Prajurit AS yang Melakukan Kekerasan di Bandara Kabul Kembali Menjadi ‘Pahlawan’ AS?

2021-08-31 10:32:49  

Pada tanggal 26 Agustus malam waktu setempat, di dekat Bandara Kabul, ibu kota Afghanistan terjadi dua ledakan berturut-turut sehingga ratusan orang tewas dan terluka. Korban luka-luka dalam peristiwa ledakan mengungkapkan sebuah fakta bahwa tentara AS yang ditarik dari Afghanistan secara terburu-buru membunuh orang yang tidak berdosa di Bandara Kabul. Nyawa rakyat Afghanistan yang tidak bersalah bukan hilang di tangan elemen teroris tapi oleh tembakan prajurit AS yang beralasan menyelamatkan mereka.

Akan tetapi, dalam pidato pasca peristiwa ledakan tersebut, Presiden AS Joe Biden hanya memuji prajurit AS yang mati sebagai pahlawan, dan berjanji akan melaksanakan aksi pembalasan, namun sama sekali tidak menyinggung rakyat Afghanistan yang kehilangan nyawanya, seolah-olah tidak pernah terjadi tragedi. Banyak media AS juga sedapat mungkin menggembar-gemborkan tragedi 13 prajurit AS ini, sengaja mengabaikan rakyat sipil Afghanistan yang tewas dalam serangan tersebut.

Fakta yang tak dapat dibantah ialah, tentara AS telah memasuki Afghanistan dengan identitas agresor, kekacauan di Afghanistan saat ini pun diakibatkan oleh pihak AS. Dua puluh tahun yang lalu, AS mengirim pasukannya ke Afghanistan dengan alasan anti terorisme. Sejak itulah, tanah yang telah mengalami kehancuran peperangan berkali-kali menunjukkan tragedi dunia manusia. Kali ini tentara AS melepaskan tembakan terhadap rakyat sipil di bandara Kabul dan dunia dapat lebih lanjut dengan jelas melihat bahwa mereka adalah sekelompok pembunuh yang kejam.

Nyata sekali, bagaimana pun cara AS memperindah perang agresi dan pahlawan perangnya, mereka tetap tak akan dapat menutup-nutupi kenyataan bahwa merekalah yang menciptakan malapetaka kemanusiaan pahit di Afghanistan. Hal ini sekali lagi mengungkapkan standar ganda yang diterapkan AS di bidang HAM dalam jangka panjang. Pembela HAM yang mereka sebutkan justru adalah penginjak terbesar HAM. Satu demi satu peluru tentara AS yang ditembakkan ke rakyat Afghanistan adalah bukti kuat yang terbaru. Di belakang penarikan mundur strategis yang dipersolek sebagai ‘kemuliaan dan kebanggaan’ oleh media Barat terdapat air mata, darah dan nyawa rakyat Afghanistan.

张京华