AS yang Sembunyikan Info Wabah harus Bertanggung jawab ke Dunia

2021-09-05 13:39:44  

Laporan penelusuran asal usul virus Covid-19 yang direkayasa badan intelijen AS selama 90 hari tidak melakukan kesimpulan yang pasti, dan hanya menuding Tiongkok “menolak berbagai info”.  Padahal, tudingan tersebut patut dilontarkan kepada AS sendiri. Menimpakan kesalahan ke Tiongkok hanyalah ulah AS yang “maling teriak maling”, apalagi AS berupaya menyembunyikan hal-hal yang dicurigai.

Sejak awal, AS menugaskan badan intelijen tapi bukan ilmuwan untuk menyelidiki asal usul virus, justru adalah manipulasi politik demi memfitnah Tiongkok. Meskipun tidak bisa menemukan bukti yang kuat, tapi “penutupan info” pun dijadikan salah satu nama kejahatan yang dipaksakan AS epada Tiongkok.

Kenyataan tak bisa  ditutup kebohongan. Pada waktu pertama Tiongkok melaporkan keadaan wabah kepada WHO, pada waktu pertama Tiongkok berbagi pemetaan genom virus dengan negara-negara dunia, pada waktu pertama Tiongkok melakukan kerja sama penanggulangan wabah internasional. Penanggung jawab WHO juga beberapa kali membantah tudingan tidak beralasan yang katanya kekurangan transparan data dari Tiongkok.

Terkait isu asal usul virus, Tiongkok selalu berpendirian transparan dan aktif berkoordinasi, Tiongkok untuk dua kali mengundang pakar WHO melakukan penelitian ke Tiongkok,  berlimkimg  ke beberapa daerah Tiongkok termasuk Institut Penelitian Virologi Wuhan. Pakar WHO menilai tinggi penerimaan Tiongkok serta transparan kerjanya. Dalam laporan penelitian WHO pada akhir Maret lalu, tim pakar WHO telah melakukan kesimpulan yang kompeten bahwa virus itu “sangat tidak mungkin” kebocoran dari lab Tiongkok.

Meninjau garis waktu wabah AS dapat menemukan bahwa jauh pada Januari 2020, dokter AS Helen Chu telah mengeluarkan peringatan dini atas wabah di AS, namun hal itu ditutupi oleh otoritas AS. Setelah itu oknum politikus AS bahkan merevisi data wabah demi mendorong pemulihan ekonomi.

Selain itu, waktu penemuan kasus pertama AS dimajukan terus, Laboratorium Fort  Detrick dan Laboratorium di The University of North Carolina pun banyak dicurigai, jumlah pasti pasien terpapar dan pasien meninggal jauh lebih tinggi dari pada angka yang diumumkan pemerintah AS, hal-hal tersebut membuktikan bahwa sejumlah orang AS sedang berupaya menutup-tutupi kenyataan wabah dan “tutup mulut” ilmuwan yang berani mengungkapkan kenyataan.

Yang aneh adalah yang buruk, dunia semakin mencatat bahwa meskipun “tuan rumah” gedung putih diganti, namun ulah penimpaan kesalahan tidak berubah, wabah telah dijadikan manipulasi politik di AS, inilah juga penyebab asli kenapa AS tidak mau mengumumkan kenyataan wabah.

陈曦