Perdana Menteri Penjabat Malaysia Mahathir Mohamad menyampaikan pidato via televisi kepada rakyat Malaysia, di mana dia meminta maaf kepada warga negara Malaysia atas kekacauan situasi politik yang dihadapi negerinya. Hal tersebut merupakan pertama kalinya Mahathir menyampaikan pidato terbuka setelah terjadinya krisis politik di Malaysia.
Sesudah minta maaf, Mahathir sempat menjelaskan sebab peletakan jabatannya bahwa dia tidak berhasrat kepada kekuasaan melainkan berharap kekuasaan dapat digunakan demi kepentingan negara.
Dikatakan oleh Mahathir bahwa, partai politik di mana dia bergabung mundur dari Pakatan Harapan yang berkuasa mengakibatkan reruntuhan pemerintah, tapi dia tidak berharap bergandengan tangan dengan partai oposisi untuk membentuk pemerintah koalisi, dirinya juga tidak akan bertindakan sederhana hanya untuk menghiburkan warga negara, dia dengan sungguh-sungguh berharap mengambil keputusan yang bermanfaat bagi kepentingan negara. Diumumkannya pula bahwa dia akan mencoba membentuk pemerintah koalisi lintas partai politik.
Setelah pidato yang disampaikan Mahathir, salah seorang pemimpin penting dalam Pakatan Harapan, Anwar di depan jumpa pers mengumumkan, Pakatan Harapan tidak menerima usulan pembentukan pemerintah koalisi lintas partai politik, melainkan mencalonkan dirinya sebagai perdana menteri baru.
Mahathir dan Anwar mendirikan Pakatan Harapan dengan sukses mengalahkan Barisan Nasional yang sudah berkuasa lebih dari 50 tahun beruntun di Malaysia dalam pemilihan umum ke-14 Malaysia yang diadakan pada Mei 2018. Sebelum pemilu tersebut Mahathir dan Anwar pernah mencapai kesepakatan yaitu menyerahkan jabatan perdana menteri kepada Anwar setelah Mahathir menjabat perdana menteri Malaysia sampai dua tahun. Sesudah berkuasa, partai politik mereka masing-masing terlibat dalam persengketaan seputar masalah penanggalan akurat penyerahan jabatan perdana menteri tersebut.
Tanggal 24 Februari lalu, Kantor Perdana Menteri Malaysia dalam pernyataannya mengatakan, Perdana Menteri Mahathir sudah mengajukan permohonan peletakan jabatan kepada Yang Dipertuan Agong-Kepala Negara Malaysia yang sudah setuju peletakan jabatan Mahathir dan mengangkat dia sebagai perdana menteri penjabat.
Tak lama kemudian, panggung politik Malaysia terus mengalami guncangan, kekuatan berbagai pihak terlibat dalam perebutan kekuasaan. Pemimpin tertinggi memutuskan untuk mengadakan pertemuan satu demi satu dengan anggota parlemen mulai dari tanggal 25 hinggai 26, untuk mendengarkan usulan calon perdana menteri dan anjuran politik mereka supaya memutuskan siapa yang akan dicalonkan sebagai perdana menteri baru atau membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum. Sejauh ini pertemuan sudah berakhir, tapi keputusan masih belum diumumkan oleh Yang Dipertuan Agong.
