Hasil Jajak Pendapat Online CGTN: Lebih Dari 80% Warganet Global Berpendapat Pemerintah AS Gagal Total di Afghanistan

2021-08-27 15:21:03  

Menjelang batas waktu penarikan pasukan Amerika Serikat(AS) untuk Afghanistan, karena Taliban telah melancarkan serangan kilat dan menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan, pasukan AS yang selama dua dekade berada di Afghanistan sempat ditarik secara dramatis dengan terburu-buru, sama seperti yang terjadi di Saigon (kota Ho Chi Minh) Vietnam dalam histori.

Wadah pemikir China Global Televison Network(CGTN) mulai tanggal 20 Agustus lalu telah membuat sebuah pemungutan suara online untuk para netizen dunia di beberapa platform medsos seperti Twitter, Youtube, Facebook, Weibo dan Wechat dengan menggunakan bahasa Mandarin, bahasa Inggris, bahasa Spanyol, bahasa Prancis, bahasa Arab dan bahasa Rusia. Terhitung hingga saat ini, terdapat 140 ribu lebih warganet global mengakses jajak pendapat kali ini dengan mengklik ‘like’, membagikan postingan dan memberi komentar.

Hasil Jajak Pendapat Online CGTN: Lebih Dari 80% Warganet Global Berpendapat Pemerintah AS Gagal Total di Afghanistan

“AS melancarkan perang Afghanistan dengan alasan anti teroris pada tahun 2001, hingga penarikan pasukan pada tahun 2021, apakah Anda menganggap AS gagal dalam perang anti teroris di Afghanistan? Mengapa?” Menanggapi pertanyaan jajak pendapat tersebut, 84,6% komentar menganggap bahwa pemerintah AS telah gagal.

Ada warganet yang mengatakan, “ini merupakan kegagalan umum AS dan dunia Barat”. Seorang warganet dengan bahasa Inggris berkomentar, “untuk memenuhi nilai keegoisan mereka, AS menghancurkan Irak, Libia, Suriah dan Afghanistan. Semua itu merupakan konsekuensi kegagalan kebijakan AS. R.I.P. kepada nyawa para korban yang tak berdosa”. Seorang warganet dengan menggunakan bahasa Prancis mengatakan, “penarikan tersebut membuktikan alasan atau motif pelancaran perang tersebut adalah palsu. Sebenarnya hegemoni AS adalah penyebab perang tersebut, dan perang ini hanya bertujuan untuk mengontrol uang gelapnya, tiada penyebab lain yang rasional, bukan bertolak dari kebutuhan pembangunan demokrasi di Afghanistan”.

Lebih dari 80% warganet di Youtube yang menggunakan bahasa Spanyol berpendapat bahwa AS telah gagal dalam perang Afghanistan. Ada warganet yang mengatakan bahwa AS barulah ancaman terbesar bagi perdamaian dunia, dan menunjukkan bahwa perang-perang yang dilancarkan AS semuanya serupa. Mereka melakukan invasi ke sesuatu negara, merampas, kemudian meninggalkannya, dan membiarkan negara sekutunya kehilangan harapan total.

Penarikan terburu-buru AS sempat mengingatkan ‘momen Saigon’ yang terjadi pada 46 tahun yang lalu. Pada tanggal 30 April 1975, tentara AS melakukan misi evakuasi darurat terhadap para staf diplomasi dari atap gedung Kedutaan Besar AS di Vietnam Selatan. Seorang warganet asal Prancis mengatakan, “lebih parah dari Vietnam, AS telah mengulangi drama yang sama, yaitu melarikan diri”.
Sejumlah besar warganet sempat mencurigai sifat perang yang dilancarkan AS di Afghanistan, dan menganggap tujuan sejatinya bukan anti teroris, juga bukan membantu rakyat setempat, melainkan perang kolonial yang dilancarkan demi kepentingan pribadi. Hasil penyelidikan PBB menunjukkan, dari tahun 2009 hingga tahun 2019, lebih dari 100 ribu warga sipil Afghanistan menjadi korban.

