Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-05-14 14:55:32    
PBB Nilai Tinggi Upaya Penanggulangan Bencana Gempa Pemerintah Tiongkok

cri

Gempa bumi luar biasa yang menggoncangkan Sichuan hari Senin lalu ( tgl.12 Mei ) telah mengakibatkan jatuhnya korban serius berupa tewas atau luka-lukanya sejumlah besar warga dan kerugian harta benda. Setelah terjadi becana itu, dibawah pimpinan Pemerintah Tiongkok, rakyat seluruh negeri bergotong royong satu hari dan dengan kesatuan tekad bagaikan benteng perkasa , berupaya sebesar mungkin untuk dengan cepat melakukan pekerjaan pertolongan dan penanggulangan bencana. Upaya penanggulangan bencana yang dilakukan Tiongkok itu mendapat penilaian tinggi Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan OCHA PBB, WHO dan Strategi Pengurangan Bencana Internasional ISDR PBB. Berikut lapaoran wartawan kami dari Geneva.

Juru bicara Kantor OCHA PBB Elisabeth Byrs menyatakan rasa keprihatinan dan simpati yang mendalam atas kemalangan yang menimpa Tiongkok tersebut, dan mata sang ibu setengah baya itu nampak berkaca-kaca ketika mendengarkan tutur wartawan CRI tentang terjebaknya sekitar 1000 orang murid atau siswa dalam timbunan reruntuhan gedung sekolah yang ambruk hancur. Ia mengerti bahwa Pemerintah Tiongkok sudah berupaya semaksimal mungkin.

Ia menyatakan pengertiannya bahwa dalam hal tersebut pemerintah Tiongkok sudah berupaya semaksimal mungkin dan telah menyediakan berbagai macam barang keperluan hidup kepada para korban yang selamat. Dan ia yakin seiring dengan semakin intensifnya upaya penolongan dan penanggulangan akan lebih banyak lagi korban yang dapat diselamatkan.

Menghadapi bencana tersebut, pemerintah Tiongkok dengan secepatnya mengambil tindakan tanggap darurat dan mengemukakan semboyan tentang waktu berarti jiwa, mengerahkan berbagai tenaga sosial ambil bagian dalam pekerjaan penolongan dan penanggulangan bencana. Perdana Menteri Wen Jiabao turun sendiri ke garis pertama untuk memimpin upaya penyelamatan dan penanggulangan bencana di lapangan dan menjenguk para korban. Kesemuanya ini sangat mengesankan Salvano Briceno , Kepala Sekretariat ISDR PBB. 

Ia mengatakan, dapat sedemikian cepatnya Pemerintah Tiongkok mengambil tanggap darurat terhadap musibah, hal ini benar-benar sangat menakjubkan . Ia menyaksikan dari tayangan televisi, bahwa kehadiran staf penyelamat di lapangan dalam waktu tidak sampai 4 jam setelah terjadinya gempa. Penanganan tanggap darurat Pemerintah Tiongkok terhadap bencana sangat baik dan sangat cepat , sehingga sangat mengesakannya.

Sekalipun seluruh Tiongkok dari lapisan pimpinan sampai ke rakyat jelata bersatu hati dan aktif melakukan upaya penyelamatgan dan penanggulangan, tapi karena buruknya cuaca dan keadaan jalan , pekerjaan pertolongan dan penanggulangan tetap menghadapi banyak kesulitan. Ketika wartawan kami menanyakan tentang keyakinan juru bicara WHO Fadela Chaib terhadap upaya Tiongkok tersebut, jawabannya adalah sangat tegas.

Sudah tentu berkeyakinan.Karena Tiongkok sekarang adalah negara besar yang mempunyai banyak pengalaman dalam upaya penyelamatan dan penanggulangan bencana, juga memiliki banyak pakar di bidang tersebut , ia berpendapat bahwa Tiognkok mempunyai kemampuan untuk menangani dengan baik pekerjaan pasca bencana. Demikian kata Fadela Chaib, juru bicara WHO.

Setelah terjadinya gempa bumi tersebut , banyak negara dan organisasi internasional menyatakan kesediaannya untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada Tiongkok. Terhadap hal itu, Pemerintah Tiongkok menyatakan terima kasih dan sambutan baik. Tapi mengingat belum tersedianya syarat pada dewasa ini, maka pemerintah Tiongkok belum mulai menerima bantuan luar negeri. Beberapa lembaga PBB telah menyatakan kepada wartawan kami, bahwa mereka sewaktu-waktu bersedia memberikan bantuan kepada Tiongkok, untuk itu Elisabeth Byrs membuat konsep yang konkret.

Dikatakannya dari laporan media Tiongkok mereka mengetahui ada dua pabrik kimia di daerah bencana yang mengalami kerusakan serius, mereka bersedia mengirim sebuah tim pakar pelestarian lingkungan ke Tiongkok untuk bekerja sama erat dengan pihak terkait Tiongkok.

Gempa bumi yang melanda Sichuan kali ini telah menewaskan sekitar 10 ribu orang , keadaan di daerah korban bencana sangat mengerikan dan memprihatinkan , terhadap bencana alam yang sedemikian ganasnya , apakah ada cara untuk mengantisipasinya? Menghadapi pertanyaan tersebut, Salvano Briceno sebagai penanggungjawab ISDR PBB mengatakan, kini umat manusia boleh dibilang tidak berdaya terhadap bencana alam seperti gempa bumi ini. 

Dikatakannya, meramal gempa bumi adalah sangat sulit, karena keterjadiannya sering kali sangat mendadak, sekalipun seperti Tiongkok dan sejumlah negara lain memiliki cara-cara yang relatif maju, tapi dewasa ini juga hanya dapat mendeteksinya beberapa menit sebelum terjadinya gempa, sedangkan dari artian pencegahan, waktu beberapa menit itu nyaris tidak berarti sama sekali.

Sementara itu, Briceno menunjukkan pula, tidak dapat meramalkan gempa bumi tidaklah berarti umat manusia boleh pasrah terhadap bencana tersebut , yang penting harus menghadapinya dengan membangun bangunan yang tahan gempa . Ia lebih lanjut mengatakan, kita dapat belajar dari sebiaj contoh di Tiongkok , yaitu dari Tangshan yang pernah digoncangkan gempa bumi hebat pada tahun 70-an Abad lalu.

Dikatakannya, di bidang upaya pengantisipasian dan penanggulangan bencana gempa bumi, pemerintah Tiongkok telah banyak berbuat , misalnya di Tangshan yang pernah dilanda gempa bumi hebat, rumah-rumah yang dibangun kembali pasca bencana semuanya memiliki fungsi tahan gempa yang bagus, pengalaman ini dapat dipromosikan di kota-kota lain Tiongkok.