Institut Konfusius Hannouver Jerman dan SM Grosse, Kota Wolfenbuttel, Negara Bagian Lower Saxony bersama-sama mengadakan mata kuliah percontohan tentang pengajaran bahasa Han (bahasa Mandarin) di sekolah dasar dan sekolah menengah Jerman. Kegiatan pengajaran bahasa Mandarin selama tiga hari itu beraneka ragam, sehingga menyediakan peluang bagi para siswa Jerman untuk mengenal bahasa Mandarin secara lebih dekat.
Di ruang kuliah SM Grosse yang mengadakan pelajaran dwi bahasa, para siswa sedang berkuliah bahasa Mandarin dalam suasana riang gembira. Kuliah percontohan pengajaran bahasa Mandarin tersebut diikuti para siswa dari sekolah-sekolah menengah di Negara Bagian Lower Saxony Jerman. Siswa yang paling muda hanya berusia 10 tahun. Kuliah percontohan itu merupakan salah satu program yang diluncurkan Kantor Pimpinan Negara untuk Pemerataan Bahasa Mandarin di Dunia pada tahun 2007. Rektor Pihak Tiongkok Institut Bahasa Mandarin Hannouver, Dr. Hu Chunbo memperkenalkan: "Kuliah percontohan pengajaran bahasa Mandarin terdiri dari aneka mata kuliah yang membidangi pengajaran bahasa dan kebudayaan. Selain kuliah, para siswa dihidangkan pula film-film animasi Tiongkok, pertunjukan silat wushu oleh siswa-siswa sekolah menengah Jerman, makanan gaya Tiongkok dan lain sebagainya. Para siswa akan diberikan sertifikat tanda partisipasi kegiatan setelah mengikuti kuliah tersebut, dengan maksud para peserta merasa bangga setelah mengikuti kuliah belajar bahasa Mandarin."
Intitut Konfusius Hanouver didirikan pada Juni tahun 2007, merupakan satu-satunya institut Konfusius yang disponsori bersama oleh Pusat Tiongkok Hannouver dan Universitas Tongji Tiongkok di bawah pimpinan Kantor Pimpinan Negara untuk Pengajaran Bahasa Mandarin di Dunia. Salah satu tugas utamanya ialah mengajarkan bahasa Mandarin di sekolah dasar dan menengah. Akhir tahun lalu, dengan dukungan badan pendidikan Negara Bagian Lower Saxony dan Kantor Pimpinan Negara untuk Pengajaran Bahasa Mandarin di Dunia, mata kuliah percontohan pengajaran bahasa Mandarin secara serentak diluncurkan di tiga kota Negara Bagian Lower Saxony, dengan diikuti oleh hampir seratus siswa dari 10 sekolah menengah. Untuk tahun ini, kuliah percontohan diadakan di Sekolah Grosse Kota Wolfenbuttel Negara Bagian Lower Saxony. Sekolah itu adalah sekolah senior yang bersejarah paling lama di negara bagian tersebut. Kepala Sekolah Peter Ensthaler mengatakan: "Baik dulu maupun sekarang, Tiongkok adalah salah satu negara penting di dunia, dan lebih-lebih patut dipelajari pada masa globalisasi dewasa ini. Dengan Tiongkok diharapkan tidak hanya didirikan hubungan politik, melainkan didirikan pula hubungan antar manusia. Sebagai satu sekolah menengah, kami bertarget menyebarluaskan tugasnya antara remaja dan pemuda, dan itulah sebabnya kami membuka kuliah bahasa Mandarin di sekolah kami."
Setelah berakhirnya kuliah selama tiga jam pada hari pertama, para siswa Jerman yang dulu hampa pengetahuan tentang bahasa Han, kini telah mampu menghitung dalam bahasa Mandarin, suatu prestasi yang cukup mengagumkan. Selain itu, mereka juga bisa bercakap-cakap dengan bahasa Mandarin yang sederhana, seperti "Apa kabar?", "Terima kasih!", "Nama saya ..." dan "Berapa usia ...".
Menurut keterangan, pemerataan bahasa Mandarin oleh Institut Konfusius Hannouver di perguruan tinggi serta sekolah menengah dan sekolah dasar di Negara Bagian Lower Saxony dan daerah sekitarnya telah mencapai kemajuan yang cukup besar. Kini Universitas Jacobs Bremen dan perguruan tinggi lainnya telah membuka kuliah pengajaran bahasa Mandarin dengan tujuan mewisuda mahasiswa yang lulus dari HSK, ujian taraf bahasa Han (Mandarin). Institut Konfusius berencana pula untuk membuka mata kuliah pengajaran bahasa Mandarin di beberapa perguruan tinggi lainnya.
|