Bali, Destinasiku Seusai Pandemi

2021-03-03 13:28:07  

Bali, Destinasiku Seusai Pandemi

(Dilukis Nining di Nusa Dua Beach pada 19 Februari 2021)

Baru-baru ini, dalam pemilihan tempat resort tersohor di seluruh dunia yang disponsori TripAdvisor tahun 2021, Pulau Bali berhasil meraih gelar peringat pertama “destinasi popular – sedunia” dalam penghargaan “Travelers’ Choice 2021, Best of the Best”. Ketika membaca berita ini, saya berpikir “Itu benar-benar Pulau Bali yang selalu saya rindukan”. Saya ingin pertama-tama menuju Bali seusai pandemi.

Bali, Destinasiku Seusai Pandemi_fororder_185152729

Selama lebih dari setahun penanggulangan wabah menjadi normal baru, sebagai seorang warga Beijing yang berdisiplin, saya sudah lama kelamaan terbiasa memasak di rumah, menonton film melalui internet dan melakukan komunikasi secara virtual… Dalam proses itu saya semakin menyadari bahwa masih ada hal yang tak dapat diganti dengan cara “tak langsung”, misalnya merangkul alam, menghayati kebudayaan dan merasakan persahabatan.

Bali, Destinasiku Seusai Pandemi_fororder_462419179

Tidak begitu banyak destinasi pariwisata luar negeri bagi saya,  tapi saya  sudah 5 kali ke Pulau Bali. Pulau Bali pernah merupakan tempat pariwisata yang dapatdikunjungi kapan saja bagi warga Beijing, bebas visa, penerbangan langsung dan tak ada perbedaan waktu, semua itu membikin perjalanan ke Bali sangat wajar. Akan tetapi, sesudah wabah Covid-19 merebak, saya baru merasakan hal yang dulu gampang bagi kita itu kini menjadi sulit. Selama setahun ini, ketika saya berpikir destinasi yang paling ingin dikunjungi seusai pandemi , di luar dugaan, itu bukan daerah yang saya tak pernah kunjungi melainkan   Bali yang sudah 5 kali saya kunjungi. Ketika Bali dinilai sebagai destinasi yang paling popular, saya tahu ada banyak orang berpikir seperti saya, dan di dalamnya pasti ada banyak wisatawan Tiongkok. Sedangkan, Pulau Bali pasti juga sangat  rindu pada kita yang pernah ramai-ramai berkunjung ke sana.

Bali, Destinasiku Seusai Pandemi_fororder_1218089360

Hubungan Tiongkok-Indonesia bersejarah lama. Pada zaman kuno, Jalur Sutra mengaitkan kedua negara kita, dan sekarang, Jalur Sutra Maritin Abad ke-21 menjalin kedua negara sebagai komunitas senasib sepenanggungan. Wabah sulit memotong persahabatan kedua negara, malah membikin rakyat kedua pihak semakin menantikan hari bertemu, dan hari itu tidak lama lagi.

Bali, Destinasiku Seusai Pandemi_fororder_517240187

Pertama, “bertemu kembali” adalah harapan bersama rakyat kedua negara yang mencintai kehidupan. Meskipun menanggapi himbauan pemerintah untuk “stay home”, tapi kita selalu menantikan dapat ke luar untuk memeluk alam dan memeluk sahabat. Justru seperti yang dikatakan  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Uno, “Walaupun saat ini kita belum dapat bertemu, namun jangan  berhenti bermimpi untuk berwisata.” Menurut statistik Kemenparekraf Indonesia, negeri seribu pulau itu pada 2019 totalnya menerima 2 juta 72 ribu wisatawan Tiongkok. Wabah membikin impian 2 juta orang itu tak dapat diwujudkan untuk sementara, tapi juga memungkinkan keinginan itu bertambah besar. Rakyat kedua negara saling mendukung, saling menyumbangkan masker dan memberi semangat selama penanggulangan wabah, dan kita selalu katakan “semoga berjumpa kembali secepatnya”.

Bali, Destinasiku Seusai Pandemi_fororder_1283712058

Kedua, rakyat kedua negara memiliki kebutuhan obyektif untuk “berjumpa kembali”. Presiden Joko Widodo mengatakan, pandemi mengakibatkan dua krisis, krisis kesehatan dan juga krisis ekonomi”. Tiongkok dan Indonesia saling membutuhkan dan juga tak pernah mengendurkan peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan. Dubes Indonesia untuk Tiongkok sangat jelas bahwa komunikasi tatap muka itu lebih efektif, maka aktif mewakili pedagang Indonesia yang tak dapat datang di Tiongkok itu mempromosi produknya di berbagai  kesempatan di Tiongkok. Banyak karyawan perusahaan Tiongkok di Indonesia itu juga tak ingin mengambil jalur komunikasi jarak jauh secara virtual, tak sempat pulang ke tanah air selama wabah melainkan berjaga di pos kerjnya di Indonesia. Saya masih ingat kali pertama ketika saya makan buah duku, sudah lama tak mencicipi, dan lebih-lebih makan kelapa di bawah pohonnya rasanya jauh lebih asyik daripada di Beijing.

Bali, Destinasiku Seusai Pandemi_fororder_1660075997

Ketiga, pemerintah kedua negara telah melakukan banyak hal demi memungkinkan “bertemunya kembali”. Untuk bersolidaritas melawan wabah, pemimpin kedua negara berkali-kali mengadakan pembicaraan telepon, para menteri mengadakan pertemuan, kedua negara aktif berbagi informasi tentang virus dan pengalaman penanggulangan wabah, saling menyumbangkan material dan juga mengembangkan kerja sama litbang. Menurut pakar, kini salah satu cara penting untuk melawan wabah adalah melakukan vaksinasi di semakin banyak negara. Tiongkok dan Indonesia justru sedang berbuat demikian. Sebagai dua negara besar populasinya, vaksinasi untuk semua warga masih membutuhkan waktunya, tapi keputusan pemerintah dan koordinasi rakyat memungkinkan kita berkeykinan penuh. Ketika kedua negara menyelesaikan vaksinasi untuk seluruh rakyat, mungkin kita lebih mendekati hari bertemu kembali.

Bali, Destinasiku Seusai Pandemi_fororder_1727260136

Rakyat kedua negara bagaikan dua magnet yang dipisahkan secara paksa oleh pandemi, akan segera bersatu begitu pandemi diatasi. Banyak orang menantikan suatu hari dapat mengunjungi Bali, banyak orang sedang merencanakan sebuah acara pernikahan ke sana. Saya sudah berjanji bertemu kembali dengan teman-teman Indonesia seusai pandemi, karena yang sangat saya rindukan bukan hanya Pulau Bali juga sahabat-sahabat saya di Indonesia.

(Nining)

Bali, Destinasiku Seusai Pandemi_fororder_2122893156

马宁宁