Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2008-07-18 15:21:03    
Singapura Berupaya Terosos " Nol Medali " Dalam Olimpiade

cri

Sejak pengangkat besi putra Tan Howe Liang meraih medali perak dalam Olimpiade Roma pada tahun 1960. kontingen Singapura tak pernah memetik satu pun medali dalam Olimpiade selama 48 tahun ini. Olimpiade Beijing 2008 dianggap Singapura sebagai kesempatan paling baik untuk mengakhiri " nol medali ".

Untuk mencapai prestasi terbaik dalam Olimpiade tahun 2008 dan Olimpiade 2012, pada akhir tahun 2006, Singapura merumuskan program khusus Olimpiade " 0812 ", dengan mengalokasi dana sejumlah 5 juta dolar AS untuk melatih sejumlah atlet yang berpotensi dalam cabang olahraga tenis meja, layar, menembak dan bulu tangkis. Wakil Menteri Senior Pembangunan, Pemuda dan Olahraga Singapura, Teo Ser Luck mengatakan, " Saya berharap para atlet berupaya keras, agar Singapura memetik medali Olimpiade kedua selama 48 tahun ini. Karena adanya dukungan terhadap program ' 0812 ' itu, saya kira para atlet Singapura akan mencapai tingkat tertentu baik dalam psikologi maupun dalam pelatihan. Maka saya kira Olimpiade Beijing adalah suatu kesempatan yang paling baik, dan saya berharap dapat mencapai terobosan. "

Teo Ser Luck mengungkapkan, Singapura sudah mempersiapkan bonus untuk para atlet yang meraih medali. Sementara itu, Teo Ser Luck berharap para atlet Singapura dapat mengatasi keragurannya yang tak diperlukan terhadap Olimpiade Beijing, siap sepenuhnya untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Beijing. " Saya sudah berulang kali berkunjung ke Beijing, saya menganggap keamanan tidak menjadi masalah. Kualitas udara pernah menjadi perhatian umum, namun saya menganggap pengontrolannya cukup memuaskan. Maka saya pikir bahwa para atlet tak perlu khawatir. "

Li Jiawei yang dilahirkan di Beijing adalah pemain tenis meja Singapura yang paling berpengharapan untuk meraih medali. Dia dapat mengembangkan keunggulannya dalam Olimpiade Beijing, tempat lahirnya. Maka, dia berkeyakinan untuk prestasinya. " Saya berharap berpatisipati dalam Olimpiade Beijing. Mulai dari umur 14 tahun hingga sekarang, saya menerima latihan di Singapura. Saya berharap dapat meraih medali untuk Singapura, " kata Li Jiawei.

Koh Seng Leong yang pernah keluar sebagai pemenang kedua dalam cabang olahraga layar di Asian Games di Doha berpendapat, perlombaan layar Olimpiade di Qingdao, Tiongkok sangat bermanfaat bagi atlet Singapura, karena kondisinya hampir sama dengan di Singapura. " Arus angin, arah angin, aliran air, unsur-unsur tersebut tak terkendalikan. Tapi saya dapat mengendalikan berat badanku dan pelatiahanku. Saya akan memperlihatkan ketrampilanku apabila saya mengendalikan diri sendiri, " ujar Koh Seng Leong.

Koh Seng Leong mengakui, walau taraf layar Singapura sudah menempati urutan terdepan di Asia, namun Singapura perlu berupaya keras untuk mencapai prestasi baik dalam Olimpiade Beijing.

Perenang putri Singapura Tao Li pernah memetik medali emas dalam Asian Games di Doha pada tahun 2006. Para warga Singapura berharap Tao Li dapat menciptakan keajaiban dalam Olimpiade Beijing. Dia mengatakan, " Saya akan menahan tekanan, karena sangat penting bagi seorang atlet untuk menenangkan diri menjelang kompetisi, mengembangkan diri dan menciptakan presitasi, seperti saya di Asian Games. Saya berharap dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi. "

Berbagai kalangan di Singapura menaruh harapan kepada para atletnya dalam Olimpiade Beijing, mereka berharap para atlet dapat memetik medali emas biar satu pun, baik medali emas, medali perak maupun medali perunggu.