Saudara Pendengar, selamat berjumpa dalam acara khusus Sayembara Pengetahuan Pariwisata bertema "Guangxi nan Indah" yang diselenggarakan bersama oleh CRI dan Biro Pariwisata Daerah Otonom Zhuang Guangxi. Dalam acara kali ini, saudara akan kami ajak ke Huangyao untuk merasakan nuansa kota kuno yang memadukan pemandangan alam dan lanskap budaya, dan ke Taman Hutan Nasional Gunung Gupo untuk menikmati keindahan pemandangan orisinal yang segar udaranya.
Tapi sebelumnya akan kami ajukan dua pertanyaan untuk dijawab pendengar. Pertanyaan pertama, kota Huangyao sudah bersejarah berapa tahun? Kedua, di Gunung Gupo terdapat berapa puncak yang tingginya di atas seribu meter? Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, silakan mengikuti artikel yang segera akan kami siarkan ini.
Kota kuno Huangyao terletak di bagian hilir Sungai Lijiang, termasuk dalam yurisdiksi Kota Hezhou, Guangxi timur, kira-kira 200 kilometer dari Kota Guilin. Kota Huangyao yang bersejarah 1036 tahun adalah sebuah kota kuno. Petugas Perusahaan Pariwisata Budaya Kota Huangyao, Zhu Xianggui mengatakan, tata ruang seluruh kota kuno ini sangat terpengaruh oleh teori "fengshui" tradisional Tiongkok. Dikatakannya,
"Seluruh kota kuno itu berbentuk Pa Kua. Hanya terdapat sebuah jalan utama di kota itu dengan cabang jalan yang berkelok-kelok seperti seekor naga yang menari."
Kota Huangyao dalam sejarah adalah sebuah kota penting perdagangan yang sangat terkenal, karena sejumlah besar keluarga di kota itu berdagang dan kehidupannya makmur, maka setiap toko dan rumah, kelenteng leluhur keluarga, serta punjung, panggung, menara dan kamar loteng dibangun dengan indah. Setelah mengalami waktu ratusan tahun, bangunan-bangunan itu kini sudah menjadi lanskap budaya yang paling berciri khas di kota itu. Zhu xianggui mengatakan,
"Kota itu mempunyai empat pemandangan unik, yakni pohon beringin tua, Sungai Yaojiang yang mengalir melewati kota itu, jalan papan batu yang tebal dan licin peninggalan zaman dulu; dan yang terakhir adalah punjung, panggung, menara dan kamar loteng yang banyak jumlahnya dan terdapat banyak kuplet dan papan bertulis."
Kota Huangyao adalah tempat permukiman banyak etnis. Di sini, adat istiadat berbagai etnis yang berbeda saling berbaur dan budaya etnis beraneka ragam. Wanita cabang etnis Yao yaitu suku Tuyao dan Panyao memakai perhiasan rambut yang amat indah. Meja jamuan suku Tuyao panjangnya sampai seratus meter, dapat melayani ratusan tamu. Suku Panyao mempunyai adat nikah yang menarik. Etnis Zhuang yang hidup di sini pandai menyanyi, maka sering diadakan kegiatan menyanyi sahut menyahut semalam suntuk dan tari kucing api.
Peduduk kota Huangyao turun temurun bekerja setelah matahari terbit dan istirahat setelah matahari terbenam. Mereka bersanding dengan gunung dan sungai serta jalan dan gang kota kuno, membentuk sebuah pemandangan yang menarik.
Suasana sebagai kota kuno terasa di mana-mana di Huangyao. Berjalan di jalan batu hamper kota itu, kita tidak saja dapat melihat orang lanjut usia yang menggiring sapi untuk menghela batu giling serta orang yang sedang mengayuh kincir air, terdapat pula tempat pembuat arak, penggilingan padi-padian atau kedelai dan peralatan tradisional lainnya. Wisatawan boleh mengoperasikannya untuk mencoba menjalankan sendiri cara kerja tradisional itu. Sumur Kuno Dewa yang terletak di bagian tenggara kota itu juga sebuah obyek wisata yang tak boleh dilewatkan.
Sumur Kuno Dewa sebenarnya adalah lima kolam sumber air yang berjajar, setiap kolam berukuran kira-kira satu kali tiga meter, dalamnya kurang-lebih satu meter dan terbuat dari batu hitam. Air sumber mengalir dari pipa di bawah tanah ke kolam pertama, lalu secara berurut mengalir ke kolam berikutnya. Ada ketentuan yang ketat bagi pengguna kolam-kolam itu. Warga kota kuno ini, Liang Hua mengatakan,
"Sumur Kuno Dewa ini adalah sumur yang istimewa di Kota Huangyao, Air sumur pertama khusus untuk diminum, tidak boleh digunakan untuk mencuci tangan; sumur kedua untuk mencuci sayuran dan juga tidak boleh digunakan untuk cici tangan, sedang tiga yang lain boleh digunakan untuk mencuci pakaian. Ketentuan itu dimaksudkan supaya air dapat digunakan secara berulang untuk melindungi sumber daya air."
