Pada tahun-tahun belakangan ini, usaha kereta api cepat Tiongkok mengalami perkembangan pesat yang mengagumkan dan lama kelamaan sudah menjadi “kartu nama” atau ikon Tiongkok. Proyek jalan kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan perusahaan Tiongkok dengan kerja sama dengan konsorsium perusahaan Indonesia selalu menjadi sorotan masyarakat karena merupakan jalur kereta api cepat pertama yang dibangun berbasis teknologi Tiongkok secara utuh. Beberapa hari yang lalu, pembangunan proyek KA Jakarta-Bandung mencapai terobosan yang signifikan, di mana rel kereta api buatan Tiongkok beserta teknologi pemasangannya diekspor Tiongkok ke Indonesia. Hal itu diharapkan dapat mendorong kerja sama Indonesia dan Tiongkok dalam pembangunan bersama Inisiatif Sabuk dan Jalan.
Pada 28 November waktu setempat, sebuah rel kereta api sepanjang 50 meter perlahan-lahan diangkut ke sebuah kapal kargo dalam sebuah upacara meriah yang digelar di dermaga Fangchenggang, Teluk Beibu, Guangxi. Rel-rel seberat 37,9 ribu ton tersebut akan diangkut ke Indonesia dalam lima kali pelayaran untuk pembangunan jalan KA Jakarta-Bandung. Dalam upacara tadi hanya 8,8 ribu ton rel yang akan diangkut kapal kargo tersebut ke Indonesia. Diperkirakan kapal akan tiba di pelabuhan Cilacap setelah berlayar selama setengah bulan. Pelayaran perdana dengan muatan rel utuh Tiongkok tersebut menandai pembangunan proyek KA Jakarta-Bandung tak lama lagi akan memasuki tahap pemasangan rel jalur, juga menandai Tiongkok menjadi salah satu negara yang bisa mengekspor rel baja berukuran panjang.
Kereta api cepat Tiongkok terkenal di dunia karena “standar Tiongkok” yang diterapkan dalam pembuatan rel baja. Rel yang akan digunakan untuk proyek KA Jakarta-Bandung dikembangkan oleh Grup Pangang (Panzhihua Iron & Steel Group) yang merupakan salah satu perusahaan raksasa Tiongkok dalam pembuatan rel jalur kereta api cepat. Rel-rel yang diekspor ke luar negeri menerapkan standar kecepatan maksimal 350 kilometer per jam. Teknologi pengelasannya untuk pertama kali menerapkan standar Tiongkok. Rel-rel yang diangkut ke Indonesia sudah lulus dari pengawasan dan pemeriksaan kualitas. Fungsi dan mutunya terjamin mencapai taraf kelas satu dunia.
Ekspor rel buatan Tiongkok secara utuh ke Indonesia dengan moda angkutan kapal telah mencerminkan “kecerdasan Tiongkok” dalam pengangkutan rel berukuran panjang. Sebelumnya Tiongkok berkali-kali mengirim tim ahli ke Indonesia untuk melakukan survei ke lokasi pembangunan KA Jakarta-Bandung. Mereka terus menggodok skema pengangkutan rel yang sesuai dengan geologi, iklim dan layanan logistik sepanjang jalur KA Jakarta-Bandung. Skema pengangkutan rel tersebut akan dilakukan dengan solusi layanan terpadu satu pintu yang sesuai dengan kapasitas bongkar muat pelabuhan Cilacap serta lalu lintas darat sepanjang jalan pengangkutan. Rel-rel berukuran 100 meter yang akan diekspor ke Indonesia sudah berturut-turut diangkut ke Fangchenggang, Guangxi dan sebelum dimuat ke kapal akan dipotong-potong menjadi rel sepanjang 50 meter. Kini proyek renovasi dan revitalisasi pelabuhan Cilacap sudah dirampungkan dan siap melakukan bongkar muat rel-rel tersebut.
Jalan KA Jakarta-Bandung yang dibangun bersama oleh Tiongkok dan Indonesia memiliki jarak tempuh sepanjang 142,3 kilometer, merupakan jalan kereta cepat pertama di Asia Tenggara dengan kecepatan maksimum menurut rancangan 350 kilometer per jam. Proyek tersebut diperkokoh dan dikonfirmasi oleh para pemimpin dari kedua negara Tiongkok dan Indonesia, merupakan proyek simbolis dalam pembangunan Sabuk dan Jalan serta proyek strategis Indonesia.
Tiongkok dan Indonesia adalah mitra kerja sama penting dalam pembangunan Sabuk dan Jalan. Pembangunan jalan KA Jakarta-Bandung memiliki arti yang menjangkau jauh baik bagi Tiongkok maupun Indonesia. Proyek itu setelah diselesaikan akan menciptakan lebih banyak lowongan kerja di Indonesia, meredakan tekanan lalu lintas jurusan Jakarta-Bandung sehingga akan memudahkan perjalanan masyarakat setempat. Di samping itu, jalan KA Jakarta-Bandung diharapkan akan mempercepat pembangunan Koridor Ekonomi Jakarta-Bandung, mendorong perkembangan ekonomi dan sosial Indonesia.
Ekspor rel-rel Tiongkok ke Indonesia kali ini akan memberikan tenaga pendorong yang kuat bagi pembangunan bersama Sabuk dan Jalan, serta mendorong kedua negara “melintas stabil dan jauh di jalur pembangunan berkualitas tinggi”.
