Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-05-18 18:20:35    
Singgah Sebentar di Beijing,Menlu Hassan Wirajuda Bertemu Dengan Menlu Yang Jiechi

cri

Usai rangkaian kunjungannya ke Asia Tengah yang berlangsung dari tanggal 10 hingga 16 Mei, Menteri Luar Negeri Indonesia Hassan Wirajuda pada hari Jumat malam (17/5) singgah di Beijing untuk melanjutkan perjalanannya ke Singapura. Dalam kunjungan singkatnya itu, Menlu Wirajuda kemarin (18/5) sempat bertemu dengan Menlu Yang Jiechi selama satu jam.

Setelah itu, Menlu Wirajuda yang didampingi oleh Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing, Mohammad Oemar menuju ke Hotel Hilton untuk melakukan temu wawancara dengan Wartawan CRI dan seorang wartawan dari kantor berita resmi di Indonesia.

Dalam kesempatan wawancara itu, Menlu Wirajuda menyampaikan penghargaannya terhadap Menlu Yang Jiechi yang bersedia meluangkan waktunya untuk memenuhi permintaan mendadak dari pihaknya untuk melakukan pertemuan di akhir pekan. Bagi Wirajuda, hal itu merupakan isyarat yang sangat positif dalam hub persahabatan dan kerjasama antara Indonesia dengan Tiongkok.

Dilanjutkannya, pokok pembicaraan antara pihaknya dengan Menlu Yang Jiechi adalah masalah penyaluran bantuan internasional kepada korban Badai Nargis di Myanmar yang telah menewaskan puluhan ribu jiwa. Dinyatakannya, keinginan masyarakat internasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan mengalami kesulitan karena sikap pemerintah Myanmar yang tertutup dan sangat selektif.

Sementara itu, Menlu Wirajuda menegaskan pula di tengah akses yang tidak mudah untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Myanmar, akhirnya masyarakat internasional menaruh harapannya kepada negara-negara ASEAN untuk memainkan peran fasilitator antara masyarakat internasional dengan pihak Myanmar. Dalam hal ini, dikatakannya bahwa Singapura selaku ketua ASEAN akan mengadakan pertemuan khusus menteri luar negeri negara-negara ASEAN untuk membicarakan masalah Myanmar.

Dalam pembicaraan tersebut, baik Indonesia maupun Tiongkok sepakat untuk mendorong Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang khusus untuk membahas isu Myanmar ini dengan melibatkan Indonesia, Tiongkok, dan negara-negara anggota Non Blok lainnya. Karena masalah Myanmar adalah masalah kemanusiaan, dan bukan masalah yang bisa mengancam perdamaian internasional. Kedua pihak juga mengharapkan agar Myanmar setidaknya bisa bersikap terbuka kepada negara-negara ASEAN dan negara tetangga lainnnya.

Selain isu Myanmar, kedua menteri luar negeri itu juga membicarakan rencana kunjungan resmi Menlu Wirajuda ke Tiongkok dalam rangka membalas kunjungan resmi yang dilakukan Menlu Yang Jiechi pada bulan Juli tahun lalu sesaat setelah dilantik menjadi menteri luar negeri. Dalam kunjungan resmi yang waktunya masih diatur itu, keduanya sepakat akan membentuk komisi bersama dan menandatangani perjanjian extradisi perdagangan. Selain itu, keduanya juga akan melakukan perampungan rencana kerja yang merupakan penjabaran perjanjian kemiteraan strategis yang sudah ditandatangani Presiden Hu Jintao dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. Penandatanganan dan kerjasama ini bertujuan untuk memperluas dan memperdalam berbagai aspek hubungan kedua negara.

Menlu Wirajuda juga sempat menyampaikan rasa dukacita dan simpatinya yang mendalam kepada pemerintah dan rakyat Tiongkok, khususnya kepada keluarga dari para korban gempa Sichuan. Dalam pertemuan itu, Menlu Yang Jiechi mengatakan bahwa pihaknya optimis pemerintah Tiongkok mampu mengatasi dampak bencana gempa ini. Di sisi lain, Menlu Wirajuda mengatakan bahwa dalam pertemuan antara pengusaha Indonesia dengan 174 pengusaha Tiongkok yang pekan ini berlangsung dan berakhir sukses di Jakarta, para pengusaha Indonesia mengumpulkan sejumlah dana sumbangan sebagai wujud solidaritas dari rakyat Indonesia kepada rakyat Tiongkok.

Menyinggung soal sikap pemerintah Tiongkok terhadap elemen-elemen seperatis Tibet, Wirajuda mengatakan, berdasarkan prinsip yang dikandung PBB, Indonesia menghormati keutuhan wilayah dan kedaulatan sebuah negara. Dan menurutnya, masalah Tibet adalah masalah dalam negeri Tiongkok dan ia yakin bahwa pemerintah Tiongkok dapat menangani masalah itu dengan sebaik-baiknya. Dikatakannya, Indonesia sangat menghargai telah adanya pertemuan dialog antara pemerintah Tiongkok dengan unsur-unsur Tibet mengenai masalah terkait. Ditegaskannya pula bahwa sebaiknya masalah Tibet tidak dikait-kaitkan dengan penyelenggaraan Olimpiade.

Wirajuda yakin dengan sumber daya manusia dan kekuatan ekonomi Tiongkok, didukung pula dengan sikap terbuka Tiongkok terhadap bantuan internasional bagi korban gempa Sichuan, berbagai masalah dan bencana yang menimpa Tiongkok menjelang hari pembukaan Olimpiade, tidak akan menjadi gangguan yang menghambat kesuksesan penyelenggaraan acara olahraga bergengsi sedunia itu.