Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-05-07 09:43:02    
Jelajahi Musium Hanyangling

cri

Di sebelah utara Kota Xi`an, Propinsi Shaanxi Tiongkok barat terletak banyak makam kaisar Kerajaan Han kuno. Di antaranya adalah Makam Hanyang yang sudah berumur 1.200 tahun lebih. Dewasa ini, di atas tanah peninggalan Makam Hanyang dibangun museum bersejarah bawah tanah pertama yang modern di Tiongkok.

Begitu menapakkan kaki di Makam Hanyang yang memiliki areal seluas 20 kilometer persegi, nampaklah Makam Kaisar dan Makam Ibusuri berukuran besar yang terletak di tengah pepohonan subur yang berdiri tegak di atas lapangan rumput. Kerajaan Han Barat kuno Tiongkok merupakan kerajaan feodal kedua Tiongkok yang diperintah oleh 11 kaisar. Penyuluh Museum Makam Hanyang, Zhang Pei menjelaskan bahwa Makam Hanyang dibangun oleh Kaisar Hanjing yakni kaisar ke-4 Kerajaan Barat Tiongkok.

Zhang Pei mengatakan: "Makam Hanyang mulai dibangun pada tahun ke-4 pemerintahan Kaisar Hanjing yang wafat 12 tahun kemudian. Pembangunan Makam Hanyang lalu dilanjutkan bersama oleh Kaisar Liu Qie dan isterinya selama 28 tahun."

Di dalam Makam Hanyang tersebar sekitar 10 ribu makam pendamping dan 190 lebih di antaranya telah dieksploitasi. Selama menelusuri jalan yang berliku-liku dari permukaan tanah menuju bawah tanah, terlihatlah berbagai lubang makam pendamping yang merupakan Balai Pameran Lubang Makam Pendamping. Penyuluh Zhang Pei mengatakan, setiap lubang makam pendamping berbentuk empat persegi panjang dari arah timur ke barat dan dalamnya mencapai 3 meter dengan lebar 2,4 meter. Dalam lubang makam itu terdapat sejumlah besar patung tembikar. Zhang Pei mengatakan: "Badan patung-patung tersebut terbuat dari tembikar, dan lengannya terbuat dari kayu dan dapat digerakkan. Busananya yang halus dan megah terbuat dari sutera, kapas, kulit, dan lain-lain. Mereka memainkan peranan yang berbeda-beda saat mendampingi sang kaisar di alam baka."

Zhang Pei mengatakan, kelompok patung tembikar pendamping itu merupakan kelompok patung tembikar pendamping makam terbesar ke-2 setelah Terakota Hulungbalang dan Kuda Makam Qingshihuang. Berbeda dengan Terakota Hulungbalang dan Kuda Makam Qingshihuang yang serius dengan ekspresi muka yang gagah, patung tembikar di Makam Hanyang nampak tenang dan bahagia. Wakil Direktur Musium Makam Hanyang, Yan Xinzhi mengatakan, hal itu dikarenakan keharmonisan sosial di zaman Kerajaan Han Barat yang makmur serta kehidupan sosial yang stabil dan bahagia. Oleh karena itu, perasaan bahagia pembuat patung tembikar termanifestasi dalam karya mereka.

Dikatakannya: "Terakota Hulungbalang dan Kuda Makam Qingshihuang nampak gagah dan berani. Tapi patung tembikar di Makam Hanyang tampak tenang dan bahagia."

Di Makam Hanyang terdapat pula barang-barang perlengkapan pendamping dalam jumlah besar, seperti perabotan, perlengkapan militer, alat tenun, bahan pangan, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penyelidikan arkeologi dan sistem protokol penguburan kuno, boleh dikatakan bahwa Makam Hanyang merupakan gudang benda peninggalan yang raksasa. Kerajaan Han Barat terkenal sangat makmur dan jaya, karena itu kerajaan di bawah tanah itu merupakan cetak ulang Kerajaan Han yang pernah jaya pada 2.000 tahun lebih yang lalu. Zhang Pei mengatakan: "Di antara 10 parit lubang yang dibuka untuk umum, ada sebuah parit lubang yang paling panjang, yakni 94 meter. Dan di salah satu ujung parit lubang tersebut ada 3 gudang tembikar, gudang kiri yang tertutup, dan dua gudang lain yang sudah rusak dan nampak ada gandrung, gandum dan lain-lain."

Makam yang digali di Makam Hanyang kebanyakan adalah makam pendamping. Untuk membongkar seluruh Makam Hanyang, perlu menghabiskan waktu setidaknya 150 tahun. Demi melindungi dan menjaga keaslian Makam Hanyang, maka di atas tanah makam tersebut tidak diperbolehkan membangun bangunan baru apapun. Bangunan baru justru dibangun di bawah tanah.

Saat pertama kali menginjakkan kaki di Museum Makam Hanyang, selain perasaan terkejut pada kehidupan raja kuno yang sangat berfoya-foya, Anda juga dapat mengenal dan menyaksikan segenap proses penggalian dan perbaikan benda budaya, serta iptek modern untuk melindungi sekaligus memamerkan benda budaya.