Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-06-25 16:59:14    
Kembalilah ke Nirwana Bumi (1)

cri

Setelah dilanda bencana dan krisis, Indonesia yang pada tahun 80-an dan 90-an dijuluki sebagai surga terakhir di bumi, kini sedang melakukan usaha-usaha ekstra untuk memulihkan industri pariwisata. Di tahun kunjungan Indonesia 2008, CRI menurunkan rangkaian laporan tentang bagaimana Indonesia berusaha menarik turis Tiongkok untuk kembali mengagumi sang nirwana bumi.

 

"Sebelum datang ke Indonesia, yang saya tahu di sana ada gempa bumi, ada tsunami, ada teroris. Dulu saya pikir, banyak orang jahat di Indonesia," kata Liu Jin, mahasiswi Beijing Foreign Studies University yang datang ke Indonesia di tahun 2006 untuk belajar Bahasa Indonesia.

 

Wajah Indonesia yang dulu tergambar di angan-angan wisatawan sebagai nirwana terakhir di bumi dalam satu dasawarsa terakhir ini memang telah berubah menjadi kelabu tangis dan tragedi di siaran berita televisi. Wajah Indonesia yang memburuk ini tentu adalah tantangan terbesar kebangkitan kembali industri pariwisata Indonesia.

 

Meskipun demikian, semakin meningkatnya wisatawan Tiongkok yang mencari tempat liburan di luar negeri dipandang sebagai kesempatan besar bagi sektor pariwisata Indonesia. Menurut Rosmawalati Chalid, konselor bidang sosial dan budaya Kedutaan RI di Beijing, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi China, semakin banyak rakyat Tiongkok yang punya penghasilan berlebih untuk berlibur di luar negeri. Bahkan World Tourism Organization memprediksikan bahwa pada tahun 2020, warga Tiongkok yang berlibur ke luar negeri akan menduduki keempat terbanyak di dunia.

 

 

 

Karena itu Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing bekerja sama untuk lebih menggiatkan promosi pariwisata Indonesia di Tiongkok.

 

Salah satu strategi khusus Indonesia adalah mengundang media Tiongkok untuk mengadakan perjalanan liputan pariwisata ke Indonesia. Untuk tahun ini, CCTV 10 telah mengontak KBRI untuk mengadakan liputan tentang pembuatan kapal phinisi di Sulawesi dan Pulau Komodo. Sedangkan Shandong TV juga berencana akan membuat documenter tentang Padang dan Mataram. Dari KBRI sendiri, khusus untuk Tahun Kunjungan Wisata ini, mereka berencana mengadakan Indonesia Week di Beijing setelah kesibukan Olimpiade mereda di bulan September.

 

Departemen Budaya dan Pariwisata Indonesia bekerja sama dengan berbagai pemerintah daerah di Indonesia selama setahun ini juga menyiapkan 100 acara budaya yang digelar di berbagai daerah di Indonesia. Misalnya, Grand Prix Phinisi, Turnamen Golf Indonesia Open, Java Jazz, Visit Musi Year, dan World Batik Fair. Ini semua diadakan untuk menambah daya tarik wisata di berbagai kawasan di Indonesia.

 

 

Tahun 2008 ini telah dikenal sebagai tahun penyelenggaraan Olimpiade Beijing. Mengapa Tahun Kunjungan Indonesia juga diadakan tepat bersamaan dengan olimpiade?

 

Menurut Rosmawalati Chalid, Visit Indonesia Year 2008 ini diadakan pada tahun 2008 bukan karena bersamaan dengan Olimpiade Beijing 2008, tetapi untuk memperingati 100 tahun kebangkitan nasional Indonesia. Pemerintah Indonesia berharap pengembangan sektor pariwisata akan menjadi salah satu penggerak pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 

Tetapi tentu saja acara olimpiade yang jadi pusat perhatian dunia juga dimanfaatkan untuk mempromosikan Tahun Kunjungan Indonesia. Kebetulan, obor olimpiade juga sempat mampir di Jakarta pada tanggal 22 April yang lalu. Media-media Tiongkok dan media asing lain yang akan meliput kegiatan pawai obor Olimpiade juga akan diundang untuk mempromosikan Indonesia.

 

Mengenai target pemerintah Indonesia untuk menarik 250 ribu wisatawan Tiongkok di tahun 2008, Rosmawalati Chalid menyatakan optimis dapat memenuhi target ini. Wisatawan Tiongkok di tahun 2005 telah meningkat sebesar 100 persen lebih, sedangkan di tahun 2007, jumlah wisatawan Tiongkok ke Indonesia mencapai 165 ribu orang lebih. Ini adalah peningkatan sebesar 50 persen lebih dari tahun 2006.

 

Pada tahun 2008 ini, Pemerintah Indonesia menargetkan kedatangan 7 juta wisatawan asing. Pendapatan dari sektor pariwisata selamaTahun Kunjungan Indonesia ini diharapkan dapat mencapai 6,4 milyar dolar Amerika.