Forum Laut Tiongkok Selatan sidang tahunan 2019 Forum Asia Bo’ao diadakan di Bo’ao, Provinsi Hainan, Tiongkok pada 29-30 bulan ini. Forum yang mengangkat tema “Keamanan Maritim Asia-Pasifik: Kerja Sama, Tata Tertib dan Peraturan” dihadiri oleh ratusan sarjana, pejabat dan wakil terkait dari belasan negara dan daerah.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Yi Xianliang dalam pidatonya menyatakan, keamanan Laut Tiongkok Selatan seharusnya berdasarkan pada tata tertib dan peraturan tanpa kekerasan. Jauh pada tahun 1990-an, Tiongkok dan negara-negara ASEAN telah membuka jalan penjajakan yang mengusahakan perdamaian dan kestabilan dengan peraturan. “Deklarasi Aksi Para Pihak Laut Tiongkok Selatan” yang ditandatangani pada tahun 2002 telah menegakkan “peraturan Laut Tiongkok Selatan”. Konsultasi tentang “Patokan Aksi Laut Tiongkok Selatan” akan menyempurnakan lebih lanjut jaminan sistem perdamaian dan kestabilan Asia-Pasifik, sementara menemukan jalan pembenahan maritim yang berkepribadian Asia. Keamanan negara-negara dan rakyat di sepanjang pantai Laut Tiongkok Selatan perlu diperhatikan terlebih dahulu, kerja sama merupakan cara utama untuk menjamin dan mendorong keamanan, berbagai negara seharusnya bersatu hati untuk menjamin dan mendorong keamanan melalui kerja sama. Masalah Laut Tiongkok Selatan yang dibahas antara Tiongkok dan negara-negara ASEAN berbeda maknanya dengan “masalah Laut Tiongkok Selatan” yang diusulkan oleh Amerika Serikat. Masalah Laut Tiongkok Selatan tidak seharusnya tidak dijadikan sebagai alat pengekang strategis oleh negara-negara besar di luar Laut Tiongkok Selatan terhadap Tiongkok. Negara-negara di luar Laut Tiongkok Selatan perlu memainkan peranan konstruktif untuk perdamaian dan kestabilan regional, tetapi bukan menjadi sumber keguncangan yang merusak perdamaian dan kestabilan Laut Tiongkok Selatan. Tiongkok akan tetap mempertahankan penyelesaian pertikaian melalui dialog dan konsultasi, mempertahankan interaksi melalui penyusunan peraturan, mempertahankan perkembangan bersama melalui kerja sama yang saling menguntungkan, mendorong pembentukan komunitas senasib manusia, memberi kontribusi baru untuk keamanan jangka panjang Laut Tiongkok Selatan dan kemakmuran bersama di kawasannya.
Direktur Pusat Penelitian Strategis dan Keamanan Internasional Universitas Tsinghua, Fu Ying, Presiden Akademi Laut Tiongkok Selatan, Wu Shicun dan Pendiri CSIS Indonesia, Wanandi serta para wakil pada umumnya berpendapat, topik laut Asia-Pasifik sedang mengalami perubahan rumit dan mendalam. Berbagai pihak terkait seharusnya meningkatkan kesepahaman melalui dialog, mendorong perdamaian dengan kerja sama, saling menghormati dan saling menaruh perhatian atas kepentingan masing-masing, bekerja sama di bidang-bidang pengontrolan situasi dan pemeliharaan sumber perikanan, mendorong perancangan konsultasi “Patokan Aksi Laut Tiongkok Selatan” dan peraturan lainnya, bekerja sama untuk membina tata tertib maritim untuk keamanan umum dan kemakmuran bersama.