Dalam sebuah artikel yang dimuat di situs web resmi PBB hari Kamis kemarin (1/7), PBB mengimbau berbagai negara untuk secara setara mengakui semua vaksin covid-19 yang telah diverifikasi oleh WHO, saat berbagai negara mengizinkan pengunjung asing yang sudah menerima vaksinasi covid-19 masuk ke wilayahnya, semua vaksin covid-19 yang diverifikasi WHO hendaknya diakui dengan setara.
Dilaporkan bahwa sistem aksesibilitas vaksin covid-19 (COVAX) dibentuk berdasar prinsip aksesibilitas vaksin covid-19 yang adil, untuk melindungi kesehatan rakyat berbagai tempat di dunia. Hal tersebut berarti melindungi keselamatan jiwa dan kehidupan, termasuk kemampuan untuk melakukan perjalanan dan perdagangan. Seiring dengan kunjungan dan aktivitas lainnya yang sedang pulih normal secara bertahap di sejumlah daerah, organisasi COVAX mendesak semua daerah, negara dan pemerintah untuk mengakui semua vaksin yang diverifikasi dan diratifikasi oleh WHO dengan setara saat menentukan siapa saja yang dapat melakukan kunjungan atau berpartisipasi dalam aktivitas.
“COVAX” berpendapat, jika penerima vaksin yang berbeda diperlakukan secara berbeda, akan mengakibatkan munculnya sistem ganda, dan lebih lanjut memperbesarkan kesenjangan vaksin global, serta mengintensifkan ketidaksetaraan yang sudah terjadi di bidang distribusi vaksin Covid-19. Hal tersebut akan memicu dampak negatif terhadap pemulihan ekonomi yang mengalami hantaman paling serius.
Ditunjukkan dalam laporan tersebut bahwa tindakan ketidaksetaraan terhadap vaksin yang diverifikasi akan melemahkan keyakinan masyarakat terhadap vaksin. Vaksin yang diverifikasi sedang menolong nyawa, dan sudah terbukti aman dan efektif. Tindakan serupa telah mempengaruhi vaksinasi, dan mungkin membahayakan miliaran orang di dunia. Pada saat masyarakat internasional berupaya memulihkan perdagangan, bisnis dan pariwisata, hal tersebut akan berperan negatif pada aspek psikologi maupun konsekuensinya.
COVAX mengapresiasi negara-negara yang mengakui semua vaksin yang diverifikasi WHO serta menunjukkan komitmennya terhadap keadilan dan keamanan. WHO mengimbau negara dan daerah lain di dunia untuk melakukan hal yang sama.
Vaksin yang telah dimasukkan ke dalam daftar penggunaan darurat WHO antara lain adalah vaksin BioNtech, vaksin Astra Zeneca-SK Bio, vaksin SII India, vaksin AstraZeneca (UE), vaksin Janssen, vaksin Moderna, vaksin Sinopharm dan vaksin Sinovac.