Terdapat warganet berbahasa Arab yang memberi komentar bahwa, apa yang dilakukan AS bukanlah memberantas terorisme, melainkan menciptakan terorisme, menghancurkan negara lain dengan alasan melindungi HAM. AS adalah ancaman terbesar bagi para negara berkembang, karena AS adalah sebuah negara yang penuh pikiran kolonialis.

Hasil Jajak Pendapat Online CGTN: Lebih Dari 80% Warganet Global Berpendapat Pemerintah AS Gagal Total di Afghanistan

‘AS turut melancarkan perang Korea Utara, perang Vietnam, perang Irak, dan perang Afghanistan pasca Perang Dunia II, apa saja akibat yang dibawa perang-perang itu bagi masing-masing negara tersebut?”, menanggapi pertanyaan jajak pendapat tersebut terdapat 81,9% warganet global berpendapat bahwa dampaknya sangat negatif, yaitu memicu kerusakan, kehancuran, kekacauan, perpecahan, kematian, depresi, penderitaan dan kebencian.

Sejumlah besar warganet mengeluhkan kekerasan tentara AS dalam perang yang dilancarkannya di seluruh dunia, dan berpendapat bahwa AS mengintervensi urusan dalam negeri negara lain dengan alasan ‘demokrasi’ dan ‘HAM’, serta merusak perdamaian dan ketenteraman negara dan daerah lain. Tak peduli di Irak, Suriah maupun Afghanistan, berbagai daerah yang diserang tentara AS hanya mengakibatkan kehancuran, kerusakan dan korban jiwa, yang ditinggalkannya adalah perpecahan bangsa, persengketaan agama dan disintegrasi sosial.

Ada warganet yang menggunakan bahasa Spanyol mengatakan, “unsur paling tidak stabil bagi dunia tentu adalah AS, mereka hanya mampu menyebar perang dan kesakitan di dunia, dan Afghanistan adalah salah satu contohnya.” Seorang warganet Rusia sempat memaparkan sejumlah masalah yang ditinggalkan tentara AS, “tanah Vietnam masih dipenuhi ranjau darat yang mengakibatkan korban jiwa warga sipil. Sejumlah besar anak mengalami cacat genetik akibat bom radiasi. Irak dihancurkan, Libia dihancurkan, dan Yugoslavia masih belum pulih dari kehancurannya.”

Hasil Jajak Pendapat Online CGTN: Lebih Dari 80% Warganet Global Berpendapat Pemerintah AS Gagal Total di Afghanistan

Pertanyaan “Menurut Anda mengapa AS adalah negara suka perang?” merupakan topik yang paling diperhatikan dalam jajak pendapat kali ini. Warganet sempat memberi analis mendalam dengan bertolak dari keadaan dan histori AS. Pendapat yang paling disepakati oleh mayoritas warganet yaitu, penyebab utama AS yang kerap melancarkan perang adalah karena pengaruh “kompleks industri militer” terhadap pengambilan keputusan negara. “Kompleks kepentingan industri militer” terdiri dari lembaga militer, industri militer, dan para anggota parlemen yang berkaitan dengan kepentingan militer serta institut penelitian strategi militer.

Ada juga warganet berbahasa Spanyol mengatakan, “salah satu bukti terkuat di AS adalah pengusaha berkuasa. Para pedagang senjata AS akan menuntut pemerintah melancarkan perang, jika tidak melancarkan perang invasi ke negara lain, senjata yang diproduksinya tidak akan dipasarkan, perusahaannya akan bangkrut karena senjatanya tidak terjual, sehingga dapat disimpulkan, siapalah sebenarnya penguasa sejati negara demokrasi”.

Terdapat warganet berbahasa Rusia menyatakan, “mereka melancarkan perang agar industri militernya dapat beroperasi normal, kemudian mengembangkan ekonominya serta merusak dan menghancurkan negara lain.” Seorang warganet berbahasa Prancis mengatakan, ”karena AS adalah sebuah negara kerajaan, setiap kerajaan membutuhkan sumber daya yang besar baru dapat beroperasi, maka dia harus merampas sumber daya dari bangsa lain yang lebih lemah dengan berbagai cara, dan cara yang paling mudah adalah ‘perang’.”

辛睿