiade. Mereka amat sedih karena sudah telanjur kenal banyak teman, teman orang Tiongkok dan dari seluruh dunia, tapi sekarang semua harus berpisah. Tetapi Beijing akan tetap ada di pikiran dan di hati dan selalu ingat persahabatan yang pernah terjadi. Hubungan ini akan terus berlanjut seumur hidup. Dan juga Beijing akan terus di pikiran saya, seperti bintang. Dan bila Anda melihat ke surga, bila Anda menatap langit dan ada bintang yang terangnya lebih daripada yang lain, Beijing akan jadi seperti itu karena Olimpiade akan menempatkan Tiongkok di peta dunia dan membuat semua orang datang ke sini, ke ibukota Beijing," kata Mark menutup wawancara dengan CRI.

Meskipun menghadapi lawan-lawan musisi kelas dunia seperti Celine Dion dan artis-artis kenamaan dari Tiongkok seperti Jay Chou, Zhang Huimei, dan Sun Nan, Mark Tedder tidak merasa minder. "Biarlah yang terbaik yang akan menang," katanya dengan sportif. Bila Anda ingin mendengarkan lagu-lagu Mark Tedder, Anda bisa mendengarkan lagu-lagunya yang lain di www.myspace.com/marktedder atau di www.worshiplanet.com.