Panglima Markas Komando Senteral AS Kenneth Mckenzie hari Senin kemarin (30/8) mengumumkan, tentara AS kini telah merampungkan tugas penarikan dari Afganistan dan ini juga menandakan berakhirnya aksi militer tentara AS selama sekitar 20 tahun di Afganistan sejak serangan teroris September 11 tahun 2001. Akan tetapi, sejarah gelap pembantaian tentara AS dan sekutunya secara membabi buta di Afganistan selama 20 tahun ini mana boleh dihapuskan dengan sekata “selesai” yang gampang saja?
Warga Afganistan bernama Ahmad Afghan baru-baru ini dalam wawancara wartawan CMG mengenangkan, ledakan terjadi duluan, kemudian tentara AS melepaskan tembakan terhadap kelompok orang. Mereka benar-benar biadab dan mereka barulah elemen teroris. Sejauh ini, serangan udara di Bandara Kabul mengaibatkan ratusan orang tewas dan luka-luka.
Perkataan Ajhmed Afghan mendapat konfirmasi beberapa orang saksi mata lainnya serta sejumlah liputan media lainnya.
Meninjau kembali perang Afganistan yang dicetuskan AS selama 20 tahun ini, tak terbilang jumlah peristiwa penembakan dan serangan udara secara “keliru” tehadap penduduk sipil.
Serangan udara dan pertempuran darat yang dilancarkan dengan alasan pemberantasan teroris mendatangkan rasa sakit yang sulit dihapuskan dalam lubuk hati penduduk Afganistan yang pecah-belah keluarganya.
Selama 20 tahun yang lalu, tak pernah terputs peristiwa tewas dan luka-luka warga sipil Afganistan yang diakibatkan tentara AS. Tentara AS bahkan mengakui bahwa melukai penduduk sipil juga merupakan bagian dalam strategi militernya.
Para netizen bertanya, masih betapa banyak lagi nyawa yang akan direnggut AS sebelum penarikan mundur dari Afganistan?
Media AS pilih bungkam secara kolektif di hadapan pembantaian tentara AS secara membabi buta. Sedangkan tentara AS secara terburu-buru merampungkan penarikannya kemarin, sehari sebelum hari ini, hari terakhir batas waktu penarikan tentaranya dan meninggalkan keberantakan. Pada hari Senin kemarin,Dewan Keamanan PBB mengadakan pemungutan suara mengenai rancangan resolusi masalah Afganistan. Justru seperti apa yang ditunjukkan Deputi Wakil Tiongkok untuk PBB Geng Shuang dalam pidato penjelasannya, kekacauan di Afganistan baru-baru ini berhubungan langsung dengan penarikan keburu pasukan negara asing. Negara-negara terkait diharapkan menyadari bahwa penarikan bukan berakhirnya tanggung-jawab melainkan permulaain introspeksi dan pembetulan kesalahan.
