Yayasan Kanak PBB (UNICEF) hari Senin kemarin (27/7) mengatakan, berhubungan dengan dampak sosial dan ekonomi yang diakibatkan pandemi covid-19, anak-anak dengan usianya di bawah lima tahun (balita) yang mengalami gejala lemah dan kurus mungkin akan mencapai 6,7 juta orang, bahkan terancam kondisi malnutrisi.
Data UNICEF menunjukkan, sebelum wabah covid-19 merebak, pada tahun 2019,anak-anak yang mengalami gejala lemah dan kurus sebanyak 470 juta orang. Jika tidak selekasnya mengambil tindakan, angka ini mungkin akan mencapai 53,7 juta orang.
Hasil penelitian menunjukkan, separo anak-anak itu tinggal di Asia Selatan, sisanya yang kurang lebih 30 persen tinggal di bagian sebelah selatan Sahara, Afrika. Anak-anak balita yang tinggal di negara yang pendapatnya di level menengah dan rendah mungkin akan meningkat sampai 14,3 persen, dan mengakibatkan jumlah kematian anak-anak bertambah lebih dari 10 ribu orang.
Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta H Fore mengatakan, wabah mengakibatkan meningkatnya kemiskinan dan kekurangan bahan pangan di sejumlah daerah, pelayanan nutrisi yang pokok dan rantai pasokan terputus, harga bahan pangan meningkat dengan tajam, sehingga kualitas makanan dan minuman untuk anak-anak menurun dan indeks malnutrisi terus meningkat.