Pupus Impian Atlet Wanita Aghanistan untuk Paralimpiade Tokyo

2021-08-25 10:18:46  

Paralimpiade Tokyo akan digelar sejak tanggal 24 Agustus sampai tanggal 5 September. Atlet para-taekwondo Afghanistan Zakia Khudadadi yang berusia 23 tahun awalnya diharapkan menjadi atlet wanita pertama yang mengikuti paralimpiade dalam sejarah Afghanistan, namun karena tegangnya situasi Afghanistan, Kontingen Afghanistan memastikan untuk membatalkan partisipasinya dalam Paralimpiade Tokyo. Dengan demikian, impian paralimpiade Zakia Khudadadi pun pupus.

Zakia Khudadadi lahir dengan cacat fisik lengan kanan bunting. Terinspirasi oleh Rohullah Nikpai, peraih medali perunggu Olimpiade pertama dalam sejarah Afghanistan, dia mulai belajar Taekwondo.

Meskipun kekurangan dukungan dana dan kondisi pelatihan sangat sederhana, tapi kerja kerasnya membuahkan hasil, Zakia lulus kompetisi kualifikasi Paralimpiade Tokyo, dan berencana tiba di Tokyo pada tanggal 17 Agustus.

Akan tetapi, pada tanggal 15 Agustus waktu setempat, Taliban Afghanistan memasuki Kabul, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meletakkan jabatannya dan meninggalkan Afghanistan, dan situasi Afghanistan mengalami perubahan yang sangat besar. Kemudian, Komite Paralimpiade Internasional mengumumkan bahwa tim nasional Afghanistan tidak akan mengikuti Paralimpiade Tokyo karena situasi Afghanistan yang kian menegang.

Pupus Impian Atlet Wanita Aghanistan untuk Paralimpiade Tokyo

Pada tanggal 17 Agustus, Zakia mencari bantuan melalui media sosial agar dia dapat meninggalkan Kabul dan mewujudkan impian paralimpiadenya.

Pupus Impian Atlet Wanita Aghanistan untuk Paralimpiade Tokyo

Tapi Ketua Komite Paralimpiade Internasional Andrew Parsons dalam konferensi pers online di Tokyo pada tanggal 19 menyatakan bahwa Komite Paralimpiade Internasional sulit menangani permohonan bantuan tim nasional Afghanistan.

“Saya telah menonton video permohonan bantuan Zakia Khudadadi, juga telah melihat segala yang terjadi di Afghanistan. Hal ini memupuskan impian seorang atlet, sungguh menyedihkan, benar-benar menghancurkan hatiku”, Parsons menambahkan. Komite Paralimpiade Internasional akan bekerja sama dengan kontingen Afghanistan untuk mendukung Zakia sekali lagi mengejar impiannya, termasuk kemungkinan agar dia dapat mengikuti Paralimpiade Paris pada tahun 2024.

Zakia mengatakan, walaupun tidak bisa berpartisipasi, tapi dia tidak akan menghentikan latihannya. “Untuk mencapai tempat yang kuinginkan, banyak yang aku alami, maka aku tak mau berhenti begitu saja.”

黄晓芳