Presiden Amerika Serikat Joe Biden hari Rabu lalu (23/5) memerintahkan badan intelijen untuk menyelidiki asal usul virus penyebab pandemi COVID-19, untuk memahami apakah virus itu berasal dari alam atau kebocoran laboratorium. Laporan investigasi diharuskan selesai dalam waktu 90 hari. Ia mengatakan pula bahwa AS akan terus bekerja sama dengan mitra-mitranya dan mendesak Tiongkok untuk ikut serta dalam penyelidikan internasional.
Melacak asal usul virus adalah masalah sains, mengapa harus melibatkan staf intelijen? Pelacakan asal usul virus di Tiongkok sudah berakhir, mengapa masih harus “mendesak”? Terungkaplah niat pemerintah AS yang bersikeras mempolitisasi pandemi COVID-19. Mau tak mau masyarakat teringat pada tingkah laku pemerintah George Bush pada masa lalu yang memaksa badan intelijen untuk menemukan bukti adanya senjata massal di Irak. Sama halnya seperti kali ini, tindakan itu adalah investigasi “asas praduga bersalah”.
Seperti yang diketahui umum, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan bersama penyelidikan asal usul virus Corona yang dirilisnya bersama dengan Tiongkok pada akhir Maret lalu sudah mengonfirmasi bahwa virus COVID-19 “mustahil” menular pada manusia melalui kebocoran laboratorium. Pemerintah Donald Trump waktu itu dihujani kritik seluruh masyarakat karena tingkah lakunya yang menimpakan kesalahan kepada orang lain. Mengapa pemerintah Joe Biden kembali membuka luka lama ini, bahkan mengancam sejumlah tokoh profesional untuk berpartisipasi dalam hal ini?
Di satu pihak, sejumlah orang AS salah memahami situasi penanganan wabah saat ini dan mengira bahwa pandemi sudah mendekati titik akhir seiring dengan vaksinasi massal terhadap masyarakat. Mereka takut untuk diusut tanggung jawabnya atas kelalaian menangani wabah dan lantas mengulangi taktik lamanya dengan sengaja menggembar-gemborkan teori “kebocoran laboratorium”. Maksudnya adalah mengarahkan mata tombaknya kembali ke laboratorium Wuhan untuk dijadikan “kambing hitam” demi menutupi kesalahannya dalam menangani pandemi dalam negeri.
Di pihak lain, Biden memerintahkan badan intelijen menyelidiki asal usul virus Corona tentunya tak terpisahkan dari strateginya yang memandang Tiongkok sebagai “saingan terberat” bagi AS. Sekarang, baik Partai Demokrat yang berkuasa maupun Partai Republik yang merupakan oposisi saling tidak mau mengalah dalam unjuk giginya kepada Tiongkok, dan menjadikan sikap keras itu sebagai ikhtiar untuk memperoleh dukungan para pemilih. Di latar belakang atau ekosistem politik yang seburuk itulah, pemerintah Demokrat nyata sekali ingin memberikan nilai tambahan dalam hal memfitnah Tiongkok.
Manipulasi politik tersebut berarti sejumlah orang AS masih belum menarik pelajaran dari kesalahan lalu dan masih terus melekat pada tingkah lakunya yang anti sains sehingga memberikan kendala serius terhadap kerja sama internasional dalam penanganan pandemi COVID-19.
Jika dikuak secara mendalam, bukankah ini adalah kepincangan sistem politik ala AS yang berdasarkan “egoisme ekstrem”?
Jauh pada Maret 2020, mantan Direktur CDC AS Redfield mengakui bahwa sejumlah kasus Kematian influenza pada September 2020 terbukti meninggal karena penyakit COVID-19. Kapan pasien nol atau kasus pertama COVID-19 di AS muncul? Inilah tugas nomor wahid dalam tahap kedua penyelidikan asal-usul virus secara global.
Selain itu, laboratorium biologi rahasia dan misterius yang tersebar di dalam dan luar negeri AS masih menjadi teka-teki seluruh dunia, seperti ditutupnya laboratorium Detric Port di Maryland AS secara mendadak pada Juli 2019. Tak lama setelah itu, terungkaplah penyebaran “penyakit akibat rokok elektrik atau vape” di sebuah komunitas di negara bagian Virginia, yang jarak tempuhnya dengan mobil hanya satu jam dari laboratorium Detric Port. Yang patut diperhatikan ialah gejala klinis pada para penderita sangat mirip dengan gejala yang terdeteksi pada para penderita COVID-19. Bukankah fenomena yang aneh itu harus dimasukkan dalam daftar penyelidikan asal usul virus Corona secara global?
Selain itu, ratusan laboratorium biologi yang tersebar di luar wilayah AS, keamanannya lebih mengerikan. Harian US Today pernah memberitakan, sejak 2003, di laboratorium AS terjadi ratusan insiden kebocoran mikrobiologi yang vital. Bahaya-bahaya apa saja yang sudah ditimbulkan kebocoran tersebut terhadap keamanan kesehatan publik? Mereka seharusnya juga dijadikan fokus penyelidikan asal usul virus Corona tahap selanjutnya.
Dalam hal-hal penting seperti mana yang salah dan mana yang benar, AS sebaiknya tidak berangan-angan untuk bisa membaurkan atau mengelabui opini umum, mustahil bagi AS untuk melemparkan tanggung jawabnya kepada negara lain. Kapan AS dapat mencontoh Tiongkok dan menyampaikan undangannya kepada WHO untuk melakukan investigasi terkait asal usul virus corona di negaranya? AS berhutang sebuah jawaban kepada seluruh dunia.