Tanggal 23 adalah Hari Peringatan Internasional Perdagangan Budak Kulit Hitam dan Penghapusannya yang ditetapkan oleh PBB. Yang ironis adalah AS sebagai “Penyelundup Manusia” baru-baru ini menerbitkan apa yang disebut sebagai “Laporan Perdagangan Manusia” Tahunan, mencantumkan dirinya sendiri ke dalam “Daftar Penampilan Terbaik”, sekali lagi memainkan standar ganda yang menjijikkan.
Perbudakan dan Perdagangan Budak adalah tindakan pelanggaran HAM terburuk dalam sejarah manusia.
Perdagangan budak kulit hitam adalah dosa asal penjajah, seharusnya tidak dilupakan. Yang menyedihkan ialah sejarah perdagangan budak selama ratusan tahun ini telah memasukkan pengabaian HAM dan diskriminasi ke dalam gena AS, sehingga menjadi penyakit sistemik yang sulit dihilangkan.
Yang mengejutkan ialah, gejala perdagangan manusia dan pemaksaan kerja sekarang tetap terjadi di wilayah AS, dan etnis minoritas lebih mudah menjadi korbannya.
Sejumlah besar korban diantarkan ke “Sweatshop” atau diperbudak” di rumah orang. Fakta yang mengerikan ialah baik perdagangan manusia maupun pemaksaan kerja, data yang diungkapkannya barangkali hanyalah sebagian kecil saja, hantu sistem perbudakan tetap membayangi negara yang mengklaim diri sendiri sebagai “Suar HAM” itu.
Catatan HAM AS yang sangat buruk memalukan moto di dalam Deklarasi Kemerdekaan AS, yaitu “Semua orang diciptakan sama derajat”. Apa yang disebut sebagai “hakim HAM” itu seharusnya mengadili diri sendiri duluan, dan sama sekali tidak berhak main tuding terhadap negara lain.