Sebagai kota pertanian, Chongqing menghadapi kesulitan dalam mempercepat pendorongan strategi pembangkitan kota dan desa, serta perjuangan melawan kemiskinan. Sebagai kota karakteristik periode pertama di Tiongkok, kota Linshi, distrik Fulin, Chongqing sedang mencoba melakukan berbagai cara untuk membangkitkan kembali ekonomi mereka, dan ekonomi rakyat sipil adalah salah satu caranya. Kota anggur merah adalah salah satu contohnya. Objek wisata di kota ini bebas tiket masuk, program hiburan yang paling murah di sini hanya 2 Yuan, dan yang paling mahal adalah 15 Yuan. Semua program hiburan yang harus membayar hanya membutuhkan 68 Yuan saja. Para pedagang pun dapat berjualan di sini tanpa biaya sewa. Satu-satunya syarat yang diminta ialah tidak boleh menipu dan menerapkan harga tertinggi. Pasar di luar objek wisata ini tergolong stan sementara yang disediakan untuk warga desa sekitar tanpa biaya sewa.
Supermaket anggur merah di tempat ini sangat terkenal, 5 ribu lebih jenis anggur impor berasal dari Australia, Perancis, dan Selandia Baru. Yang paling murah adalah 14,8 Yuan 1 botolnya. Menurut kabar, pemilik supermaket anggur ini adalah sebuah perusahaan produksi pintu keamanan yang menggunakan kontainer untuk mengekspor produk ke luar negeri. Sementara itu, perusahaan ini mempunyai jalur suplai anggur langsung, sehingga harganya relatif rendah.
Biasanya, dalam objek wisata, harga makanan dan minuman relatif tinggi, tapi di sini terdapat bufet yang harganya 10 Yuan saja untuk setiap orang dengan jenis lauk pauk yang banyak hingga mencapai 30 jenis.
Selain makanan dan minuman yang murah, harga penginapan di sini pun rendah. Sebuah kamar single bed dengan harga 28 Yuan saja 1 malam dengan dilengkapi AC, TV dan kamar mandi.
Kini, tempat ini telah dikunjungi oleh 1 juta orang lebih dan menyediakan 1000 lowongan pekerjaan.