Cara penggunaan air sumur secara terbagi itu memanifestasikan kecerdasan orang zaman kuno. Daerah sekitar sumur juga merupakan pusat pertukaran budaya dan informasi. Para wanita berkumpul di sini mencuci baju dan sayuran, sambil bertukar berbagai informasi yang beredar di kota itu, tak ubahnya seperti jumpa pers.
Ada orang yang mengatakan, kota Huangyao serperti sebuah kumpulan syair seribu tahun yang pernah dilupakan orang di rak buku perpustakaan yang sepi. Tapi kini ia sedang membuka halaman yang indah, memperlihatkan gaya yang bersahaja, anggun dan bersejarah lama kepada dunia.
"Kami menyambut tamu-tamu asing berkunjung ke Huangyao. Lanskap alam dan budaya kota ini serta adat istiadat dan budaya penduduknya pasti akan membuka mata anda. Anda pasti tidak akan kecewa datang jauh-jauh ke kota ini.."
Selain lanskap budayanya yang bersejarah lama, Taman Hutan Nasional Gunung Gupo kota ini menghadirkan keindahan alam yang asli.
Taman hutan nasional seluas 8.000 hektar itu terletak di perbatasan Guangxi, Hunan dan Guangdong. Di daerah pemandangan itu terdapat gunung yang tinggi dan jurang yang dalam, lingkungan indah permai dan sunyi dengan vegetasi yang terpelihara baik. Di taman nasional ini terdapat 25 puncak lebih seribu meter di atas permukaan laut, di antaranya puncak yang tertinggi yaitu Tiantangding setinggi 1.800 meter di atas permukaan laut. Air Terjun Xiangu, Luohan dan Yuanyang yang indah mempunyai cirinya sendiri membentuk pemandangan yang indah dan megah.
Karena mempunyai hutan yang subur serta banyak air terjun dan sungai, maka kadar anion oksigen dalam udara di gunung Gupo sangat tinggi sehingga disebut sebagai "warung oksigen alam" yang terbesar di daerah Tiongkok selatan. Selain itu, cuaca di Gunung Gupo sangat nyaman, hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas, merupakan tempat istirahat dan memulihkan kesehatan yang bagus. Penanggung jawab daerah pemandangan Gunung Gupo, Deng Chonglang mengatakan,
"Menurut survei pakar Akademi Ilmu Kehutanan Zhongnan di Gunung Gupo, kadar anion oksigen dalam satu sentimeter kubik udara gunung ini adalah 10.000 lebih, dan di tempat yang tertinggi 65.856, merupakan 200 sampai 300 kali lipat dibanding di dalam kota."
Karena mempunyai lingkungan alam yang bagus, maka Gunung Gupo menjadi tempat syuting film dan sinetron, sedang pemutaran film dan sinetron itu telah membuat Gunung Gupo lebih dikenal orang. Kini, Gunung Gupo yang setiap tahun menerima lebih dari 50.000 wisatawan asing merupakan tujuan wisata terbesar kedua bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Guangxi menyusul Kota Guilin. Wisatawan berbagai negara sangat tertarik oleh lingkungan di sini, Zhang Shengfeng dari Malaysia mengatakan,
"Saya Zhang Shengfeng dari Malaysia. Saya mengenal Gunung Gupo dari sebuah sinetron Hong Kong. Tempat ini pemandangannya sangat indah, undaranya segar, iklimnya sejuk dan nyaman. Saya akan memperkenalkan tempat ini kepada teman-teman."
Nah, saudara pendengar, demikian tadi telah kami sampaikan artikel untuk sayembara pengetahuan pariwisata "Guangxi nan Indah". Sebelum acara ini ditutup, akan kami ulangi dua pertanyaan untuk dijawab pendengar. Pertanyaan pertama, Kota Huangyao sudah bersejarah berapa tahun? Kedua, di Gunung Gupo terdapat berapa puncak di atas seribu meter? Suart anda dapat dikirim ke alamat: Indonesian Service, China Radio International, 16A Shijingshan Road, Beijing, China. Kode pos: 100040, juga dapat dikirim dengan email ke alamat: indo@cri.com.cn . tanggal penutupan bagi jawaban sayambara ini adalah 6 Oktober tahun 2008 (berdasar stempel pos) atau pukul 24:00, 6 Oktober 2008 bagi jawaban melalui internet.
Saudara pendengar, terima kasih atas partisipasi anda dalam sayembara pengatahuan pariwisata yang diselenggarakan bersama oleh CRI dan Biro Pariwisata Guangxi ini, sampai jumpa dalam kesempatan yang lain.
|