Bapak Tahir dalam artikel yang dimuat di harian Guojiribao kemarin (25/11) menghimbau masyarakat Tionghoa sedunia untuk bersatu padu dalam mendukung pemerintah Hong Kong, menindak keras perusuh, mendukung tegas pendirian pemerintah Tiongkok, tidak memperkenankan siapa pun yang mengintervensi kedaulatan Tiongkok.
Dalam artikel tersebut Tahir mengatakan dirinya sebagai warga Indonesia keturunan Tionghoa, merasakan terhina oleh segelintir sampah masyarakat Hong Kong. Mereka membajak warga biasa dengan menggunakan ideologi, berobrolan tentang kebebasan dan demokrasi, namun menolak pendapat pihak lainnya, bahkan melemparkan bom molotov ke pengadilan dan warga biasa yang berdebat dengan mereka.
Tahir mengatakan, perbuatan Parlemen dan Senat AS yang meluluskan apa yang disebut hukum HAM dan demokrasi Hong Kong merupakan “menertawakan”. Dikatakannya, sebagai warga Indonesia keturunan Tionghoa, juga orang yang berhati nurani, dia mau menanyakan “pembela demokratis” negara-negara Barat, kalau orang berani membakar Gedung Putih, Pentagon, gedung Parlemen AS, bagaimana reaksi polisi AS. Kalau ada orang yang berani meletakkan penghalang di jalan, merusak fasilitas publik, memukul bahkan melemparkan bom molotov ke warga biasa, apakah polisi AS juga akan membiarkan kekejaman serupa?
Tiongkok sama sekali tidak memperkenankan campur tangan negara manapun dalam urusan negaranya, memelihara kepentingan kedaulatan negara merupakan pertanggungjawaban dan kewajiban bagi setiap warga Tiongkok.
Tahir dalam artikelnya menghimbau masyarakat Tionghoa sedunia, bersatu padu, mendukung pemerintah Hong Kong untuk menindak keras para perusuh, menjaga keselamatan jiwa dan harta benda masyarakat, memulihkan tata tertib ekonomi dan sosial yang normal, mendukung tegas pendirian pemerintah Tiongkok, tidak memperkenankan siapa pun untuk mengintervensi kedaulatan Tiongkok, warga Hong Kong hendaknya berdiri tegak dan bersama-sama menjaga kemakmuran ekonomi Hong Kong.
